Rezim Zionis Israel pimpinan PM.Benyamin Netanyahu tidak habis-habisnya merekayasa opini komunitas internasional untuk kepentingan karir politiknya sendiri,dengan memicu konflik baru untuk mengaburkan genosida yang terus dilancarkannya di jalur Gaza dan tebing barat palestina.
Berbagai provokasi dilakukannya untuk menyeret negara-negara lain supaya terjebak dalam konflik regional di timur Tengah.Rezim Zionis israel pimpinan PM.Benyamin Netanyahu sudah banyak membunuh ilmuwan Republik Islam Iran, terutama para ahli nuklir karena dianggap mengancam negara Yahudi meskipun berulangkali Teheran mengatakan bahwa negara mullah itu tidak bermaksud membuat senjata nuklir.
Namun demikian Zionis Israel bersama Amerika Serikat(AS)dan sekutunya senantiasa mengabaikannya dan terus melancarkan berbagai provokasi ,menjatuhkan berbagai sanksi kepada Teheran bersamaan selalu membela rejim Zionis israel.Berbagai provokasi dan sanksi membuat Republik Islam Iran bukannya lemah tetapi sebaliknya justru Teheran semakin kuat dalam teknologi mesin perangnya sekaligus menjauhkan dirinya dari blok Barat dengan mendekatkan diri ke blok Rusia,Tiongkok,Korea Utara .
Terkait peperangan antara Zionis israel dengan Palestina ,Republik Islam Iran merupakan pendukung utama pejuang kemerdekaan palestina bersama beberapa kelompok anti Tel Aviv lainnya,seperti Hizbullah(Libanon),Houthi(Yaman),dan beberapa faksi lainnya di Iraq dan Suriah.Kemurkaan Republik Islam Iran kepada Zionis Israel dan Amerika Serikat(AS)karena beberapa pembunuhan terhadap ilmuwannya justru disinyalir dilakukan oleh Mossad atau CIA.
PM.Benyamin Netanyahu melakukannya untuk menyeret AS dan sekutunya kedalam  pereng besar secara regional supaya karir politiknya yang sedang berada dititik nadir itu terangkat kembali dengan pengalihan isu dari krisis politik ekonomi domistiknya kepada ancaman luar yang sifatnya konflik secara regional .
Pembunuhan petinggi Hamas ,Ismael Haniyyah di Teheran setelah menghadiri pelantikan Presiden Masoud Pezeskhian meningkatkan eskalasi dikawasan  regional Timur tengah.Kalau eskalasi yang demikian tinggi saat ini bisa memicu peperangan besar secara regional karena dikhawatirkan bisa menyeret beberapa negara seputar Zionis israel yang berdampak global pula dalam berbagai aspek sosial kemasyarakatannya.
Sekiranya DK-PBB yang mengadakan Sidang Daruratnya Rabu 31 Juli 2024 belum mampu mengeluarkan resolusi yang bisa meredam prahara besar tersebut,karena ajuan gencatan senjata menemui jalan buntu,pengakuan negara Palestina menemui kegagalan maka prhara besar secara regional kelihatannya sulit terlakkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H