Mohon tunggu...
Muhammad Nur, OKT
Muhammad Nur, OKT Mohon Tunggu... Dewan Pengawas -

Just want to keep working until the end of life, like reading, writing, playing the guitar while singing Living in Mamuju, West Sulawesi province., Personal shy But easy Going and Follow Me On https://twiiter.com/princeinno https://www.facebook .com/princeinno.55,\r\nvisit my personal blog type: geraklangkah.blogspot.com ( reaching steps Teasers )\r\nThanks You Very much.\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hanya yang Kaya, Bodoh, dan Mau Membayar 100 Juta untuk jadi PNS ?!

18 April 2011   05:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:41 1100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SAYA SEMPAT TERPEKUR BEBERAPA SAAT KETIKA MENGETAHUI ADA JUGA YANG RELAH MEMBAYAR UNTUK BISA DIANGKAT JADI CPNS, SEPENGETAHUAN SAYA SELAMA PULUHAN TAHUN BEKERJA SEBAGAI PEGAWAI NEGERI DEMI  BELUM PERNAH SEKALIPUN MENGETAHUI ATAU MENYAKSIKAN  TELAH TERJADI TRANSAKSI SUAP PENGANGKATAN SEPERTI YANG BANYAK DIBICARAKAN DAN MENJADI BUAH BIBIR ORANG-ORANG PADA SAAT PEMERINTAH MELAKUKAN PEREKRUTAN PNS.

Mendengar saja desas-desus seperti itu bukanlah berita baru, sudah beberapa tahun belakangan, sejak Penerimaan PNS marak dilakukan dan hampir bersamaan di seluruh Indonesia, bisik-bisik mengenai masaalah Pembayaran Untuk masuk jadi PNS jadi santapan sehari-hari saat para pelamar sementara melengkapi berkas lamarannya.

Beberapa orang tetangga yang pernah melamar pernah menanyakan soal ini kepada saya pada saat mereka hendak membuat lamaran, mereka nampaknya tak bersemangat setelah dari mulut ke mulut mereka  mendengar berita burung bahwa percuma saja mereka itu membuat lamaran dan mengikuti ujian CPNS kalau tak punya modal buat membayar, paling kurang 50 juta sampai 100 Juta.

Saya masih ingat apa kata mereka " Om Aku malas Om buat lamaran, kata teman-teman kalau tak punya uang tak mungkin lulus, sudah lumrah Om " Katanya kepada saya.

" Yang suruh bayar siapa, kerja dimana, jabatannya apa, sehingga dia bisa meluluskan orang dengan Uang " jawab saya ingin tahu lebih jauh.

" Orang dalam katanya Om, daripada ijazah sarjanaku yang dari Universitas Negeri terkemuka ini jadi kertas lusuh tak berharga, lebih baik jual harta benda orang tua Om " katanya memelas.

" Harta apa yang mau dijual " kataku

" Rumah Om, kami sekeluarga bisa pindah membuat rumah di kebun, nanti kalau saya sudah jadi pegawai bisa ambil Kredit di Bank untuk membeli rumah baru lagi " dia menjelaskan keinginannya untuk menjual rumah orang tuanya dan akan dia ganti setelah dia menjadi PNS.

" Walau orang tuamu sudah setuju tapi jangan..penyesalan dan penderitaan selalu datang belakangan, pertimbangkan beberapa hal..baiklah Om akan jelaskan secara singkat padat, sesuai yang Om pahami, ketahui berdasarkan pengalaman dan pengamatan selama ini "  Kata saya kemudian menjelaskannya seperti ini :

Menurut pendapat Om, Formasi penerimaan CPNS baik itu Pusat maupun daerah dikeluarkan Pemerintah berdasarkan kebutuhan setiap Instansi Pusat dan Daerah, Formasi CPNS biasanya terbit atas dasar kebutuhan CPNS pada Starata Pendidikan dan Jurusan yang diperlukan oleh Instansi Pusat maupun Daerah yang akan mempekerjakan Calon pegawai Negeri dimaksud.

Dengan pertimbangan kebutuhan tersebut setiap Instansi dan daerah akan memperoleh Quota yang berbeda pula tergantung usulan yang diajukan sebelum perekrutan, kalau di daerah A tenaga PNS yang ada berpendidikan Starata 1 Ekonomi Manajemen sudah sesuai dengan standard kecukupan, maka dipastikan Formasi untuk pemegang Ijazah tersebut tidak ada di daerah A, jangan coba melamar tanpa Formasi. Cobalah untuk menanyakan Formasi apa saja yang ada dalam tahun anggaran saat itu, sebelum memulai mengurus berkas kelengkapan yang juga membutuhkan biya transportasi dan akomodasi. Coba ke tempat lain Instansi atau daerah Kabupaten yang lain siapa tau Ijazah yang dimiliki dibutuhkan disana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun