Mohon tunggu...
Muhammad Nauval
Muhammad Nauval Mohon Tunggu... Perawat - Perawat | Aceh Tulen

Pecinta Kopi Hitam Tanpa Gula

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Pentingnya Mengenal "The Five Stages of Grief" bagi Orang dengan HIV/AIDS

15 Desember 2021   13:50 Diperbarui: 16 Desember 2021   09:20 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika Anda divonis HIV/AIDS, perasaan menyesal pasti akan hadir. Anda pun kini mulai berandai-andai.

"Andai saja aku tidak bergaul dengan mereka, pasti hal ini tidak akan terjadi".

Tahapan ketiga adalah menawar. Anda akan mulai melakukan penawaran dengan diri Anda sendiri. Berandai-andai dan berharap semuanya akan kembali seperti dulu.

Proses menawar ini bisa menunda kesedihan. Anda akan bermain dalam pikiran Anda sendiri. Meski memang kenyataannya sudah terjadi, namun  tahapan menawar ini bisa menunda kesedihan hingga Anda benar-benar siap menerimanya.

Keempat, Depresi (Depression)

Tahapan selanjutnya adalah depresi. Seseorang yang tidak bisa melawan semua emosi negatif dalam dirinya akan mengalami tahapan yang satu ini.

"Apa gunanya hidup jika harus dikucilkan seperti ini".

Seseorang mengalami depresi bisa karena banyak hal. Misalnya yang terjadi pada ODHA. Dikucilkan dari pergaulan dan masyarakat membuat kondisi psikologisnya terguncang. Bahkan tak jarang dalam tahapan depresi ini banyak orang yang ingin mengakhiri hidupnya.

Jika Anda sedang dalam tahapan ini, segeralah konsultasi dengan psikolog. Karena seseorang dengan depresi berat cenderung akan melakukan hal yang tidak wajar.

Kelima, Penerimaan (Acceptance)

Penerimaan merupakan tahapan terakhir dalam teori The Five of Grief. Jika Anda sedang dalam tahapan yang satu ini, Anda adalah orang yang memiliki semangat hidup yang tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun