Seragam kerja diharapkan bisa menjadi pemersatu semua orang dan menyelaraskan prinsip kerja sesuai yang diinginkan perusahaan.
Edgard Schein dalam tulisannya di Organizational Leadrship and Culture menyebutkan, ada tiga lapisan kultur dalam sebuah perusahaan.Â
Pertama, artifacts yaitu sebuah perusahaan hanya menjadikan seragam sebagai lambang dari perusahaan itu saja. Belum tentu lambang tersebut merefleksikan kultur dari perusahaan itu yang sebenarnya.
Kemudian yang kedua adalah Espoused Values. Ini merupakan budaya dari nilai-nilai dan peraturan. Contoh paling sederhana adalah karyawan pada sebuah minimarket diharuskan murah senyum saat menyapa para pelanggan.Â
Maka mindset yang melekat pada kebanyakan orang adalah, setiap mini mart karyawannya memang harus selalu ramah. Karena itu adalah budaya yang melekat pada perusahaan tersebut.
Lalu yang ketiga adalah Basic Assumption and Value. Ini merupakan kultur perusahaan yang paling tinggi dan cenderung sulit diterapkan.Â
Perusahaan jenis ini menerapkan semua filosofi dan nilai-nilai dibaliknya ke dalam nafas sehari-hari mereka. Pemilihan seragam kerja juga akan mengalami perubahan. Didesain berdasarkan makna filosofis perusahaan tersebut dan karyawannya diharapkan menjunjung tinggi nilai-nilai tersebut.
Beginilah kira-kira sekilas alasan mengapa seragam kerja bisa menjadi sangat penting bagi karyawan dan perusahaan.Â
Maka jadikanlah seragam tersebut sebagai alat untuk menjadi pribadi yang berintegritas tinggi dan menjaga nama baik perusahaan.
Sekian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H