Toleransi secara hakiki mengindikasikan sebuah kesiapan untuk menenggang dan mengapresiasi berbagai perbedaan sekaligus mengelolanya secara produktif. Toleransi bukan hidup tanpa sebuah prinsip, melainkan sikap teguh memegang ajaran Islam namun terbuka dalam konteks sosial.
Model Negara Madinah yang dicontohkan Rasulullah menjadi contoh ideal praktik toleransi itu. Berbagai latar belakang perbedaan sosial direkat menjadi satu dalam sebuah mata rantai persaudaraan kemanusiaan. Ini menjadi barang langka ketika itu. Jika dilihat secara jeli, Islam berkemajuan menawarkan sesuatu yang unik dan bergerak terdepan. Islam berkemajuan selalu kreatif dan inovatif melahirkan berbagai ide cerdas demi kepentingan bersama.
Islam berkemajuan juga berupaya menghidupkan dan merawat kembali semangat dasar keadilan. Karena keadilan menjadi salah satu pilar penting di masyarakat. Tanpa adanya keadilan maka siklus sosial akan mengalami turbulensi dan masyarakat berpotensi masuk ke dalam arus konfik. Ini mudah saja dibuktikan. Berbagai peperangan dan aksi teror hampir di semua belahan dunia, salah satu variabel pentingnya, dikarenakan persoalan keadilan yang tidak terdistribusi secara merata.
Islam berkemajuan juga meniscayakan sikap ramah budaya. Secara realistik, kehadiran Islam di semua pelosok dunia tidak terjadi di ruang hampa. Islam selalu bertemu dengan budaya lokal, untuk selanjutnya terjadi dialog.Â
Dalam konteks ini, terjadi proses yang disebut akomodasi dan negasi. Budaya lokal yang tidak sesuai bahkan bertentangan dengan nilai dasar yang terkandung di dalam Alquran dan Hadis akan dinegasikan, meskipun tetap diapresiasi. Sementara budaya lokal yang sejalan dengan Alquran dan Hadis, bukan saja diakomodasi, malah digunakan untuk memperkaya manifestasi keislaman.
Rahmat untuk Semua
Islam berkemajuan bermuara pada predikat rahmatan lil 'aalamiin (rahmat bagi semua). Kalimat tersebut  mengandung cita-cita kuat untuk merawat nilai-nilai kemanusiaan, damai dengan alam sekitar dalam kerangka pengabdian kepada Allah. Predikat rahmatan lil 'aalamiin berupaya menghidupkan kembali tiga relasi harmonis bagi terlaksananya kehidupan di dunia ini, yaitu; relasi seorang Muslim kepada Allah, relasi seorang Muslim kepada sesama manusia dan tentu yang tidak boleh dilupakan adalah relasi seorang Muslim kepada alam sekitar. Itulah hakikat Islam berkemajuan. Wallaahu a'lam.