"Kesehatan selalu tampak berharga setelah kita kehilangannya"
Jonathan Swif
Jika melihat satu kutipan Jonathan Swift diatas, saya kembali teringat dengan salah satu teman ketika kuliah dulu. Mengidap penyakit jantung koroner di saat umurnya masih sangat muda sekali. Padahal keluarganya tidak ada yang memiliki riwayat jantung koroner. Mulai dari ayah hingga saudara-saudaranya tidak pernah mengidap penyakit tersebut.
Usut punya usut ternyata penyakit jantung koroner yang ia idap berasal dari kebiasaan merokoknya yang sudah sangat akut. Meski usianya baru memasuki 25 tahun, akan tetapi sedari SMP dia sudah aktif merokok.
Sebagai salah satu teman terdekat, saya sudah sering mengingatkan bahaya dari kebiasaan merokoknya tersebut. Tetapi ya namanya juga sudah candu, mau sekeras apapun kita melarang tetap tidak akan digubris.
Puncaknya beberapa bulan lalu saya mendapat kabar kondisinya sudah memburuk. Dari kabar yang beredar, rupanya dalam setahun terakhir teman saya tersebut sudah jarang menghisap rokok. Sebelum jatuh sakit, dia rajin menghisap vape sebagai ganti rokok tembakau.
Apa Itu Vape ?
Merujuk dari pengertiannya, vape atau vaping merupakan rokok elektrik yang memiliki berbagai rasa yang harum. Konsepnya sama dengan rokok tembakau, sama-sama dihisap. Bedanya adalah vape memiliki alat bernama vapor. Ini merupakan alat yang menampung cairan yang memiliki rasa berbeda-beda. Dan biasanya alat ini cukup di cas jika sudah habis dayanya.
Kita bisa memilih ingin menghisap rasa apa. Karena varian rasanya lumayan banyak tersedia. Harganya pun berbeda-beda tiap ukuran. Kini kita sudah tidak asing melihat orang-orang menghisap vape dijalan atau di berbagai warung kopi.
Vape ini digandrungi oleh kalangan muda. Salah satu alasannya adalah karena menggunakan vape terlihat lebih keren. Maka jangan heran jika Anda duduk ngopi atau nongkrong di warung kopi, banyak asap-asap putih memenuhi ruangan. Dan wanginya pun beragam, berbeda dengan rokok tembakau yang cenderung menganggu indera penciuman Anda.