Seiring dengan berjalannya zaman yang terus bergerak mendatangkan situasi-situasi baru. Hal ini sebenarnya tidak hanya terjadi di Indonesia saja, akan tetapi di belahan bumi manapun, keberadaan dari para "kaum kreatif" minoritas ini yang pada akhirnya merubah suasana bangsa mereka masing-masing. Kejadian dibeberapa tempat di belahan bumi ini, selalu ada dampaknya baik di suatu tempat ke tempat lain. Jadi peristiwa-peristiwa itu menjadi serangkaian acuan untuk bergerak mengikuti teori dan pola masing-masing.
Kita tahu, bahwa sekarang jaman semakin maju, IPTEK semakin berkembang, dan disisi lain permasalahan semakin kompleks. Pertarungan pemikiran, ide-ide, benturan peradaban tidak bisa dipungkiri. Khususnya untuk Indonesia, kita merindukan munculnya para "kaum minoritas kreatif "ini yang nantinya akan membawa bangsa ini ke ranah yang SEMAKIN baik, karena mayoritas manusia dimanapun berada pasti menginginkan keadilan, kedamaian, kesejahteraan, dan sebagainya.Â
Maka dari itu, kalau memengok kembali sejarah pergerakan nasional dulu, mereka berhasil membawa bangsa ini menuju ke pintu gerbang kemerdekaan, dan sekarang kita kita membutuhkan orang-orang yang lebih bisa membawa menuju kemerdekaan yang lebih merdeka dalam segala aspek.
Pemikiran pribadi, setelah sekian lama berkutat dengan buku-buku sejarah indonesia ini. Ternyata seperti yang dikatakan Cicero ; HISTORIA MAGISTRA VITAE, bahwasanya sejarah adalah guru kehidupan. Maka dari itu masa lalu itu selalu aktual, tinggal bagaimana kita mengaplikasikan masa lalu di masa kini. Semoga kita tidak terjebak dalam hal-hal yang terjadi di masa lalu (introspeksi_red). Yang terpenting bukan bagaimana belajar sejarah, tapi bagaimana belajar dari sejarah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H