"Engkau tidak boleh putus asa terhadap kemanusiaan, karena manusia tadi orientasinya baik, fitrahnya juga baik. Kemanusiaan ini ibarat samudera, jika beberapa tetes air di samudra kotor, samudra itu tidak akan ikut terkotori". ~Gandhi
Secara umum kita sebagai manusia memiliki kecenderungan positif. Walaupun kita berusaha untuk tidak positif, pasti diri kita tetap ada dorongan untuk positif, tinggal kita mau atau tidak. Inilah yang dinamakan fitrah manusia.Â
Kecenderungan -kecenderungan positif manusia itu terdiri dari kecenderungan beragama,kecenderungan pada kebenaran, kecenderungan pada akhlak, kecenderungan pada keadilan, kecenderungan untuk bebas, kecenderungan pada keindahan, kesucian, dan kebersihan, serta fitrah kerukunan.
1. Beragama
Beragama merupakan dorongan fitrah manusia. Orang sebenarnya tidak bisa untuk tidak beragama. Dalam hal ini beragama artinya menyandarkan hidup, menyandarkan diri pada sesuatu yang dianggap lebih tinggi atau lebih besar dari dirinya.Â
Pada hakikatnya manusia itu lemah. Ketika manusia sadar bahwa dirinya lemah, ia akan menacari sandaran. Misalnya, ketika kita tidak kuat dengan beban hidup, maka kita akan mencari apa pun yang bisa membuat kita tetap kuat.
Kita beragama karena kita butuh bersandar kepada Tuhan. Ada sebuah teori yang mengatakan bahwa setinggi apapun ateis seseorang, dia pasti memiliki sandaran tersendiri yang dia percaya.Â
Mungkin dia tidak percaya akan adanya Tuhan, tapi dia ada sistem kepercayaan versi dirinya sendiri. Itulah alasannya bahwa beragama merupakan fitrahnya manusia.Â
Misalnya, ada orang yang tidak percaya dengan Tuhan, tidak mau menyembah Tuhan, tapi dia menyembah pikiran, kekayaan atau jabatannya sendiri.Â
Hal ini karena hakikatnya manusia itu lemah, butuh sandaran spiritual. Jadi, disadari atau tidak manusia butuh agama dan manusia butuh Tuhan.