Mohon tunggu...
Muhammad Nur Islamadina
Muhammad Nur Islamadina Mohon Tunggu... Penulis - Laman berbagi pengetahuan

Selamat Datang di laman saya. Mudah-mudahan dapat membantu saudara/i dengan sedikit pengetahuan yang saya miliki.

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Resensi Cerpen "Mata yang Jatuh Kasihan"

18 Desember 2019   10:53 Diperbarui: 18 Desember 2019   11:04 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

"Resensi Cerpen"

Oleh Muhammad Nur Islamadina

Identitas Buku Kumpulan Cerpen
Judul Umum Buku: Mata Yang Jatuh Kasihan
Nama Pengarang: Sori Siregar
Penerbit: Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI
Jumlah Halaman: 170 Halaman
Tanggal Terbit: Desember 2006
Kota Terbit: Jakarta
Editor: Lecha Surayanin Diah
Illustrator Cover: Stefana Hendra

Resensi :

Buku kumpulan cerpen Mata Yang Jatuh Kasihan adalah karya dari sosok sastrawan Indonesia yang cukup terkenal bagi para penggemar karya sastra. Dari kumpulan cerpen yang ada di dalam buku ini, kita melihat kuatnya runtut cerita yang realistis, mudah dicerna, tetapi mengandung makna yang cukup mendalam. Pada sejumlah cerpennya yang dapat dinikmati dalam buku ini, kita menyaksikan bagaimana penulis menyajikan sebuah potret sosial yang terkadang begitu sederhana, namun di lain kesempatan, ia juga menggambarkan dengan penuh perenungan yang dalam. Kesemuanya itu telah mengantarkan pembaca ke dalam bentuk kesadaran hidup yang dinamis.

Dunia sastra memang demikian. Sastra yang bermutu adalah sastra yang menggugah pikiran dan perasaan. Sehingga pada suatu ketika, tanpa harus pernah mengalami, seorang pembaca bisa larut dalam sebuah kesedihan, kesenangan, pergulatan batin, wacana, atau bahkan impian.
Sekertaris Jenderal Departemen Kebudayaan dan Pariwisata
Dr. Sapta Nirwandar

Dari pernyataan di atas dapat kita lihat bahwa sebuah karya yang telah ditulis oleh Sori Siregar dapat menggugah pikiran dan perasaan seorang pembaca. Hal itu dapat dirasakan ketika membaca karyanya yang penuh dengan kata-kata yang agak kurang dipahami, mengapa begitu? Karena, ada beberapa kata yang kurang dipahami oleh saya sebagai pembaca yang masih dibilang awam untuk memahami maksud yang terkandung dalam cerita. Ketika itu, saya dibantu oleh KBBI V untuk dapat memahami maksud yang akan disampaikan oleh penulis. Hal tersebut dapat mempermudah saya dalam memahami cerita.

Buku yang ditulis oleh Sori Siregar terdapat 21 judul di dalamnya. Cerpen pertama yang membuka dalam buku ini berjudul "Tube". Cerita ini menceritakan seorang pensiunan kolonel yang bernama Robert Dougall menjelaskan tentang ketidakjujuran, perang dan kejantanan ketika ia sedang berada dalam deresi kereta yang menuju rumah sakit keponakannya berbaring. Ia harus menempuh perjalanan menggunakan kereta dengan melewati 18 stasiun, sehingga ia bisa sampai di tempat keponakannya itu.

Sepanjang perjalanan itu, sang kolonel mengajak orang yang disebelahnya berbincang mengenai apa yang telah disebutkan tadi yaitu berbicara tentang ketidakjujuran, perang dan sebagainya. Salah satunya yaitu ketika berbincang dengan seorang wanita tua, yang mana suaminya adalah seorang buruh kereta api, ia merasa dihina ketika Roubert menjelaskan bahwa para buruh melakukan hal yang sangat tidak bermanfaat dengan cara mogok kerja.

Sang wanita tua itu pun membalas dengan mengatakan ia benci kepada para pensiunan kolonel-kolonel. Lalu, sang wanita tua itu turun di stasiun berikutnya. Roubert merasa ia belum sempat membalas perkataan dari wanita tua itu, ia menjadi mendongkol sendiri, ia merasa jasanya tidak dihargai selama darma baktinya kepada kerajaan. Setelah sampai di rumah sakit dan berbincang dengan kemenakannya itu, ia terus saja membicarakan seperti sebelumnya. Ternyata usut punya usut ia rindu dengan teman seperjuangannya di militer yang dapat menerima pandangan, gagasan dan buah pikirnya, dan pada akhir cerita pun ia masih saja menjelaskan tentang ketidakjujuran, perang, kejantanan dan sebagainya.

