Jika tidak ingin mengutang ketika pulang kampung halaman, mengatur keuangan selama Ramadan menjadi pilihan
Saya yakin mudik menjadi momen yang dirindukan oleh para perantau. Membanggakan apa yang didapat selama merantau menjadi sebuah kepuasan yang tak ternilai harganya. Namun, berbeda cerita jika perantau kehabisan uang. Apalagi alasannya karena tidak bisa mengatur keuangan selama Ramadan. Jadinya lucu kan ?
Namun, ternyata menghemat uang selama di perantauan tidaklah mudah. Apalagi menjelang lebaran seperti ini. Harga barang naik. Tapi penghasilan malah menurun. Niat hemat, malah gagal.
Kalian pasti penasaran, kenapa sih pengeluaran selama Ramadan menjadi lebih banyak dari hari biasanya. Padahal kan kita puasa ? Mari saya uraikan.
Pertama, Banyak Agenda Buka Puasa Bersama
Ini adalah alasan pertama. Banyaknya agenda buka puasa bersama menjadi salah satu alasan terbesar mengapa hemat selama Ramadan terasa memberatkan. Bagus sih, momen ini bisa menjadi ajang silaturahmi. Namun, jika keterusan, yakin masih bisa bertahan ?
Kedua, Harga Barang Naik
Alasan kedua adalah harga barang yang naik. Sudah menjadi kebiasaan, jika lebaran tiba harga barang pun naik. Maka hal ini juga memberatkan para perantau untuk menghemat. Karena hidup di perantauan juga semakin sulit, jika harga barang naik artinya pengeluaran pun semakin besar.
Ketiga, Tidak bisa Menahan diri Ketika Membeli Menu Berbuka
Nah alasan terakhir adalah, tidak bisa menahan diri ketika berbuka. Ini menjadi sebuah kebiasaan yang tidak bisa dihilangkan dari banyak orang. Ketika momen mau berbuka, rasanya semua menu ingin dibeli. Tidak bisa ditahan, semua diborong habis.