Sebut saja misalnya Ginan Koesmayadi. Divonis mengidap AIDS pada umur 20 tahun lantas tidak membuat dirinya patah semangat. Bersama rekan-rekan ODHA yang lain, Ginan mendirikan Komunitas Rumah Cemara sebagai wadah ataupun rumah bagi ODHA lainnya.
Ginan Koesmayadi merasa teman-teman ODHA harus mendapat tempat yang cocok untuk mengembalikan semangat hidup mereka. Apalagi Ginan sendiri pernah merasakan bagaimana sakitnya ketika dikucilkan dalam pergaulan karena mengidap HIV/AIDS. Pernah terpuruk bahkan ingin mengakhiri hidupnya.
Berangkat dari semua itu, Ginan Koesmayadi akhirnya mendirikan Komunitas Rumah Cemara dan hingga sekarang sudah memiliki puluhan ribu anggota. Hidup sebagai ODHA dan memilih menjadi aktivis membuat dirinya menjadi inspirasi bagi ODHA yang lain.
Ginan Koesmayadi menghembuskan nafas terakhir pada 2018 lalu karena serangan jantung. Meski begitu, sekarang sudah banyak lahir Ginan lainnya yang tak kalah menginspirasi. ODHA pun kini sudah mulai membuka diri dan menatap masa depan yang cerah untuk memulai kembali hidupnya.
***
Divonis mengidap penyakit menular tentu menjadi pukulan berat bagi siapa saja. Tidak menerima kenyataan yang ada. Guncangan psikologi yang cukup berat dirasakan. Apalagi jika sebelumnya dirinya itu sedang meniti karir, sudah sukses namun tiba-tiba divonis mengalami HIV/AIDS. Pasti kehidupannya akan hancur berantakan, karir hilang, pergaulan hingga relasi dalam ruang lingkup pekerjaan akan mengalami perubahan.
Maka pada tulisan ini saya akan mengenalkan sedikit tentang tahapan yang akan dilalui oleh para penderita HIV/AIDS secara umum.
Menurut Elisabeth Kubler-Ross, seorang psikiater sekaligus penulis asal Amerika-Swiss, secara umum seseorang akan mengalami lima tahapan dalam menghadapi kedukaan. Teori ini dikemukakan oleh Kubler-Ross pada 1969 dan dikenal dengan The Five Stages of Grief.
Pada awalnya Kubler-Ross membuat teori ini untuk menggambarkan kondisi pasien ketika dia divonis mengidap penyakit parah. Namun dalam perjalanannya, teori ini mulai juga digunakan untuk mendeteksi tahapan kesedihan yang akan dialami oleh orang-orang yang berduka dan kehilangan.
Meskipun belum terbukti secara ilmiah, namun lima tahapan kesedihan ini sekarang sudah banyak dijadikan rujukan banyak orang untuk mulai mengenal tahapan kesedihan yang ada pada dirinya.