Mohon tunggu...
Muhammad nurcholis
Muhammad nurcholis Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, Dosen Pengampu : Saeful Mujab,S.Sos., M,I.Kom

saya memiliki hobi bermain musik dan futsal

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Strategi manajemen dan komunikasi krisis PT Unilever Indonesia dalam menghadapi tantangan pasar dan isu lingkungan

13 Januari 2025   04:47 Diperbarui: 13 Januari 2025   04:47 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Salah satu tantangan terbesar saat menghadapi krisis adalah menjaga kepercayaan dari berbagai pemangku kepentingan. Investor membutuhkan kepastian bahwa perusahaan memiliki strategi pemulihan yang jelas, sementara pelanggan mengharapkan bahwa kualitas produk dan layanan tetap dapat dipertahankan (Nurdiana & Widiarti, 2021). Dalam kondisi tersebut, komunikasi yang transparan dan faktual menjadi langkah esensial untuk mengatasi kekhawatiran yang muncul. Perusahaan harus memberikan informasi secara terbuka terkait penyebab krisis, upaya penyelesaiannya, serta proyeksi masa depan yang direncanakan (Shabrina et al., 2024).

Dalam kasus PT Unilever Indonesia, krisis yang terjadi tidak hanya mempengaruhi kondisi keuangan perusahaan, tetapi juga citra dan reputasinya secara menyeluruh. Ketika isu lingkungan mencuat, media massa dan platform digital menjadi saluran utama yang menyebarkan berbagai informasi serta opini publik. Jika penyebaran informasi negatif tidak dikelola secara efektif, situasi dapat semakin memburuk dan berpotensi merusak hubungan jangka panjang dengan para pemangku kepentingan (Shabrina et al., 2024). Oleh karena itu, PT Unilever Indonesia perlu menyusun strategi komunikasi krisis yang efektif untuk menenangkan kekhawatiran, memberikan klarifikasi mengenai kondisi yang terjadi, serta menegaskan komitmennya dalam menyelesaikan permasalahan (Anggraeni & Aqilah, 2024).

Menjaga kepercayaan berbagai pemangku kepentingan menjadi salah satu tantangan utama dalam situasi krisis. Investor membutuhkan kepastian bahwa perusahaan memiliki strategi pemulihan yang jelas, sedangkan pelanggan ingin memastikan bahwa mutu produk dan layanan tetap terjamin (Nurdiana & Widiarti, 2021). Dalam kondisi ini, komunikasi yang terbuka dan akurat menjadi kunci untuk meredakan kekhawatiran tersebut. Perusahaan perlu memberikan penjelasan secara jujur terkait akar permasalahan, langkah penanganan yang telah diambil, serta proyeksi ke depan untuk memulihkan keadaan (Siregar et al., 2024).

Krisis ini memberikan pembelajaran penting mengenai urgensi manajemen risiko yang efektif dan perencanaan keuangan yang matang. Kegagalan dalam menangani isu lingkungan dapat membawa dampak serius terhadap kelangsungan bisnis, terutama dalam sektor barang konsumen yang sangat kompetitif (Irawan & Perindustrian, 2020). Oleh sebab itu, perusahaan harus memperkuat sistem pengelolaan risiko serta memperbaiki tata kelola keuangan guna mencegah terulangnya krisis serupa di masa mendatang (Anika et al., 2023).

TINJAUAN PUSTAKA

1.          Komunikasi Krisis

              Komunikasi krisis merupakan proses strategis yang diterapkan oleh organisasi untuk mengelola serta menyampaikan informasi selama situasi genting, dengan tujuan mengurangi dampak negatif terhadap reputasi dan kepercayaan publik. Coombs (2007) menyatakan bahwa komunikasi krisis melibatkan pengumpulan, distribusi, dan pengelolaan informasi secara cepat serta akurat guna meredakan kepanikan masyarakat dan menjaga citra perusahaan. Dalam hal ini, organisasi diharapkan memberikan informasi yang jelas mengenai situasi yang dihadapi, langkah-langkah penanganan yang sedang dilakukan, serta solusi yang direncanakan (Hämpke et al., 2022). Keterbukaan dalam komunikasi sangat penting untuk mencegah spekulasi negatif dan memperkuat kepercayaan publik terhadap perusahaan.

Komunikasi yang efektif selama masa krisis memerlukan respons yang cepat dan penyampaian pesan yang konsisten. O’Shea et al. (2022) menegaskan bahwa komunikasi yang kurang baik dapat memperburuk situasi dan merusak hubungan dengan pemangku kepentingan dalam jangka panjang. Oleh karena itu, perusahaan perlu memiliki tim komunikasi krisis yang kompeten untuk memastikan koordinasi serta konsistensi dalam menyampaikan informasi. Dengan menerapkan prinsip-prinsip komunikasi krisis yang tepat, organisasi dapat menghadapi situasi sulit tanpa mengorbankan reputasi yang telah dibangun selama bertahun-tahun.

2.          Manajemen Isu Dalam Mengahadapi Krisis

              Manajemen isu merupakan proses penting yang bertujuan untuk mengenali, menganalisis, dan merespons potensi masalah yang dapat berkembang menjadi krisis. Heath (1997) menjelaskan bahwa manajemen isu berfokus pada identifikasi dini tanda-tanda yang dapat mempengaruhi organisasi, serta merumuskan strategi untuk menanganinya sebelum situasi memburuk (Ndlela & Ndlela, 2019). Dalam konteks PT Unilever Indonesia, proses ini sebaiknya melibatkan pemantauan kondisi eksternal dan internal perusahaan secara berkelanjutan untuk mendeteksi potensi ancaman sedini mungkin. Dengan demikian, perusahaan dapat mempersiapkan diri lebih baik dalam menghadapi krisis yang mungkin muncul akibat dinamika pasar atau permasalahan lingkungan.

Penerapan manajemen isu yang baik memungkinkan perusahaan untuk mengurangi risiko sebelum situasi semakin memburuk. Mekanisme komunikasi internal yang efektif menjadi krusial agar koordinasi antar tim dapat berlangsung dengan cepat ketika potensi masalah mulai terdeteksi. Langkah ini tidak hanya membantu perusahaan dalam menangani krisis tetapi juga meningkatkan daya tahan organisasi terhadap tantangan di masa mendatang (Anika et al., 2023). Keberhasilan proses ini sangat bergantung pada respons yang cepat, informasi yang akurat, serta kemampuan perusahaan untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan bisnis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun