Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan jika setiap transaksi yang sudah terjadi hampir mustahil untuk diretas, karena blok baru akan ditumpuk di atas blok yang sudah ada sehingga para peretas yang ingin mengubah informasi transaksi dalam suatu blok tertentu harus merubah semua isi blok yang ada di atasnya, tentunya butuh kekuatan komputasi yang sangat besar jika ingin melakukan hal ini.
Blok dibuat oleh jaringan komputer diseluruh dunia (penambang atau node). Ribuan komputer di seluruh dunia saling bersaing untuk membuat blok dengan memecahkan algoritma yang rumit secara sistematis. Setiap penambang yang berhasil memecahkan soal dan membuat blok baru akan menerima hadiah dengan imbalan sesuai dengan kemampuan komputasinya. Sehingga pembuatan blok ini ditentukan oleh para penambang ini.
Para penambang ini berpartisipasi melalui sebuah proses yang disebut konsensus, mereka mengkonfirmasi transaksi di setiap blok dan menyimpan secara independen. Karena transaksi yang telah terjadi disimpan secara independen, maka hampir tidak mungkin untuk mengubah rincian transaksi karena setiap penambang perlu memberikan persetujuan.
Berbeda dengan sistem tradisional (otoritas terpusat) yang dilakukan saat ini, blockchain tidak mengandalkan satu komputer saja, sehingga jika peretas ingin melakukan perubahan informasi pada transaksi yang telah ada, maka peretas harus setidaknya mengendalikan 51% komputer yang ikut berpartisipasi dalam pembuatan blok tersebut.
Hubungan antara mata uang tradisional fiat, mata uang digital (Cryptocurrency) dan Blockchain
Tidak bisa dipungkiri alat pembayaran yang ada saat ini bisa dibilang hampir tidak ada calon penggantinya, sehingga pada tahun 2009 muncullah Bitcoin dengan menggunakan jaringan blockchainnya diharapkan bisa membawa kita semua kepada revolusi alat pembayaran yang baru.
Cryptocurrency adalah sebuah contoh pertama yang memanfatkan jaringan blockchain, dengan memanfaatkan blockchain dalam hal ini Cryptocurrency Bitcoin dapat melakukan transaksi keuangan atau mentransfer uang menjadi lebih aman dan transparan dibandingkan dengan menggunakan sistem tradisional saat ini.
Sayangnya, Cryptocurrency dalam hal ini Bitcoin masih memiliki beberapa kekurangan seperti volatilitas harga dan waktu pembuatan blok yang lambat. Bitcoin memiliki kekurangan volatilitas harga yang tinggi dikarenakan Bitcoin tidak dijamin dengan aset dasar apapun oleh karenanya, harga dari setiap koinnya ditentukan berdasarkan spekulasi seberapa baik kinerjanya di masa depan, dan terakhir Bitcoin dirancang untuk membuat bloknya setiap 10 menit sekali yang membatasi kemampuannya untuk meningkatkan jumlah transaksi.
Meskipun pengaturan blockchain pada Bitcoin itu sendiri tidak dapat dirubah, namun Cryptocurrency lain terus bermunculan dan membawa inovasi baru kedalam blockchainnya sehingga memungkinkan harga lebih stabil dan pembuatan blok yang cepat. Kedepannya blockchain diharapkan dapat merubah indsutri keuangan, supplay chain, crowdfunding dan industri lainnya yang ada saat ini.
Kedepannya kita semua harus bisa beradaptasi dari kehadiran blockchain terutama di bidang keuangan dan kita semua harus bisa segera masuk ke dalam dunia Cryptocurrency agar tidak tertinggal dengan negara lain yang telah terbiasa menggunakan Cryptocurrency ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H