Mohon tunggu...
Muhammad Panca Pabian Prakasa
Muhammad Panca Pabian Prakasa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Studi Ilmu Sejarah/Universitas Padjadjaran

We have a voice, let it be heard.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Mobile Legends Sebagai E-Sport yang Diminati di Indonesia

22 Juni 2024   15:23 Diperbarui: 22 Juni 2024   15:23 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dilansir dari instagram @mobilelegendsgame

- Brazil: Geo Esports 

- Turki: Evil Esports 

Tim yang berhasil menjuarai M1 World Championship adalah Evos Legends, tim asal Indonesia. Evos Legends menghadapi RRQ yang berasal dari Indonesia juga, mereka berhadapan di partai final. RRQ berpeluang untuk meraih gelar juara pada saat itu tetapi mereka melakukan blunder dengan melepas hero Harith di game ke-7. Harith adalah hero yang bisa dibilang overpowered pada saat itu, dengan keunggulan hero Harith yang memiliki mobilitas tinggi dan damage yang besar, hero Harith saat menguntungkan Evos Legends pada saat itu dan kebetulan Pemain Evos Legend yang memiliki nickname Wann adalah pengguna hero Harith yang handal. 

Pada partai final M1 World Championship yang digelar di Kuala Lumpur, Malaysia, bisa dibilang pada saat itu Mobile Legends baru booming di indonesia. Kenapa baru booming di Indonesia? Karena yang bermain Mobile Legends belum terlalu banyak pada saat itu dan M1 World Championship atau yang sering disebut M-Series ini adalah event terbesar di Mobile Legends, apalagi tim yang berlaga di partai final adalah tim yang berasal dari negara yang sama yaitu Indonesia. Jadi, M1 World Championship ini adalah ajang promosi yang pas bagi Moonton untuk memperluas pasar mereka di Indonesia dan terbukti berhasil untuk menarik perhatian para Gamer di Indonesia. Banyak juga youtuber dan influencer pada saat itu yang bermain Mobile Legends di youtube nya, orang-orang seperti Jonathan Liandi, JessNoLimit, dan Ikhsan Lemon, dengan mereka mengunggah video gameplay Mobile Legends di youtube mereka, secara tidak langsung mereka mempromosikan Mobile Legends kepada khalayak umum, sehingga Mobile Legends bisa menyebarluas dengan cepat. 

Pada awal perilisannya, Mobile Legends hanya membutuhkan penyimpanan yang lumayan sedikit, yaitu sekitar 700 megabyte sampai 1000 megabyte. Saya sendiri mulai mencoba untuk bermain Mobile Legends pada tahun 2017, yang dimana saya masih memakai smartphone berspesifikasi rendah pada saat itu. Ketika awal bermain Mobile Legends, smartphone yang saya gunakan adalah Samsung J2 Prime yang memiliki penyimpanan sebesar 8 gigabyte dan RAM 1.5 gigabyte, yang bisa dibilang smartphone berspesifikasi rendah atau yang sering disebut "hp kentang". 

Selain faktor diatas, ada faktor lain yang mempengaruhi kenapa Mobile Legends bisa booming di Indonesia, yaitu kompetisi dalam negeri. Kompetisi yang dimaksud adalah MPL atau Mobile Legends Professional League. MPL dimulai pertama kali pada tahun 2017 yang sampai sekarang masih berlanjut dan sudah memasuki season ke 13. Jika diibaratkan, MPL ini setara dengan Liga 1 di sepakbola yang dimana juara dan runner up MPL akan mewakili negaranya di kompetisi internasional yaitu MSC (Mobile Legends Southeast Asia Cup) dan M-Series. 

Masih ada kompetisi profesional yang tidak dinaungi langsung oleh Moonton selaku pengembang game tersebut. Saya ambil contoh SEA Games (Southeast Asia Games). SEA Games adalah ajang tahunan yang diselenggarakan 2 tahun sekali. Mobile Legends masuk sebagai cabang olahraga untuk pertama kali di SEA Games yaitu pada tahun 2019 yang dilaksanakan di Filipina dan SEA Games yang kedua pada tahun 2021 dengan Vietnam sebagai tuan rumah. Ini membuktikan bahwa game tersebut telah menguasai pasar untuk game MOBA di asia tenggara. 

Bisa dilihat sekarang banyak turnamen-turnamen non-official yang tidak dinaungi oleh Moonton itu sendiri, banyak sekolah dan universitas menyeleggarakan turnamen untuk game ini. Seperti di sekolah saya dulu mengadakan classmeeting atau perlombaan antar kelas seusai ujian akhir semester ganjil, OSIS mengadakan lomba untuk cabang Mobile Legends. Ini mengindikasikan bahwa banyaknya player dari kalangan pelajar. Di tingkat universitas, gopay mengadakan "Gopay Arena Championship" yang dimulai dari 30 April 2024 sampai 22 Mei 2024. Prizepool dari turnamen ini cukup menggiurkan, yaitu lebih dari 40 juta rupiah. Selain dari sekolah dan universitas, ada juga masyarakat umum yang mengadakan pertandingan game ini dan sering juga disebut "Liga Warkop". Kenapa disebut Liga Warkop? Ini dkarenakan mereka sering bermain di tempat umum, contohnya seperti kafe, dan rumah makan. 

Faktor-faktor diatas adalah salah satu penyebab kenapa Mobile Legends begitu diminati di Indonesia oleh semua kalangan, dari pelajar sampai masyarakat umum. Dibalik dari itu semua, komunitas player Mobile Legends memiliki sisi gelap tersendiri, yaitu lingkungan game yang Toxic. Toxic yang dimaksud disini adalah player yang tidak menghargai satu sama lain, selama 7 tahun saya bermain mobile Legends, di setiap pertandingan pasti ada saja pemain toxic itu, mereka tidak segan untuk berkata kasar selama di dalam permainan. Sebagai contoh, mereka mengolok-olok pemain lainnya dengan membawa nama suku, ras, dan yang lebih parah mungkin membawa nama agama sebagai bahan olokan mereka kepada pemain yang sedang diolok oleh pemain toxic tersebut. Tidak heran kalau di setiap komunitas game online ada orang yang seperti itu, dan biasanya kebiasaannya di game tersebut jadi terbawa ke dunia nyata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun