Dunia keperawatan kembali disorot oleh netizen tanah air. Ini merupakan buntut dari video seorang mahasiswi keperawatan yang membuat konten bermuara negatif di jagat maya.Â
Dia membuat konten setelah memasang kateter pada seorang pria disertai beberapa kalimat. "ketika aku harus masang kateter urin untuk pasien cowok. Mana udah cakep, seumuran lagi," tulisnya dalam video.
Hal ini lantas menuai kontra dari banyak netizen. Video tersebut viral dan menyita banyak perhatian. Bermacam komentar pun ditulis oleh netizen. Mereka menganggap mahasiswi tersebut melanggar kode etik keperawatan dan mempermalukan profesi perawat.Â
Kemudian muncul pertanyaan, apakah tindakan mahasiswi tersebut melanggar etika keperawatan? Ayo mari langsung kita bahas pada tulisan ini.
Mengenal Etika Keperawatan
Etika keperawatan merupakan pedoman bagi setiap perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien. Etika keperawatan merupakan hal terpenting yang harus diperhatikan oleh setiap perawat ketika merawat pasien. Hal ini bertujuan untuk kebaikan pasien dan perawat itu sendiri dalam menjalankan tugasnya.
Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu "ethos", menurut Araskar David (1978), etika berarti kebiasaan, model perilaku atau standar yang diharapkan untuk suatu tindakan. Menurut Kamus Webster, etika merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang apa yang baik dan buruk secara moral.
Jadi kalau bicara soal etika sejatinya kita juga akan bersinggungan dengan moral. Ada etika yang harus dijaga oleh perawat ketika akan berhadapan dengan pasien. Jika seorang perawat paham etika keperawatan hal ini tentunya tidak akan merugikan pasien.Â
Etika keperawatan sejatinya adalah norma yang dianut oleh para perawat dalam berperilaku baik kepada pasien, keluarga, kolega serta teman sejawat lainnya. Bahkan, ini merupakan hal dasar yang harus dikuasai oleh perawat baru kemudian bisa bekerja secara professional di berbagai instansi yang ada.
8 Prinsip Etika Keperawatan
Dalam menjalankan tugasnya, ada 8 prinsip yang harus dipegang teguh oleh seorang perawat.
Pertama, Autonomy
Autonomy atau otonomi merupakan hak kebebasan seorang individu dan bersifat mandiri. Prinsip otonomi ini memungkinkan seorang perawat untuk bersikap dan berpikir secara logis dan bisa membuat keputusan sendiri.
Kedua, Beneficence
Beneficence artinya berbuat baik. Seorang perawat harus memegang teguh prinsip ini. Para perawat dituntut selalu melakukan perbuatan baik ketika melayani pasien.Â
Sebagai contoh jika pasien sedang melakukan suatu terapi pernafasan yang salah, maka perawat wajib menegurnya. Hal ini bertujuan agar keadaan pasien menjadi lebih baik.
Ketiga, Justice
Justice atau keadilan wajib dimiliki oleh seorang perawat. Sebagai contoh, seorang perawat bisa memberikan keadilan untuk pasien sesuai keadaan yang berlaku. Apabila terdapat pasien yang baru masuk dan ada pasien lain, maka seorang perawat bisa menjalankan prinsip ini sesuai kondisi yang terjadi.
Keempat, Non-Malaficence
Non-malaficence dapat diartikan sebagai sebuah tindakan yang tidak membahayakan pasien. Seorang perawat dituntut bisa memberikan pelayanan terbaik tanpa menimbulkan bahaya atau keadaan yang memperparah kondisi pasien.
Kelima, Veracity
Veracity merupakan kejujuran. Perawat harus mampu memberikan informasi yang akurat dan objektif kepada pasien. Hal ini dilakukan bertujuan untuk menciptkan hubungan saling percaya antara perawat dengan pasien.
Keenam, Fidelity
Fidelity bisa diartikan sebagai sebuah komitmen atau menepati janji. Perawat mempunyai peran penting dalam memulihkan kesehatan dan meminimalisir suatu penyakit. Maka perawat diharapkan mampu memegang komitmen itu sehingga mampu memberikan yang terbaik untuk pasien.
Ketujuh, Confidentiality
Confidentiality atau kerahasiaan merupakan ruang privat pasien. Seorang perawat dituntut untuk menjaga segala hal yang menyangkut privasi pasien.Â
Ada kondisi yang membolehkan membuka privasi pasien, misalnya untuk keperluan pengobatan dan kondisi pasien. Dan seorang perawat dilarang mengumbar lebih privasi pasien jika tidak dalam kondisi di atas.
Kedelapan, Accountability
Akuntabilitas merupakan standar asuhan keperawatan dan tindakan keperawatan yang dilakukan oleh perawat dan telah dijamin kepastiaannya. Dalam arti lain, perawat harus berlaku professional dalam setiap tindakannya. Apalagi dalam kondisi genting dan darurat. Tidak boleh merugikan pasien.
Melihat 8 kode etik keperawatan ini, bisa kita tarik satu benang merah jika tindakan mahasiswi tersebut secara tidak langsung telah melanggar kode etik itu sendiri. Dia tidak menjaga privasi pasien. Meskipun tidak disebutkan nama pasien dan gambar pasien dalam postingannya, namun hal ini bisa dinilai sebagai tindakan yang tidak etis dari mahasiswi tersebut.
Lalu muncul pertanyaan lainnya, baiknya jika ingin mengedukasi dan mengambil isu kesehatan harusnya konten yang bagaimanakah yang baik?
Jawabannya belum ada yang pasti. Namun perlu diingat, ada beberapa poin penting yang harus dicatat jika ingin membuat konten edukasi kesehatan agar tidak melanggar kode etik dan lain sebagainya.
Pertama, Ketahui Batasan
Ini berlaku untuk semua perawat ataupun mahasiswa keperawatan. Sebelum membuat konten edukasi, pilahlah dulu sejauh mana batasan yang boleh di publish dan tidak. Misalnya jika ingin membuat konten yang sifatnya sedikit sensitif. Maka baiknya kita perhalus lagi bahasa, jangan sampai konten kita merugikan pihak lainnya.
Kedua, Menguasai Topik yang Akan Dibahas
Ini juga sangat penting. Banyak orang yang gagal menyampaikan maksud dari topik yang ingin dia bahas sehingga menimbulkan kesalahpahaman para penonton. Ujung-ujungnya menuai banyak kecaman dan menimbulkan respon negatif dari masyarakat.
Maka sebelum membuat konten, kuasailah dulu topik yang akan dibahas. Ini akan membuat konten Anda menjadi lebih aman dan bisa diterima dikalangan masyarakat.
Ketiga, Pilih Media yang Tepat
Seringkali kita tidak menemukan media yang tepat untuk sebuah konten yang sensitif sehingga menimbulkan respon yang buruk dari masyarakat. maka pintarlah dalam memilih media untuk menyebarkan konten Anda. Jangan sampai maksud baik berubah menjadi malapetakan untuk diri Anda sendiri.
Semoga bermafaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H