Istilah "plastik biodegradable" merujuk pada serangan mikroorganisme terhadap material polimer yang tidak larut dalam air, yang dikenal sebagai plastik. Hal ini dikarenakan sifat plastik yang kurang larut dalam air dan memiliki molekul polimer yang cukup besar, sehingga mikroorganisme tidak dapat berpindah langsung ke dalam material polimer untuk melakukan proses biokimia (Sharma, dkk.; 2011).Bioplastik, juga dikenal sebagai plastik biodegradabel, adalah jenis plastik yang dapat digunakan seperti plastik konvensional. Namun, perbedaannya terletak pada kemampuannya untuk mengalami degradasi oleh aktivitas mikroorganisme menjadi air dan gas karbondioksida setelah digunakan dan dibuang ke lingkungan. Karena sifat ini yang memungkinkannya kembali ke alam dengan aman, plastik biodegradabel dianggap sebagai bahan plastik yang ramah lingkungan (IBAW Publication, 2005).
Proses degradasi plastik biodegradabel melibatkan beberapa tahap, termasuk depolimerisasi dan mineralisasi. Depolimerisasi terjadi karena aksi enzim ekstraseluler yang terdiri dari enzim endo dan ekso. Enzim endo memutuskan ikatan dalam rantai utama polimer secara acak, sementara enzim ekso memutuskan unit monomer dalam rantai utama secara berurutan. Oligomer yang dihasilkan selama proses ini kemudian dipindahkan ke dalam sel dan mengalami mineralisasi. Proses mineralisasi menghasilkan CO2, CH4, N2, air, garam-garam, mineral, dan biomassa. Definisi dan hasil akhir dari degradasi polimer biodegradabel dapat bervariasi tergantung pada jenis polimer, organisme yang terlibat, dan lingkungan di mana proses ini terjadi.(Ryan Ardiansyah, 2011)
Plastik biodegradable berkualitas tinggi (Premium) adalah jenis plastik yang dirancang untuk memiliki kemampuan terurai secara alami dalam lingkungan tertentu dalam jangka waktu yang relatif singkat. Definisi "berkualitas tinggi" dalam konteks ini mengacu pada kemampuan plastik ini untuk memenuhi standar kualitas dan kinerja yang setara atau bahkan melebihi plastik konvensional, sementara tetap mempertahankan kemampuannya untuk mengalami degradasi alami.
2. Karakteristik
 Plastik biodegradable berkualitas tinggi memiliki sejumlah karakteristik yang membuatnya menjadi alternatif yang menjanjikan untuk mengatasi masalah limbah plastik konvensional. Pertama, plastik ini memiliki kemampuan alami untuk terurai melalui proses biodegradasi, yang melibatkan aktivitas mikroorganisme seperti bakteri dan enzim. Selain itu, plastik ini dapat memiliki waktu penguraian yang dapat diatur, memungkinkan pengendalian tingkat degradasi sesuai dengan kebutuhan. Keunggulan lainnya adalah kemampuannya untuk mempertahankan kualitas dan kinerja yang setara atau bahkan melebihi plastik konvensional dalam berbagai aplikasi, termasuk ketahanan mekanik yang cukup.
Selain itu, plastik biodegradable berkualitas tinggi didesain untuk kompatibel dengan lingkungan tertentu, seperti kompos industri atau kondisi alam tertentu, sehingga dapat meminimalkan dampak negatifnya pada lingkungan. Bahan bakunya bervariasi dan dapat terbuat dari pati nabati, polihidroksialkanoat (PHA), polilaktat (PLA), atau campuran berbagai bahan alami. Aplikasinya sangat luas, termasuk dalam kemasan makanan, peralatan medis, dan produk konsumen. Penting juga untuk mematuhi regulasi dan standar yang telah ditetapkan serta meningkatkan kesadaran konsumen tentang cara penggunaan dan pembuangan plastik biodegradable berkualitas tinggi untuk mencapai dampak lingkungan yang diinginkan.
3. Jenis-jenisnya
Plastik biodegradable berkualitas tinggi hadir dalam berbagai jenis, masing-masing dengan karakteristik khusus dan sumber bahan baku yang berbeda. Pertama, kita memiliki Polilaktat (PLA) yang dibuat dari pati nabati seperti jagung atau ubi jalar. Proses produksinya melibatkan fermentasi mikroorganisme yang mengubah pati nabati menjadi asam laktat, yang kemudian diubah menjadi PLA melalui proses kimia. PLA ini sering digunakan dalam kemasan makanan, peralatan medis, dan produk konsumen lainnya.
Selanjutnya, ada Polihidroksialkanoat (PHA) yang diproduksi oleh bakteri yang memfermentasi gula atau asam lemak. Proses produksi PHA melibatkan bakteri yang dimodifikasi secara genetik, yang ditempatkan dalam lingkungan yang mengandung nutrisi yang sesuai. Bakteri ini menghasilkan PHA yang digunakan dalam kantong belanja, peralatan medis, dan berbagai produk plastik lainnya.
Selain itu, ada Polibutilena Adipat Terpolimer (PBAT) yang terbuat dari campuran asam adipat, butilena glikol, dan tereftalat asam polietilen (PET). Proses produksinya melibatkan polimerisasi, di mana komponen-komponen tersebut dicampur bersama dan diberi perlakuan panas hingga membentuk polimer PBAT. Plastik ini sering digunakan dalam kemasan makanan, kantong belanja, dan produk-produk plastik lainnya. Setiap jenis plastik biodegradable ini memiliki peran penting dalam upaya mengurangi dampak lingkungan dari penggunaan plastik konvensional dan dapat disesuaikan dengan berbagai kebutuhan aplikasi.
B. Dampak Lingkungan dari Plastik Biodegradable Berkualitas Tinggi