Mohon tunggu...
Muhammad Qorib
Muhammad Qorib Mohon Tunggu... Dosen - Dosen di Fakultas Agama Islam UMSU

Bekerja di Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sepenggal Cerita Duka

28 Desember 2018   15:43 Diperbarui: 29 Desember 2018   00:29 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Program-program bantuan yang berorientasi pada karitas pemerintah ini justru dapat memperburuk moral dan perilaku masyarakat miskin. Program bantuan tersebut seharusnya lebih difokuskan untuk menumbuhkan budaya ekonomi produktif dan mampu membebaskan ketergantungan penduduk yang bersifat permanen. Di lain pihak, program-program bantuan sosial ini juga dapat menimbulkan korupsi dalam penyalurannya. Alangkah lebih baik apabila dana-dana bantuan tersebut langsung digunakan untuk peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), seperti dibebaskannya biaya sekolah, seperti Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP), serta dibebaskannya biaya- biaya pengobatan di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).

Faktor kedua yang dapat mengakibatkan gagalnya program penanggulangan kemiskinan adalah kurangnya pemahaman berbagai pihak tentang penyebab kemiskinan itu sendiri, sehingga program-program pembangunan yang ada tidak didasarkan pada isu-isu kemiskinan, yang penyebabnya berbeda-beda secara lokal. 

Sebagaimana diketahui, data dan informasi yang digunakan untuk program-program penanggulangan kemiskinan selama ini adalah data makro hasil Survei Sosial dan Ekonomi Nasional (Susenas) oleh BPS dan data mikro hasil pendaftaran keluarga prasejahtera dan sejahtera I oleh BKKBN. Kedua data ini pada dasarnya ditujukan untuk kepentingan perencanaan nasional yang sentralistik, dengan asumsi yang menekankan pada keseragaman dan fokus pada indikator dampak. 

Pada kenyataannya, data dan informasi seperti ini tidak akan dapat mencerminkan tingkat keragaman dan kompleksitas yang ada di Indonesia sebagai negara besar yang mencakup banyak wilayah yang sangat berbeda, baik dari segi ekologi, organisasi sosial, sifat budaya, maupun bentuk ekonomi yang berlaku secara lokal. Akibatnya, banyak orang miskin yang tak tersentuh program pengentasan kemiskinan tersebut.

Seperti Sebuah Sinar

Sinar merupakan perlambang munculnya etika sosial, meskipun terkesan dipaksakan, dimana karena kasusnya menjadi bahan pemberitaan secara luas, mengundang rasa empati bagi semua pihak. Sinar juga merupakan sebuah cahaya yang membimbing kita untuk melihat bahwa di belahan bumi Indonesia yang cukup makmur ini ternyata masih ada saja sosok-sosok keluarga miskin namun tetap tegar seperti Sinar. Ia juga merupakan seorang anak yang mensedekahkan hidupnya untuk berbakti kepada sang bunda, kendatipun ia harus kehilangan masa kanak-kanaknya. 

Seperti namanya, Sinar memberikan sinar kepada siapa saja untuk mencari makna terdalam dari kehidupan ini. Ia merupakan guru bangsa yang kepadanya kita dapat menimba pengalaman praktis wujud kebajikan sosial. Tentu yang terpenting, Sinar pada hakikatnya merupakan simbolisasi dari sosok yang sampai kini masih hidup di bawah bayang-bayang kemiskinan. 

Simbolisasi ini sekaligus teguran pahit khususnya bagi pihak yang berwenang (pemerintah) dan umumnya bagi masyarakat, bahwa pemerataan pembangunan yang berujung pada kemakmuran masyarakat masih dirasakan belum maksimal. Sepenggal kisah ini menuntut kita untuk bergandengan tangan dan menggunakan berbagai pendekatan dalam mengatasinya, baik ekonomi, politik, pendidikan, kultur atau teologi. Dengan berbagai pendekatan tersebut diharapkan cerita duka tentang kemiskinan berikutnya tidak akan muncul. Wa Allahu A'lam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun