Perjuangan "Karenanya Aku Menjadi Sadar"
Oleh : Muhammad Nur Hasan
Nursan dikenal anak yang nakal. Ia selalu membantah ketika dinasehati. Ia tinggal bersama nenek nya di sebuah gubuk yang terletak ditengah desa. Nursan ditinggal ibunya merantau jauh ke tanah timur sejak berusia 3 tahun. Ayahnya meninggal sejak ia masih berada dalam kandungan. Ia dibesarkan oleh seorang nenek yang sabar dan ikhlas dalam merawat serta mendidiknya. Neneknya bernama Rumi. Sosok yang penuh cinta dan kasih sayang kepada cucunya. Walaupun Nursan adalah anak yang nakal tapi nenek Rumi sabar dan  kuat dalam mengasuh Nursan.
"Kukuruyuuukk"
Ayam berkokok menandakan pagi akan tiba. Tepat jam 04:00 nenek Rumi membangunkan Nursan untuk shalat subuh berjamaah di Masjid.
"Nak, Nursan ayo bangun sudah subuh, waktunya shalat" Kata Nenek Rumi dengan mengelus kaki Nursan.
"Isshhh". Jawab Nursan sambil tangannya menyingkirkan tangan nenek Rumi yang mengelus tadi.
"Ayo nak shalat, udah waktunya shalat". Bujuk nenek Rumi lagi kepada Nursan.
Karena Nursan merasa terganggu dengan tindakan nenek Rumi yang tak berhenti membangunkannya, akhirnya Nursan pasrah dan bangun dari tidurnya untuk pergi ke masjid melaksanakan shalat subuh.
Setelah shalat subuh, Nursan kembali ke kamar untuk melanjutkan tidurnya lagi. Nenek Rumi mulai mempersiapkan segalanya, seperti menyapu halaman dan memasak untuk sarapan.
Berhubung hari minggu, sekolah Nursan libur. Ia berencana untuk bermain sepeda dengan teman-temannya. Sebelum berangkat bermain Nursan minta uang kepada neneknya.