Mohon tunggu...
Humas
Humas Mohon Tunggu... Lainnya - Humas

Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Inisiasi Kerjasama Pure Skin dengan Desa Adat Pampang, Langkah Menuju Ekonomi Sirkular Berbasis Bahan Alam

27 Juli 2024   22:01 Diperbarui: 27 Juli 2024   22:07 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diskusi dengan Perwakilan Desa/dokpri

Pada tanggal 20 Juni 2024, dua siswa dari SMAN 10 Samarinda, Alfath Rifat Dafid Maulana dan Virtaratu Mozashifa, mengunjungi Desa Adat Budaya Pampang. Kunjungan ini bertujuan untuk menjajaki potensi kerjasama dengan desa tersebut terkait ketersediaan bahan alami, yaitu daun kokang dan bawang tiwai, yang menjadi bahan utama dalam pembuatan produk Pure Skin Sunscreen Powder.

Desa Adat Pampang dikenal dengan kekayaan alam dan budayanya yang masih terjaga dengan baik. Alfath dan Virtaratu berkesempatan untuk berdiskusi dengan para tetua adat dan petani lokal mengenai ketersediaan dan keberlanjutan suplai daun kokang dan bawang tiwai. Diskusi ini merupakan langkah awal untuk menjalin kerjasama dalam bentuk ekonomi sirkular yang dapat memberikan manfaat bagi kedua belah pihak.

Potensi Ekonomi Sirkular

Dalam diskusi tersebut, dibahas bagaimana Pure Skin dapat mengintegrasikan prinsip ekonomi sirkular ke dalam proses bisnis mereka. Ekonomi sirkular adalah model ekonomi yang bertujuan untuk mengurangi limbah dan penggunaan sumber daya dengan cara memanfaatkan kembali, memperbaiki, dan mendaur ulang bahan-bahan. Dengan memanfaatkan bahan lokal yang tersedia secara berkelanjutan, Pure Skin dapat mengurangi ketergantungan pada bahan baku impor dan meningkatkan nilai tambah produk lokal.

Diskusi dengan Duta Wisata Samarinda/dokpri
Diskusi dengan Duta Wisata Samarinda/dokpri

Manfaat Bagi Desa Adat Pampang

Kerjasama ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi Desa Adat Pampang, antara lain:

  1. Peningkatan Ekonomi Lokal: Dengan adanya permintaan tetap untuk daun kokang dan bawang tiwai, pendapatan masyarakat desa dapat meningkat.

  2. Pemberdayaan Masyarakat: Pelatihan dan edukasi tentang cara panen dan pengolahan bahan baku yang ramah lingkungan dapat meningkatkan keterampilan masyarakat setempat.

  3. Pelestarian Budaya dan Alam: Dengan adanya insentif ekonomi dari bahan-bahan lokal, masyarakat akan lebih terdorong untuk menjaga kelestarian lingkungan dan budaya mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun