Â
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Masuknya Islam di Nusantara
Kedatangan Islam diberbagai daerah Indonesia tidak lah bersamaan ada beberapa pendapat tentang proses masuknya Islam ke Indonesia. Para tokoh yang mengemukakan pendapat itu diantaranya ada yang langsung mengetahui tentang masuk dan tersebarnya budaya serta ajaran agama Islam di Indonesia, ada pula yang melalui berbagai bentuk penelitian seperti yang dilakukan oleh orang-orang barat (Eropa). Tokoh-tokoh tersebut diantaranya, Marcopolo, Muhammad Ghor, Ibnu Batuthah, Dego Lopez de Sequeira, Sir Ricard Waisted.[1]
Sejak zaman prasejarah, penduduk kepulauan Indonesia dikenal sebagai pelayar-pelayar yang sanggup mengarungi lautan lepas. Sejak awal abad Masehi sudah ada rute-rute pelayran dan perdagangan antara kepulauan Indonesia denagn berbagai daerahdidaratan Asia Tenggara. Wilayah Barat Nusantara dan sekitar Malaka sejak masa kuno merupakan wilayah yang menjadi titik perhatian, terutama karena hasil bumi yang dijual di sana menarik bagi para pedagang dan menjadi daerah lintasan penting antara Cina dan India. Rempah-rempah seperti pala dan cengkeh yang berasal dari Maluku, dipasarkan di Jawa dan Sumatera yang kemudian dijual ke pedagang Asing. Pelabuhan-pelabuhan penting di Sumatra dan Jawa antara abad ke-1 dan ke-7 M sering di singgahi pedagang asing, seperti Lamuri (Aceh), Barus dan Palembang Sumatra (Sunda kelapa di Jawa).
Pada masa kedatangan agama Islam, penyebaran agama islam dilakukan oleh para pedagang Arab dibantu oleh para pedangan Persia dan India. Abad ke 7 masehi merupakan awal kedatangan agama islam. Pada masa ini, belum semua penduduk yang bersedia menganutnya karena masih berada dalam kekuasaan hindu buddha.
Berdasarkan bukti dan temuan sejarah, islam masuk ke Indonesia dengan beberapa penjelasan waktu yang berbeda, yaitu:
1. Masuknya Islam sejak abad ke-7 M
Pedagang-pedagang Muslim asal Arab, Persia, dan India juga ada yang sampai ke kepulauan Indonesi untuk berdagang sejak abad ke-7 (abad1 H) ketika Islam pertama kali berkembang di Timur Tengah. Malaka, merupakan pusat utama lalu lintas perdagangan dan pelayaran. Melalui Malaka, hasil hutan dan rempah-rempah dari seluruh pelosok Nusantara dibawa ke Cina dan India, terutama Gujarat, yang melakukan hubungan dagang langsung dengan Malaka pada waktu itu. Dengan demikan, Malaka menjadi mata rantai pelayaran yang penting.[2]
2. Masuknya Islam sejak abad ke-11 M