Cerpen berikutnya berjudul "Rubbish". Bercerita tentang beberapa pemuda yang bernama Harmain, Aku, dan Mansur sedang membicarakan tentang berbagai hal yang sedang terjadi di kota-kota besar baik di dalam dan luar negeri. Diantara kota besar tersebut adalah Manhattan dan Jakarta. Manhattan telah menjadi bapak dari segala yang modern, intelektual dan lain sebagainya. Sedangkan di Jakarta, ia melihat bahwa omong kosong sebenarnya berasal dari kota ini dan seharusnya orang yang berbicara omong kosong juga harus dibuat made in seperti produk-produk lain dan omong kosong ini disebarkan ke desa-desa terpencil.

Mereka bertiga sedang merasakan stres dan menyalurkannya secara kreatif dengan berbicara kemana-mana dan menurut Hermain omong kosong merupakan titik tolak segala kreativitas, serta segala hal seperti yang dijelaskan di awal paragraf ini adalah omong kosong belaka, namun memiliki nilai tersendiri yaitu mengkritisi sesuatu yang sedang hangat pada mas itu dan dituangkan dalam cerita singkat ini.

Cerpen ketiga berjudul "Rahasia". Bercerita tentang sebuah komitmen serta kepercayaan dijaga dengan baik antara Peter, Nigel dan Jane.Peter dan Jane adalah sepasang suami-istri. Merek berdua telah membuat kesepakatan atau komitmen yaitu ketika salah satu dari mereka melakukan selingkuh, maka ia berhak untuk tidak memarahi dan memaklumi tindakan nya itu. Ini terjadi karena sang Istri yang bermain di belakang atau berselingkuh dengan Nigel. Serta keadaan sang suami yang harus masuk ke dalam sel tahanan, entah apa yang menyebabkan ia masuk bui. Selain ia masuk tahanan selama satu tahun penjara, ia juga telah mengalami kecelakaan dan harus mengorbankan kekuatan kelaki-lakiannya. Cerita ini juga terdapat unsur kesetiaan dan rasa sayang yang amat besar dari Peter kepada Jane.

Cerpen keempat berjudul "Anugerah". Bercerita tentang persahabatan yang dibumbui dengan rasa saling menghargai satu sama lain yang berbeda negara, yang satu berasal dari Indonesia dan satu lagi berasal dari Inggris. Mereka berdua saling adu kehebatan-kehebatan yang ada di negara mereka berasal, namun pada suatu ketika orang yang berasal dari Indonesia mengajak ke salah satu tempat yang belum pernah Brian kunjungi.

Seluruh tempat pernah dikunjungi oleh Brian, namun yang satu ini belum pernah ia datangi, lalu tokoh Aku mengajak Brian ke bawah jembatan, disana terdapat beberapa masyarakat kurang mampu, disana Brian tidak bisa berkata apa-apa, ada yang membaca buku di lampu yang temaram, tidur hanya beralaskan selimut dalam dingin dan lain sebagainya. Tiba-tiba sebuah mobil berhenti di tempat gelandangan itu tidur dan selimut ditariknya dengan kasar.

Gelandangan itu bangun dan pada waktu itulah mereka memukulinya beramai-ramai. Brian segera bertindak dan berhasil menyelamatkan gelandangan itu, namun Brian mendapati beberapa luka. Setelah itu, Brian menceritakan bahwa mereka itu adalah Scotch Gang, manusia yang paling tidak beradab di kota ini. Mereka mempermainkan kaum gelandangan. Seakan-akan mereka adalah boneka yang bisa dipermainkan begitu saja.

Sebulan lalu, seorang gelandangan mereka siram dengan minyak ketika sedang tidur. Kemudian sebatang korek api yang sedang menyala di lemparkan pada tubuh yang malang itu. Gelandangan itu akhirnya mati terbakar. Polisi menganggap hal itu terjadi terhadap gelandangan itu sebagai korban kecelakaan, karena kelalaiannya sendiri.

Dari cerpen di atas dapat kita lihat bahwa keadilan disana sangat miris sekali. Karena, pihak yang lebih kuat atau kaya dalam materi dapat membuat segala sesuatu berubah. Selain itu, dalam cerita itu juga di ajarkan untuk selalu bersyukur dalam setiap keadaan dan jangan sombong terhadap apa yang telah dapat kita gapai atau berhasil.

Cerpen kelima berjudul Seekor Lalat. Bercerita tentang sepasang suami dan istri yang bertengkar karena seekor lalat yang hinggap di gelas seorang tamu pesta di rumahnya. Lantas sang suami memarahi sang istri dan pembantu karena tidak memelihara kebersihan yang ada disekitar rumah, dijawablah oleh sang istri mengapa tuan marah kepada saya dan bibi, salahkan kepada tukang kebersihan disini yang tidak kunjung membawa sampah di sudut sana.

