Mohon tunggu...
Muhammad Rafi
Muhammad Rafi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Studi Kimia IPB University

Halo, Saya Muhammad Rafi seorang Mahasiswa Program Studi Kimia dari IPB University yang memiliki ketertarikan dalam hal-hal terbarukan, Seni dan Sains berbasis Ilmu Pengetahuan.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Antisipasi Dana Darurat Demi Mencapai Kesejahteraan Keluarga Sandwich

26 April 2024   19:15 Diperbarui: 26 April 2024   19:43 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mengelola keuangan keluarga sandwich bukanlah sekadar soal menghitung angka, tetapi seni dalam mengalokasikan cinta, waktu, dan sumber daya finansial dengan bijaksana untuk memastikan keberlangsungan kesejahteraan bagi semua anggota keluarga"

Berbicara mengenai quote diatas, keluarga merupakan unit terkecil dalam kelompok sosial masyarakat yang terdiri atas seorang kepala keluarga dengan beberapa orang lainnya yang masih memiliki hubungan darah. Namun di era sekarang, dikenal istilah ‘keluarga sandwich’ yang telah ramai terdengar, dimana terdapat tiga generasi dalam satu rumah tangga, yaitu lansia sebagai G1, anak sebagai G2, dan cucu sebagai G3. 

Membaca dari definisinya saja, tidak terbayangkan ya bagaimana komposisi tersebut begitu ramai dalam suatu rumah tangga? Bagaimana manajemen yang terkelola? Apa saja masalah yang sering dialami? Bagaimana strateginya? Nah untuk itu, yuk kita bahas di artikel ini!

Apa yang paling penting dalam keluarga? Yup, komunikasi.

Hubungan antar anggota keluarga sangatlah krusial. Bagaimana setiap orang dengan berbagai kepala dan pikiran yang berbeda, harus menyatukan visi misinya dalam sebuah keluarga demi mencapai kesejahteraan yang harus dirasakan oleh semua anggota, tanpa terkecuali. Ada beberapa masalah yang dihadapi oleh generasi sandwich seperti stres emosional, keterbatasan waktu dan energi, konflik prioritas, kesulitan keuangan, kesehatan dan perawatan diri, kesepian, dan ketidakpastian masa depan. Mengapa hal itu dapat terjadi? Bayangkan saja generasi sandwich harus merawat orangtua yang membutuhkan perhatian khusus sembari menjaga kebutuhan anak-anaknya. Perasaan tertekan secara emosional pasti dirasakan. 

Generasi ini juga seringkali merasa kekurangan waktu dan energi untuk menjalankan semua tanggung jawab mereka sehingga menyebabkan kelelahan fisik dan mental. Belum lagi harus membiayai kebutuhan sehari-hari keluarga sendiri dan sekaligus membiayai kebutuhan orangtua yang mungkin memerlukan perawatan khusus yang menambah tekanan keuangan. Generasi sandwich merujuk kepada mereka yang merasa tertekan karena harus menghadapi tanggung jawab merawat orang tua di satu sisi, sementara juga harus memenuhi kebutuhan keluarga dan karir di sisi lainnya. 

Permasalahan yang mereka hadapi adalah kombinasi dari tekanan finansial, emosional, dan sosial yang kompleks.

1. Tanggung Jawab Ganda

Generasi sandwich sering kali merasa terjebak di antara tanggung jawab merawat orang tua yang semakin membutuhkan perhatian dan tanggung jawab untuk menjaga kestabilan keuangan dan memenuhi kebutuhan keluarga mereka sendiri. Ini bisa menjadi dilema moral yang berat dan menimbulkan stres yang tidak terhindarkan.

2. Keseimbangan Hidup

Mereka sering kesulitan menemukan keseimbangan antara pekerjaan, kehidupan pribadi, dan perawatan orang tua. Kewajiban merawat orang tua kadang-kadang mengharuskan mereka untuk mengorbankan waktu dan energi yang seharusnya mereka alokasikan untuk diri sendiri, keluarga, atau karir mereka.

3. Isolasi Sosial

Menghadapi permasalahan ini bisa membuat generasi sandwich merasa terisolasi secara sosial. Mereka mungkin tidak memiliki waktu atau energi yang cukup untuk menjaga hubungan sosial, sehingga mengarah pada rasa kesepian dan isolasi.

4. Stres Finansial

Biaya perawatan orang tua bisa menjadi beban finansial yang besar bagi generasi sandwich. Mereka mungkin harus menghadapi penurunan pendapatan karena absen dari pekerjaan atau pengeluaran tambahan untuk perawatan kesehatan dan kebutuhan sehari-hari orang tua.

5. Kesehatan Mental

Tekanan yang berkepanjangan dari berbagai sumber dapat berdampak negatif pada kesehatan mental generasi sandwich. Stres, kelelahan, dan perasaan tidak mampu memenuhi semua tuntutan dapat meningkatkan risiko kecemasan, depresi, dan burnout.

Generasi sandwich menghadapi tekanan yang kompleks dan sering kali merasa terjebak di antara berbagai tanggung jawab. Dengan dukungan yang tepat dan perencanaan yang bijaksana, mereka dapat mengatasi permasalahan ini dan tetap menjaga keseimbangan hidup yang sehat dan berarti. Tantangan tersendiri yang dialami generasi sandwich dalam kehidupan rumah tangganya dapat berupa tantangan waktu, tantangan finansial, adanya perubahan peran dan dinamika keluarga, tantangan emosional, kesempatan untuk koneksi, pentingnya dukungan sosial

Bermacam masalah dan tantangan ini menjadi krusial dalam konteks keluarga sandwich karena tanggung jawab finansial yang kompleks. Akibatnya, sering dan banyak dari keluarga sandwich yang kesulitan mengelola keuangan, terutama perihal dana daurat. Emergency fund atau dana darurat ini menjadi dana yang harus dikumpulkan seiring waktu untuk memenuhi kebutuhan keuangan keluarga yang sifatnya darurat. Sifat darurat seperti apa? Kehilangan pekerjaan, musibah, menderita penyakit contohnya, bukankah menjadi hal yang tidak dapat diduga-duga? Disitulah peran dana darurat dibutuhkan sehingga akan sangat membantu menyejahterakan keluarga. Tentunya nanti individu atau entitas dapat membuat keputusan yang bijaksana dalam menghadapi berbagai kasus khususnya keuangan dalam keluarga. 

Terdapat beberapa alasan mengapa dana darurat sangat diperlukan untuk generasi sandwich. 

1. Persiapan untuk Masa Depan

Generasi sandwich harus memikirkan masa depan mereka sendiri, baik dalam hal persiapan pensiun maupun dalam mengantisipasi kebutuhan medis dan keuangan yang mungkin timbul seiring bertambahnya usia. Menabung adalah cara yang efektif untuk memastikan kestabilan finansial di masa depan.

2. Perlindungan dari Krisis Keuangan

Kehidupan generasi sandwich seringkali dipenuhi dengan ketidakpastian finansial, mulai dari biaya perawatan orang tua hingga mendidik anak-anak. Mempunyai tabungan yang mencukupi dapat memberikan perlindungan finansial yang penting dalam menghadapi krisis tak terduga, seperti kehilangan pekerjaan atau kebutuhan mendesak lainnya.

3. Memberikan Dukungan Lebih untuk Generasi Berikutnya

Dengan menabung, generasi sandwich dapat memberikan dukungan finansial yang lebih besar bagi generasi berikutnya, seperti membantu anak-anak membiayai pendidikan mereka atau memberikan bantuan keuangan dalam memulai hidup mandiri. Hal ini membantu menciptakan lingkungan keluarga yang lebih stabil secara finansial.

4. Mengurangi Stres Finansial

Stres finansial dapat menjadi beban tambahan bagi generasi sandwich yang sudah memiliki tanggung jawab ganda. Menabung secara teratur dapat membantu mengurangi stres finansial dengan memberikan rasa aman dan kepastian dalam hal keuangan.

5. Mendukung Kemandirian Finansial

Dengan memiliki tabungan yang cukup, generasi sandwich dapat lebih mandiri secara finansial, tidak hanya bergantung pada pendapatan saat ini atau bantuan keluarga lainnya. Hal ini memberikan kebebasan dan kontrol atas keputusan keuangan mereka sendiri.

Selain penyimpanan dana darurat, generasi sandwich perlu mengambil langkah-langkah proaktif untuk mengelola tanggung jawab keluarga dengan lebih efisien dan memutus rantai generasi sandwich. Beberapa strategi yang dapat membantu mereka dalam proses tersebut:

1. Komunikasi Terbuka

Membuka saluran komunikasi yang jujur dan terbuka dengan anggota keluarga tentang tanggung jawab dan harapan finansial dapat membantu menghindari kesalahpahaman dan ketidakseimbangan dalam pembagian beban.

2. Perencanaan Keuangan yang Cermat

Membuat rencana keuangan yang matang, termasuk anggaran untuk biaya hidup sehari-hari, tabungan untuk masa depan, dan perlindungan asuransi, dapat membantu mengelola kebutuhan finansial keluarga dengan lebih efektif.

3. Membatasi Ketergantungan Finansial

Mendorong kemandirian finansial di antara anggota keluarga, termasuk mengajarkan anak-anak untuk mengelola uang mereka sendiri sejak dini, dapat membantu mengurangi beban finansial yang ditanggung oleh generasi sandwich.

4. Memanfaatkan Sumber Daya Luar

Menjalin kerjasama dengan sumber daya luar seperti layanan perawatan lanjut, dukungan komunitas, dan bantuan keuangan pemerintah dapat membantu mengurangi beban tanggung jawab keluarga yang ditanggung secara pribadi.

5. Merencanakan Pensiun dengan Baik

Memiliki rencana pensiun yang matang dan berinvestasi secara cerdas untuk masa pensiun dapat membantu generasi sandwich untuk merencanakan masa depan mereka tanpa harus terus-menerus bergantung pada pendapatan saat ini.

6. Menetapkan Prioritas yang Jelas

Mengidentifikasi prioritas keluarga yang jelas, baik dalam hal kebutuhan finansial maupun kesejahteraan emosional, dapat membantu generasi sandwich dalam mengambil keputusan yang lebih tepat mengenai alokasi sumber daya mereka.

7. Mengelola Waktu dengan Bijak

Mengatur waktu dengan bijak antara tanggung jawab keluarga, pekerjaan, dan waktu pribadi dapat membantu mengurangi stres dan kelelahan yang terkait dengan menjadi generasi sandwich.

Memutus rantai generasi sandwich membutuhkan komitmen dan upaya bersama dari seluruh anggota keluarga. Dengan mengadopsi strategi-strategi ini, generasi sandwich dapat mengelola tanggung jawab keluarga dengan lebih efisien dan memastikan keseimbangan yang lebih baik antara kebutuhan keluarga dan kebutuhan pribadi mereka.

Kelompok 7 - Paralel 4

Mata Kuliah Manajemen Sumberdaya Keluarga

Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia, IPB University 

Dosen Pengampu Mata Kuliah: Dr. Ir. Diah Krisnatuti, M. & Dr. Yulina Eva Rivany, S.P., M.Ed

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun