Mohon tunggu...
Muhammad Izzuddin Al Qossam
Muhammad Izzuddin Al Qossam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Ilmu Hukum Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Mahasiswa S1 Ilmu Hukum Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Si Udin - Hikmah Dibalik Pandemi Covid-19

3 Januari 2022   10:20 Diperbarui: 3 Januari 2022   10:28 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Waktupun berlalu, setelah kurang lebih 1 bulan Udin menjalani study at home dan berkumpul dengan seluruh anggota keluarga, mulailah Udin merasakan kejenuhan karena Ia bosan tidak dapat bercengkrama lagi bersama teman-temannya. Yang dapat Udin lakukan hanya melakukan panggilan video grup ketika rindu dengan teman dan sahabat melanda, suatu saat Ia mengeluhkan hal itu kepada Ibunya.

Udin : Ibu, selama pandemi ini aku bosan sekali tidak dapat bertemu dengan teman-temanku

Ibu : Sabar Nak, kamu seharusnya bersyukur di keadaan pandemi seperti ini masih bisa hidup dengan enak. Ibu dan Ayah masih bekerja dengan lancar, banyak loh orang di luar sana yang kesulitan semenjak pandemi ini

Setelah percakapan antara Udin dan Ibu, Udin menyadari banyak hal. Udin menyadari bahwa selama ini dia dan keluarganya termasuk orang yang beruntung, beruntung ketika pandemi keluarga mereka masih dapat berkumpul bersama keluarga, tidur di tempat yang nyaman, makan makanan yang enak dan sebagainya. Sedangkan diluar sana masih banyak keluarga yang belum dapat berkumpul bersama, ada juga keluarga yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), bahkan ada yang masih berpikir besok bisa makan atau tidak.

Pada suatu malam Udin ingin makan martabak, lalu pergilah Ia ke tempat martabak dekat rumahnya. Percakapan Pun terjadi antara Udin dengan Penjual martabak.

Udin : Mas, jualannya bagaimana, ramai?

Mas martabak : Alhamdulillah mas, ramai ataupun sepi kami mah Alhamdulillah, semua pasti ada hikmahnya kok mas, yang penting kita tetap bersyukur masih diberikan rezeki oleh gusti Allah mass.

Mendengar jawaban dari penjual martabak Udin Pun tidak dapat berkata-kata, Ia lalu menanyakan kepada dirinya sendiri “Bagaimana mungkin orang seperti penjual martabak ini dengan segala keterbatasannya masih dapat bersyukur dengan rasa syukur yang sangat luar biasa. Sedangkan aku yang hidup dengan berkecukupan masih sulit untuk mengucapkan syukur”.

Semenjak saat itu Udin mulai menjalani harinya dengan penuh rasa syukur dan membuat tekad dalam dirinya bahwa Ia harus dapat memberikan kebermanfaatan di sekitarnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun