Didalam situasi saat ini, kementerian kesehatan mengeluarkan kebijakan yang tida biasa lagi bagi kita yaitu "New Normal". Tepat sebelumnya sebuah kebijakan yang diintruksi ialah Social Distancing, Lock Down dan Physical Distancing sampai Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Pada dasarnya hal itu di anjurkan atas untuk memutus mata rantai penyembaran Covid-19.
Jumlah kasus Covid-19 saat ini semakin bertambah, menurut dari sumber Kementerian Kesehatan RI kasus Positif Covid-19 berjumlah 36.406, Sembuh dari Covid-19 berjumlah 13.213, dan yang meninggal dari kasus Covid-19 berjumlah 2.048. Menurut dari sumber Data Covid-19 di Sumut, jumlah PDP yang dirawat berjumlah 163, kasus Positif Covid-19 berjumlah 768, Sembuh dari Covid-19 berjumlah 204, dan yang meninggal dari kasus Covid-19 berjumlah 58.
Pada saat ini New Normal sangat genjar untuk diberlakukannya. New Normal ini pun sebuah terapan tatanan hidup yang baru di masa pandemi Covid-19 yang akan diterapkan dibeberapa daerah. Namun Bapak Luhut Binsar Pandjaitan selaku Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi menyatakan bahwa New Normal ini tidak bisa dipatok berdasarkan tanggal pastinya, namun berdasarkan angka kurva dari kasus Covid-19 itu sendiri didalam harian kompas.id.
Jika berdasarkan angka kurva penularan Covid-19 "New Normal" ini diberlakukan sangat baiknya pun Pemerintah mengupayakan agar angka kurva kasus Covid-19 ini dapat berkurang. Kita lihat saja saat ini, angka kasus Covid-19 masih terus meningkat setiap hari ini, menjadi sebuah kebingungan apabila "New Normal" diwacanakan pada publik tanpa ditegaskan oleh ketegasan tindakan aktifnya.
TENTANG NEW NORMAL
Hari ini New Normal bukan lagi instrument yang baru bagi kita semua, kedengarannya saja saat ini New Normal dibunyikan pemerintah setelah pasca PSBB yang sudah diterapkan sebelumnya. Sebuah tatanan atau kebiasaan dan perilaku hidup bersih dan sehat pada masa pandemi Covid-19 ini. New Normal ini sudah kita lakukan dari masa kemasa pada dahulunya, yang dimana new normal hanyalah penyesuaian saja. Dan bukan hanya sekali saja pertama bagi kita semua.
Di dalam sebuah perjalanan pada hidup kita, kita selalu melakukannya, terpaksa ataupun secara sukarela. Seorang manusia itu memanglah makhluk yang paling adaptif, itulah yang menyebabkan kenapa sulit punah. Sebabnya kita seringkali untuk dapat menyesuaikan kita harus d ipaksa. Sejatinya New Normal ini hanyalah sebuah penyesuaian, yang sudah kita lakukan dan akan terus kita lakukan, dan yang menjadi tantang pada kita semua didalam pusaran pandemi Covid-19, lebih ekstrim dan memaksa. Â
PERSIAPAN NEW NORMAL
Pasca Pembatasan Sosial Berskala Besar telah dilewati, tiba saatnya instrument yang diserukan pemerintah yaitu New Normal. Pada saat  ini New Normal masih menjadi tanda tanya besar, yang dimana?. Mengapa diadakannya New Normal sementara angka kurva kasus Covid-19 terus bertambah setiap harinya. Namun yang perlu kita cermati saat ini, bagaimana saat ini masyarakat dapat memenuhi bahan dapurnya untuk kelangsung hidupnya, sebuah kebijkan New Normal ini, sebenarnya mengembalikan produktivitas keseharian masyarakat. Kedatinya demikianpun masyarakat jangan berprasangka atas kebebasan, sebab perlu diperhatikan kasus dampak positif Covid-19 ini setiap harinya.
Sebelumnya diawal tulisan saya memasukan pesan dari Mentri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Penjaidtan, New Normal ini tidak dipatokan pada tanggal, tetapi pada penurunan angka kurva kasus Covid-19. Â Semakin naiknya angka kurva kasus Covid-19, apakah Indonesia siap melaksanakan situasi Normal Kebaruannya.
Perlu juga diketahui sebelum melakukan Intruksi, haruslah penting diperhatikan standrisasi kesiapannya seperti ; pembangunan westafel cuci tangan dibeberapa tempat rutin aktifitas, memakai masker selalu, dan terutama masyarakat perlu disadarkan untuk meningkatkan kebersihannya selalu. Musibah ini mengingatkan kita selalu untuk menjaga dan meningkatkan kebersihan setiap hari.