2. Kebenaran
Dalam hal kebenaran, manusia memiliki kecenderungan untuk berada pada posisi atau kubu yang benar. Tidak ada seseorang yang rela untuk disalahkan.Â
Semisal, "Ya sudah aku yang salah", sebenarnya itu hanya ucapan mulut saja, tidak berasal dari hati. Dalam hati dia tetap merasa benar, tapi di mulut dia mengalah. Karena itu, kebanyakan orang tidak suka atau tidak siap untuk dikritik.Â
Sebab, dalam dirinya pasti ingin merasa benar. Kalaupun ada orang yang salah, dia pasti memiliki alasan apapun untuk membenarkannya. Hal ini dikarenakan salah itu tidak enak dan setiap orang ingin benar.
Secara umum manusia tidak bisa menanggung perbedaan. Sebab, perbedaan membuat suatu kebenaran menjadi tidak benar dihadapan orang lain yang memiliki cara pandang tentang kebenaran itu sendiri.Â
Hal ini disebabkan seseorang memiliki kebenaran menurut versinya masing-masing. Dan dia ingin kebenaran yang dia yakini menjadi yang paling benar dan mutlak. Semua ini karena ada dorongan fitrah manusia untuk selalu berada dalam kebenaran.
3. Akhlak
Selanjutnya kecenderungan pada akhlak. Akhlak disini adalah akhlak yang mengarah kepada kebaikan.Â
Misalnya, anda boleh untuk tidak jujur, tapi anda akan lebih nyaman dan tenteram ketika anda jujur, sebab kejujuran adalah akhlak dan akhlak adalah dorongan fitrah.Â
Keluar dari batasan akhlak, berarti keluar dari fitrah. Akhlak yang baik seperti jujur, amanah, bisa dipercaya, dan menghargai orang lain akan membuat kita tenteram karena selaras atau kompatibel dengan fitrah manusia.
4. Keadilan