Mohon tunggu...
MUHAMMAD PUTRA ZIDANNIZAR
MUHAMMAD PUTRA ZIDANNIZAR Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teknik Informatika UIN Malang

Saya adalah Mahasiswa Teknik Informatika Semester 5 Yang memiliki Hobi yaitu Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Hubungan Antara Pengambilan Keputusan Etis dan Penalaran Etis pada Mahasiswa TI

20 September 2023   09:53 Diperbarui: 20 September 2023   09:58 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penekanan studi terhadap pentingnya karakter dan perilaku etis yang abadi sangat resonan dalam konteks Indonesia. Di negara yang terkenal dengan budaya yang beragam dan nilai-nilainya, pondasi etis yang kuat adalah faktor penyatuan. Ini melampaui kemajuan teknologi dan berfungsi sebagai dasar kepercayaan dalam masyarakat.

Indonesia memiliki peluang untuk menjadi contoh dalam industri TI global dengan memprioritaskan etika bersama dengan teknologi. Sementara dunia mungkin terkesima oleh kemajuan teknologi negara ini, sebenarnya kompas etis para profesional TI-lah yang akan benar-benar menentukan kesuksesannya. Bayangkan masa depan di mana para profesional TI Indonesia tidak hanya dihargai karena inovasi teknis mereka tetapi juga dihormati karena perilaku etis mereka. Masa depan ini dapat dicapai, dan itu dimulai di ruang kelas dan program pelatihan saat ini.

Studi Kasus: Menavigasi Dilema Etis di Industri TI Indonesia

Untuk mengilustrasikan implikasi praktis temuan makalah ini, mari pertimbangkan skenario hipotetis yang berlangsung dalam sektor TI yang sibuk di Jakarta, Indonesia.

Kenalkanlah Maya, seorang lulusan baru dengan gelar dalam Ilmu Komputer dari sebuah universitas ternama di Indonesia. Dengan pemahaman mendalam tentang bahasa pemrograman, algoritma, dan struktur data, Maya mendapatkan pekerjaan impian di sebuah perusahaan teknologi mutakhir di Jakarta. Perusahaan tersebut mengkhususkan diri dalam pengembangan solusi kecerdasan buatan untuk berbagai industri, termasuk kesehatan dan keuangan.

Dalam minggu pertamanya di pekerjaan baru, Maya menghadapi dilema etis. Klien perusahaan, seorang penyedia layanan kesehatan besar, telah meminta fitur yang akan memungkinkan sistem kecerdasan buatan untuk mengumpulkan dan menganalisis data pasien tanpa persetujuan eksplisit. Klien berargumen bahwa ini akan sangat meningkatkan akurasi diagnosis medis.

Keterampilan penalaran etis Maya, yang diasah melalui kurikulum universitasnya yang mencakup diskusi etis dan studi kasus, mulai beraksi. Dia menyadari bahwa permintaan ini menimbulkan kekhawatiran serius tentang privasi dan persetujuan pasien. Dengan merujuk pada kerangka kerja etis yang dipelajarinya di sekolah, dia memutuskan untuk mengajukan masalah ini kepada atasan dan komite etika perusahaan.

Keputusan Maya memicu pemeriksaan menyeluruh terhadap implikasi etis dari fitur yang diminta. Komite tersebut, yang terdiri dari para profesional TI berpengalaman dengan keterampilan penalaran etis yang kuat, terlibat dalam diskusi tentang keseimbangan antara kemajuan teknologi dan tanggung jawab etis. Pada akhirnya, mereka merekomendasikan agar permintaan klien ditolak kecuali mekanisme persetujuan yang tepat diterapkan.

Tindakan Maya tidak hanya menjunjung tinggi prinsip pengambilan keputusan etis, tetapi juga mencerminkan karakternya secara positif. Dia menjadi dikenal di perusahaan sebagai profesional yang dapat dipercaya dan bertanggung jawab secara etis. Kabar tentang integritasnya menyebar, dan segera dia mendapat tanggung jawab dan proyek yang lebih besar.

Skenario hipotetis ini menggambarkan bagaimana korelasi antara penalaran etis dan pengambilan keputusan etis, seperti yang ditekankan dalam makalah, dapat terjadi dalam industri TI di Indonesia. Ini menunjukkan bahwa pendidikan dan pelatihan etis dapat memberdayakan para profesional TI untuk menavigasi dilema etis yang kompleks dengan sukses.

***

Makalah berjudul "Hubungan Antara Pengambilan Keputusan Etis dan Penalaran Etis pada Mahasiswa Teknologi Informasi" menyajikan temuan yang sangat relevan bagi sektor TI yang berkembang pesat di Indonesia. Dalam masyarakat yang ditandai oleh dampak evolusi teknologi yang terus menerus terhadap kehidupan sehari-hari dan usaha profesional kita, pentingnya pemikiran etis dan proses pengambilan keputusan yang berbasis informasi tidak bisa diabaikan.

Indonesia memiliki peluang untuk memimpin dengan contoh, menunjukkan kepada dunia bahwa kemajuan teknologi dapat dicapai tanpa mengorbankan kewajiban moral. Dengan mengintegrasikan pendidikan etis ke dalam program TI, berinvestasi dalam pengembangan profesional, dan mempromosikan perilaku etis, Indonesia dapat menciptakan industri teknologi yang inovatif dan berkarakter moral.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun