Mohon tunggu...
Cerpen

Kerinduan yang Tak Berujung

11 April 2019   15:36 Diperbarui: 11 April 2019   16:15 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

          Bulan September 2018 adalah bulan special yang menorehkan banyak kenangan dalam sejarah kehidupan Rian.  Ia tidak menyangka, hasrat yang selama ini bersemayam dalam kalbunya, tuk menggapai mimpi berkunjung ke Baitullah terjawab sudah. Sungguh merupakan hal yang sangat membahagiakan Rian.

          Perjalanannya ke tanah suci melakukan umrah, ia jalani dengan kesungguhan hati semata-mata untuk beribadah.  Pemberangkatan dari bandara Sultan Hasanuddin ke King Abd. Azis, dilaluinya dengan banyak berdzikir.  Hati Rian begitu terkesimak ketika pesawat sudah mendarat.

          "Alhamdulillah, kita sudah sampai."  Kata Rian kepada Yana saudara perempuannya.

Malam itu rombongan jamaah tiba pukul 09.00 dan akan melanjutkan perjalanan menuju kota Madinah.

          Adzan Subuh sudah berkumandang di Masjid Nabawi, Arief suami Yana,  juga sudah bersiap-siap menuju masjid.

  "Ayo, kita ke masjid shalat subuh", ajak Arief kepada Rian. 

Mereka menuju  masjid yang tak jauh dari hotel tempatnya mereka menginap.  Begitu sejuknya hati dan perasaan Rian ketika  berada  di dalam masjid Nabawi.

          Empat hari bersama rombongan setiap waktu melakukan aktifitas shalat berjamaah di masjid. Ziarah ke makam Rasulullah s.a.w , dan berkunjung mengelilingi  taman-taman syurga yang ada di pelataran masjid sungguh merupakan pemandangan yang luar biasa.

         "Wah, bagusnya yah pemandangan di sini, indah sekali." Kata Rian

          "Ia, masya allah." Jawab Arief.

          Keesokan harinya, rombongan  berangkat menuju kota Mekkah.  Dalam perjalanan, jamaah tak henti-hentinya  bertalbiyah, mengucap tahlil, tahmid dan takbir, memuji kebesaran dan keagungan Tuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun