Ketika kejatuhan ekonomi Jepang pada tahun 1990-an. Fenomena jouhatsu semakin banyak bersamaan dengan peningkatan jumlah kasus bunuh diri.
Beberapa alasan terjadinya peningkatan jouhatsu dan bunuh diri adalah karena saat itu banyaknya karyawan yang dipecat dan tidak mendapatkan pekerjaan. Karena memang Jepang sangat dikenal dengan budaya kerja kerasnya. Terlebih kurangnya dukungan dari keluarga serta aib bagi masyarakat Jepang jika dipecat dari Perusahaan membuat angka Jouhatsu semakin meningkat.
Alasan lainnya adalah karena sudah terlilit hutang. Depresi dan juga kecanduan serta rasa ingin terisolasi adalah alasan lainnya masyarakat Jepang memutuskan untuk menjadi Jouhatsu.
Yonige-ya, Jasa untuk Melakukan Jouhatsu
Untuk menjadi Jouhatsu, ada bisnis yang menawarkan jasa untuk membantu orang-orang Jouhatsu. Sebutannya adalah Yonige-ya yang mempunyai arti toko pelarian di malam hari.
Tempat-tempat ini mudah di akses karena mempunyai situs web sendiri. Ada juga yang melakukan jouhatsu tanpa menggunakan yonige-ya. Itu semua tergantung pada  pilihan masing-masing. Karena jasa yonige-ya juga mempunyai tarif yang harus dibayarkan setiap kali membantu mereka Jouhatsu.
Menjadi jouhatsu berarti meninggalkan semua hal di masa lalu. Mulai dari pekerjaan, tempat tinggal, bahkan identitas. Tak sedikit pula yang melakukan operasi wajah karena ingin menghilang tanpa jejak. Jouhatsu merupakan cara untuk orang-orang memulai kehidupan barunya.
Orang-orang yang melakukan jouhatsu bisa menghilang bertahun-tahun atau bahkan puluhan tahun lamanya. Jouhatsu merupakan definisi menghilang dari bumi tanpa harus mati.
Para Jouhatsu akan hidup dengan identitas baru, lingkungan baru serta pekerjaan baru. Mereka tidak enggan hidup dan melupakan semua masa lalu dan cenderung merasa bahagia dengan pilihan mereka.