Sang suami pun berpikir, namun ia tetap tidak berbaikan satu sama lainnya. Pembantu itu pun tidak tahu harus bagaimana menghadapi lagi, namun ia tidak berhenti menjadi pembantu. Suatu ketika kedua pasang suami-istri ini jatuh sakit, bibi pun melayani kedua majikannya, namun dari hari ke hari, bulan ke bulan, penyakit majikannya tidak kunjung sembuh, dari obat medis bahkan sampai kepada mantra-mantra dari bibi itu tetap saja tak kunjung sembuh. Pada saat sakit itupun kedua pasangan ini meminta berhubungan fisik, namun apa daya, badan hanya tinggal kulit pembalut tulang, sampai ke anjing-anjing tetangga melolong makin lama makin banyak lolongan itu.

Keenam berjudul Mata yang Jatuh Kasihan. Bercerita tentang kisah sepasang suami istri yang mengalami masalah dalam mengatasi pembantu yang tidak pernah ada kabar dan tidak datang-datang. Suatu ketika datanglah bapak tua menawarkan jasanya untuk dapat bekerja memotong rumput yang telah tumbuh subur bahkan sampai ke pagar, namun dalam seiring berjalannya waktu bapak tua itu pun sama seperti pembantu sebelumnya, pertama kali ia tidak bisa datang karena hujan, dan pada minggu berikutnya ia jatuh sakit, lalu mminggu berikutnya ia tidak datang lagi walaupun cuaca cerah.

Hal itu membuat sang istri curiga dan hendak melaporkan masalah itu kepada polisi, ia juga berpendapat bahwa bapak tua itu hanya mengambil keuntungan saja dari mereka berdua. Namun, sang suami belum tergerak hatinya untuk melaporkan nya, ketika memasuki dua bulan ia baru memanggil polisi dan mendatangi bapak tua itu ke rumahnya, sebelumnya alamat tempat tinggal ia tinggalkan. Setelah sampai di lokasi, sang suami menyuruh polisi itu agar pergi dari hadapannya, karena ia akan menyelesaikan masalah secara baik-baik.

Polisi berpesan agar tidak melakukan tindak kekerasan dalam menangani kasusnya. Pada akhirnya, sang suami luluh dan memaklumi bapak tua dan sepulang dari tempat bapak itu, ia meneteskan air matanya, lalu bergumam mengapa mataku cepat jatuh kasihan. Mengapa hatiku begitu rapuh, melihat penderitaan orang lain. Di rumah ia mengatakan kepada istrinya bahwa uang panjar yang telah diberikannya dulu telah dimintanya kembali. Dan lelaki tua itu telah dibawa oleh polisi.

Ketujuh berjudul "Kompleks". Kedelapan berjudul Rutin. Kesembilan berjudul Dari Satu Ruang ke Ruang Lain. Kesepuluh berjudul George, Supir Ambulans. Kesebelas berjudul Kutub. Keduabelas berjudul Suami Nyonya A. Ketigabelas berjudul Senja. Keempatbelas berjudul Skenario. Kelimabelas berjudul 34 Manor Park Gardens. Keenambelas berjudul Diantara Seribu Warna. Ketujuhbelas berjudul Orang-orang yang minta Dicatat. Kedelapanbelas berjudul Cetak Biru. Kesembilanbelas berjudul Konsensus. Keduapuluh berjudul Ramalan para Kacung dan terakhir berjudul Watak-watak.

Buku kumpulan cerpen ini adalah fiksi. Namun, di dalamnya terdapat tema dan konflik yang beragam. Hal itu dapat menjadi warna dalam satu buku kumpulan cerpen ini sekaligus memberikan pengajaran-pengajaran yang terselip di dalam cerita itu. Selain itu, buku ini sesuai untuk dibaca usia remaja hingga dewasa, juga nantinya tanpa harus mengalami pembaca bisa larut dalam sebuah kesedihan, pergulatan batin, wacana atau bahkan impian.

Kelebihan dari buku ini adalah pemilihan kata yang apik membuat saya harus mencari arti dari maksud kata yang ditulis. Buku ini dapat dibaca dalam waktu yang singkat dan sekali duduk. Serta cerita ini disuguhkan unik dan menarik dari setiap konflik dan tema yang ada.

Kekurangan dari buku ini adalah ada beberapa salah dalam pengetikan, seperti kurang dalam penulisannya. Terlepas dari kekurangan yang ada buku ini layak untuk dibaca. Banyak pesan moral yang terkandung di dalam cerita yang ada dan dalam judul yang berbeda itu. Seperti percintaan, kasih sayang, toleransi, perjuangan, kesabaran dan lain-lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun