Mohon tunggu...
MUHAMMAD PAHLEVI MUJIONO
MUHAMMAD PAHLEVI MUJIONO Mohon Tunggu... Lainnya - SMA

Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kita dan Sumpah Pemuda

28 Oktober 2024   19:00 Diperbarui: 28 Oktober 2024   21:03 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Boedi Utomo merupakan organisasi yang memiliki peran penting dalam kebangkitan nasional yang berdampak  timbulnya kesadaran pemuda, hal ini diartikan bahwa kita sebagai pemuda harus menjadi pencetus sekaligus penggerak yang kreatif serta inovatif. Dan langkah selanjutnya ialah kongres pemuda I, namun apakah pertemuan pemuda ini langsung berhasil? Tentu jawabannya tidak, hal ini menandakan bahwa jika dihadapkan suatu kegagalan itu bukanlah suatu alasan untuk menyerah, melainkan titik balik dari suatu perjuangan. Lalu apa yang menjadi kegagalan itu dapat dijadikan evaluasi untuk lebih baik di kemudian hari.

Kita bisa bayangkan apa yang terjadi apabila pemuda disaat itu menyerah, tentunya tidak akan ada Kongres Pemuda II atau yang dikenal sumpah pemuda, banyak sekali pelajaran yang dikutip dan masih relevan dengan kehidupan zaman sekarang. 

Point Pertama : Bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia. Tumpah darah disini bukan dari segi fisik maupun peperangan melainkan segi pendidikan. Data pendidikan Indonesia menempati urutan 67 dari 209 negara, apakah kita harus puas dengan urutan ini? Tentu kita dapat terus meningkatkan posisi ini, kita dapat menjadi pemuda aktif dalam meningkatkan Minat literasi di Indonesia dan tentunya terus belajar dengan giat guna menciptakan suasana yang positif selain itu kita dapat membuat Infografis menarik dan terus menjadi afirmasi positif bagi lingkungan sekitar.

Point Kedua : Berbangsa yang satu, bangsa Indonesia, hal ini berkumandang karena Indonesia terdiri atas 38 provinsi serta 17.000 pulau yang membentang dari Sabang hingga Merauke. Selain itu dengan berkembangnya sosial media dan tekhnologi tentu dampak negatif seperti hoaks,ujaran kebencian tidak dapat dihindari dan kita sebagai generasi muda hendaklah menjadi penengah suatu masalah dan tidak menjadi pencetus adanya suatu masalah. 

Point terakhir yang tidak kalah penting ialah Berbahasa yang satu bahasa Indonesia, kita dapat mengimplementasikan dalam zaman sekarang dimulai dengan hal kecil seperti menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahasa Indonesia Pun sudah diakui oleh UNESCO, lebih dari itu dan berkaitan dengan point kedua kita bisa menjaga kedamaian dengan menjaga bahasa yang kita gunakan, ada pepatah mengatakan "mulutmu,harimaumu" disisi lain kita juga harus melestarikan bahasa khas daerah masing masing.

Jadi secara keseluruhan kita dapat menjadi pemuda yang cinta damai, berintegritas dan tekun menuntut ilmu. Tentu saja semangat sumpah pemuda terus melekat hingga saat ini,api semangat para pemuda terdahulu harus terus dilanjutkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun