Mohon tunggu...
Muhammad Nurul Huda
Muhammad Nurul Huda Mohon Tunggu... wiraswasta -

tuan punya kekuasaan, saya punya pena

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dinamika Koalisi Capres

8 Mei 2014   06:33 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:44 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pemilu legislatif telah berakhir, pada tanggal 9 April 2014. Rakyat telah menentukan pilihannya. PDIP keluar sebagai pemenangnya disusul Partai Gorlkar sebagai juara kedua, dan menempati posisi ketiga adalah Partai Gerindra. Sedangkan Partai Demokrat terjun bebas dengan menduduki posisi nomor empat, yang pada pemilu legislatif 2009-2014 Partai Demokrat menduduki juara pertama. Begitulah kata Quick Count dari berbagai lembaga survei.

Menarik untuk dicermati ialah, walau Komisi Pemilihan Umum (KPU) belum menetapkan secara resmi perolehan suara dan kursi masing-masing partai politik, calon presiden (capres) dari masing-masing partai sudah sangat sibuk mencari partai yang akan diajak berteman untuk menuju kursi nomor satu di Indonesia. Setidaknya hingga saat ini, sudah ada beberapa capres, yaitu Joko Widodo yang akrab disapa Jokowi (PDIP), Prabowo Subianto (Gerindra), Abu Rizal Bakri (Golkar) dan Wiranto (Hanura)

Sepengetahun penulis, capres yang pertama kali “keluyuran” mencari teman untuk diajak bertarung memperebutkan R1 adalah Jokowi. Kenapa begitu, setelah beberapa saat Pileg (Pemilu Legislatif) selesai, Jokowi langsung tancap gas menemui Surya paloh untuk diajak sebagai teman untuk menghadapi pilpres (Pemilihan Presiden) 9 Juli 2014. Gayung bersambut, beberapa harikemudian Surya Paloh langsung menerima “pertemanan” tersebut dengan tanpa meminta jatah kursi menteri, begitulah kira-kira kata Surya Paloh yang tidak lain merupakan orang nomor satu di Partai Nasdem.

Tidak hanya itu saja, hingga kini Jokowi sudah menemui beberapa tokoh-tokoh politikus, alim ulama, serta perwakilan Negara asing untuk “merestui” Jokowi sebagai capres untuk bertarung pada tanggal 9 Juli 2014.

Sedangkan Capres Prabowo hingga saat ini belum menemukan “teman pratai”nya untuk “menantang” Jokowi di pilpres 9 Juli 2014. Padahal sebelumnya Ketua Umum PPP Surya Dharma Ali telah menyatakan dukungannya untuk Prabowo sebagai capres. Alih-alih mendapatkan dukungan dari internal PPP, Surya Dharma Ali “dijitak” oleh teman internalnya karena mendukung Prabowo tanpa mekanisme yang sesuai dengan AD/ART Partai. Alhasil hingga kini masih kabur, PPP belum menentukan dukungan.

Menjadi menarik ialah, Partai Demokrat (PD) belum mengajukan Capresnya. Hal ini karena konvensi Partai Demokrat masih berjalan. Karena itu rakyat Indonesia menunggu siapa yang akan diajukan oleh SBY sebagai Capres PD, apakah dari hasil konvensi atau diluar konvensi PD.

Karena seperti yang kita ketahui, SBY adalah seorang Jendral yang cerdas dan mengerti situasi politik dan kemauan rakyat Indonesia. Tentu saja, SBY akan berhitung secara cermat dan teliti, siapakah capres yang akan dimunculkan untuk menandingi capres Prabowo dan capres Jokowi.

Dinamika koalisi pilpres tentunya akan berubah secara drastis, apabila SBY telah menetapkan capres. Karena, PKB, PAN, Hanura, PKS dan PPP belum mengumumkan secara resmi dukungannya kepada capres Jokowi dan capres Prabawo.

Untuk itu, mari kita tunggu siapa Capres dari Partai Demokrat !!

*Mungkin tulisan ini jelek, tapi anda sudah menjadi pembaca yang baik !!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun