Tantangan dan Peluang Kebijakan Hubungan Uni Emirat Arab dan Israel: Dinamika Geopolitik di Timur Tengah
Uni Emirat Arab (UEA) telah lama menjadi aktor penting dalam politik Timur Tengah, termasuk dalam isu Israel-Palestina dimana dukungan sejarah mereka terhadap Palestina tidak bisa diabaikan.
Sebagai negara Teluk yang penting, UEA telah mendemonstrasikan komitmen kuatnya terhadap isu Palestina selama beberapa dekade. Solidaritas UEA dengan Palestina bukan hanya berupa retorika, namun juga melibatkan berbagai upaya nyata dalam mendukung kemerdekaan dan hak rakyat Palestina. UEA telah memberikan dukungan finansial yang signifikan kepada Palestina melalui bantuan kemanusiaan, pembangunan infrastruktur, dan program bantuan sosial. Upaya ini bertujuan untuk membantu memperbaiki keadaan sosial, ekonomi, dan kemanusiaan rakyat Palestina yang terdampak konflik.
Selain itu, UEA juga memainkan peran penting dalam diplomasi regional dan internasional untuk memperjuangkan hak dan kemerdekaan Palestina. Mereka berpartisipasi dalam konferensi-konferensi internasional, pertemuan tingkat tinggi, dan forum-forum diplomatik untuk mendorong dialog dan solusi damai atas konflik Israel-Palestina.
Pada tingkat politik, UEA telah secara konsisten mengutuk pendudukan Israel atas wilayah Palestina serta memprotes pembangunan pemukiman ilegal yang dianggap sebagai pelanggaran terhadap hukum internasional. Dukungan ini diungkapkan melalui pernyataan diplomatik dan retorika politik yang menekankan pentingnya kedaulatan dan kemerdekaan Palestina.
Kemudian tidak hanya itu, banyaknya faktor seperti kesamaan histori dan nilai agama yang dapat menjadi alasan mengapa UEA harus mendukung Palestina juga beroengaruh terhadap perspektif masyarakat dunia dan anggapan bahwa sudah seharusnya UEA menjadi negara yang paling menyuarakan isu Plaestina-Israel.
Bagaimana Sekarang?
Pentingnya UEA dalam mendukung Palestina selama bertahun-tahun menunjukkan bahwa solidaritas terhadap isu ini telah menjadi bagian penting dari kebijakan luar negeri mereka. Namun tidak banyak diketahui masyarakat dunia bahwa UEA telah melakukan normalisasi hubungan dengan Israel yang memunculkan kontroversi.
Sebagai negara timur tengah yang berpengaruh dan paling banyak berperan dalam mendukung kemerdekaan Palestina, tentunya kebijakan yang dilakukan oleh UEA akan menimbulkan banyak kekecewaan warga diseluruh dunia. Selain karena kesamaan wilayah juga histori budaya, identitas islam yang dimiliki oleh UEA menjadi faktor penting yang menjadi alasan seharusnya UEA untuk selalu mendukung Palestina dalam peperangan melawan Israel. Namun nyatanya hal tersebut bertimbal balik dengan apa yang banyak diketahui oleh masyarakat dunia sekarang.
Berpindah haluannya UEA dan keterpihakannya terhadap Israel terjadi setelah UEA melakukan normalisasi hubungan dan dibuatnya kebijakan luar negeri baru pada tahun 2020 diatas kerjasama yang dilakukan antara UEA dan Israel dengan perjanjian yang disebut "Abrahan Accords". Kedua negara sepakat untuk membuka kedutaan besar di wilayah masing-masing dan memulai kerjasama dalam berbagai bidang, termasuk ekonomi, keamanan, pariwisata, teknologi, dan kesehatan.
Reaksi terhadap Perjanjian Abraham bervariasi. Beberapa pihak menyambut baik kesepakatan ini sebagai langkah maju dalam upaya mencapai perdamaian di Timur Tengah. Namun, ada juga kritik dan kekhawatiran dari sebagian kalangan di dunia Arab dan Palestina yang melihat normalisasi dengan Israel sebagai pengkhianatan terhadap perjuangan Palestina.