Mohon tunggu...
Muhammad Padisha
Muhammad Padisha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Apapun yang terjadi, tetaplah menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

145 Meter Harapan, Kisah Joachim Neumann dan Pelarian Tersukses Tembok Berlin

31 Juli 2024   19:03 Diperbarui: 3 September 2024   23:19 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tembok Berlin (www.young-diplomats.com)

Tembok berlin adalah saksi sejarah dari adanya perseteruan antara Jerman Barat dan Jerman Timur. Persaingan dua kekuatan besar saat itu antara Amerika Serikat yang membawa paham demokrasi dan Uni Soviet yang berusaha menyebarkan paham komunisme, menyebabkan dunia terpecah menjadi bipolar, menjadi dua kekuatan yang mendominasi dunia antar Amerika Serikat dan Uni Soviet.

Perseteruan tersebut juga yang pada akhirnya membuat negara Jerman terbagi menjadi dunia, menjadi Jerman Barat dan Jerman Timur. Akibat tingginya persaingan antar dua bagian wilayah Jerman ini, membuat pemerintah Komunis Republik Demokratik Jerman (GDR) membangun tembok beton yang dilapisi dengan kawat berduri "Antifascistischer Schutzwall" pada tanggal 13 Agustus 1961.

Hal ini dilakukan pemerintah Jerman Timur demi mencegah masuknya "fasis" Barat ke Jerman Timur dan menjaga ideologi sosialis agar tetap bertahan dari rongrongan ideologi Barat yang saat itu sedang dilakukan penyebaran secara masif. Selain itu, tujuan dibangunnya tembok ini juga untuk membendung pembelotan massal dari Timur ke Barat.

Adanya tembok raksasa ini membuat banyak orang menderita. Pada akhirnya, banyak keluarga yang akhirnya terpisah, memisahkan hubungan teman, menciptakan jurang yang dalam baik secara fisik maupun ideologis, bahkan memisahkan keharmonisan sebuah bangsa.

Di tengah-tengah ketegangan ini, kemudian lahir berbagai upaya pelarian dari Berlin Timur ke Berlin Barat yang seringkali berakhir tragis.

Banyak dari para pembelot yang gagal melarikan diri. Para pembelot tersebut kemudian ditangkap oleh Stasi, polisi militer Jerman Timur, dan diadili secara keji.

Namun, diantara banyaknya kisah perjuangan tersebut, ada satu peristiwa yang dianggap sebagai pelarian paling sukses dalam sejarah Tembok Berlin. Peristiwa tersebut dinamakan "Tunneling Escape 57" yang terjadi pada tahun 1964, dimana berhasil meloloskan 57 pelarian dalam 2 malam.

Kronologi Pelarian "Tunneling Escape 57"

Pelarian Tunnel 57 (www.chronik-der-mauer.de)
Pelarian Tunnel 57 (www.chronik-der-mauer.de)

Kisah itu bermula saat Joachim Neumann, seorang mahasiswa teknik sipil Jerman Timur yang ketika itu berusia 21 tahun, mencoba melarikan diri. Saat itu, pada tahun 1961, banyak dari para pembelot yang berusaha untuk menembus Tembok Berlin, nahasnya banyak dari mereka yang mengalami kegagalan.

Tetapi tidak dengan Neumann, Ia bisa dikatakan beruntung. Dengan menggunakan paspor Swiss yang diselundupkan, Ia berhasil melarikan diri ke Jerman Barat dan mendapatkan bantuan sesampainya disana.

Walaupun berhasil melarikan diri, tetapi Neumann tetap menanggung beban yang berat. Pelariannya ke Jerman Barat membuatnya harus meninggalkan keluarga dan kekasihnya Christa.

Saat itu, prosedur perbatasan semakin diperketat, akhirnya Neumann dan beberapa teman sekolahnya memutuskan untuk membuat terowongan di bawah tembok demi membantu para pembelot untuk keluar dari wilayah Jerman Timur.

Bersama dengan para pekerja lainnya, ia berhasil mengerjakan beberapa proyek terowongan yang sukses meloloskan pelarian. Dalam proyek ini Neumann bertugas untuk menyurvei terowongan.

Terowongan tersebut digali dengan susah payah, mereka menggali 24 jam sehari, tujuh hari dalam seminggu, dengan sistem shift 12 jam selama beberapa bulan. Terowongan tersebut berada pada kedalaman 12 meter dan memiliki ukuran sepanjang 145 meter, tinggi 80 cm dengan lebar 80 cm.

Bukan tanpa resiko, seringkali proyek terowongan ini memakan korban jiwa. Beberapa penggali terowongan diketahui dibunuh oleh Stasi ketika mereka muncul dari arah Timur.

Suatu ketika, satu terowongan dibobol ketika seorang gadis yang mencoba melarikan diri tertangkap oleh informan. Kurang lebih 20 orang dikirim ke penjara karena berencana melarikan diri melalui terowongan tersebut. Dan dari gerombolan orang tersebut, terdapat Christa di dalamnya.

Beberapa tahun berikutnya, tepatnya pada tahun 1964. Mereka melakukan penggalian terowongan kembali. Penggalian terowongan ini dimulai di ruang bawah tanah sebuah bekas toko roti yang terbengkalai dan berakhir secara tidak sengaja di kakus yang sudah tak terpakai, dekat taman sebuah gedung apartemen di Berlin Timur.

Pada hari pembukaan terowongan, Neumann pulang ke rumahnya yang berada di Jerman Timur. Disana ia menemukan sepucuk surat dari Christa yang mengabarkan bahwa dia telah dibebaskan lebih awal setelah 16 bulan di penjara.

Setelahnya, Neumann mengirim kurir untuk memberitahu Christa tentang ruangan tersebut. Ia mengabarinya melalui boneka beruang kecil yang sebelumnya ia kirimkan bertahun-tahun lalu agar terbukti keabsahan informasinya.

Akhirnya hari itupun tiba. Malam itu, Neummann bertugas merangkak masuk ke Berlin Timur dan berdiri di ujung kakus untuk mengawasi para pelarian yang melintas halaman.

Orang-orang tersebut tidak lain adalah keluarga, pasangan, dan orang-orang yang memiliki hubungan dengan Neumann dan para pekerja lainnya. Disaat itu, seorang penggali tiba dengan seseorang wanita muda, ia kemudian berkata "Hati-hati dengan gadis ini," bisiknya, "dia sangat gugup." Ternyata gadis itu adalah Christa.

Pada malam pertama, sebanyak 28 orang melarikan diri dengan selamat. Selanjutnya, pada tengah malam di malam kedua, 29 orang lainnya berhasil lolos. Sesaat setelah itu, muncul dua orang tidak dikenal. Mereka mengatakan bahwa mereka harus menjemput teman mereka yang sedang menunggu tak jauh dari lokasi tersebut.

Ternyata mereka muncul kembali bersama seorang penjaga perbatasan. Perkelahian pun tak terelakkan. Tembakkan terjadi antara seorang penggali dengan penjaga. Untungnya, penggali tersebut berhasil selamat dan berlari kembali melalui terowongan.

Di bawah langit malam Berlin yang kelam, Joachim Neumann dan para penggali lainnya akhirnya berhasil melakukan tugasnya dengan baik, sekaligus mencatatkan kisahnya dalam tinta sejarah.

Pada akhirnya, bukan hanya terowongan yang mereka gali, tetapi juga jalan menuju masa depan yang lebih bebas dan penuh harapan. 

Begitulah kisah para pelarian yang dengan gigih menggali jalan mereka menuju kebebasan, meninggalkan sejarah yang abadi di balik perkasanya Tembok Berlin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun