Mohon tunggu...
Muhammad Qadri
Muhammad Qadri Mohon Tunggu... -

Saya ingin menjadi orang yang sukses

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Korupsi Bersama Polisi

19 November 2014   17:58 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:24 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Korupsi Bersama polisi

Pada hari Selasa tanggal 5 april 2014. Tanggal yang melelahkan, hari yang benar-benar biki saya jengkel menjemukan. Orang-orang luar, lembaga anti korupsi dunia, atau bahkan Negara-negara barat boleh saja mencatat negeri ini paling korupsi, tapi aku mencatat di hari itu, bahwa negeri ini mengkorupsi diri sendiri.

Bila orang-orang menjunjung tinggi adab, maka disanalah sebenarnya Negara semakin beradab. Pada saat itu saya berulangkali membaca uraian dan petuah dari Ki Hajar dewantara mengapa ia selalu menekankan bahwa persoalan adab dan budi pekerti luhur. Ini bukan sekadar penataran ala p-4, tapi ini adalah ajaran penting tentang fondasi dan yang pokok dalam kebudayaan timur. Setelah menikmati lama-lama dan kesesakan membuat SURAT IJIN MENGEMUDI (SIM), saya memasuki ruangan tes teori tersebut. Di ruang itu saya menunggu hampir satu jam. Dan di waktu yang setengah jam itu saya mulai meraba ruangan, 18 peserta yang akan ikut mengikuti tes teori, ditambah dua personil polisi yang dari tadi bolak-balik membawa map biru entah map milik siapa, ditambah lagi orang keluar masuk seenaknya ke ruang operator tes ujian teori. Dan disitulah saya menangkap kecuriagaan pada pihak aparat, tetapi saya diam, mengamati apa yang mereka lakukan pada saat itu. Sogokan, member atau pun menerima suap merupakan tindakan yang melanggar norma-norma, tulisan itu dimana-mana dipasang, aroma suap selalu saja tercium dari hidungku. Sebenarnya saya marah dengan tindakan tidak adil seperti ini,tapi saya amarah pada diri ku sendiri.

Dan saya bingung dengan suap yang terjadi di waktu itu, dan saya belum menyerah, belum memutuskan diri, sampai sampai teriakkan dan memasang spanduk itu segera, dengan inilah yang dikatakan korupsi bersama polisi, padahal polisi itu ditugaskan sebagai keamanan, sebagai contoh yang baik, bukan untuk korupsi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun