Ibu biasanya sering mengajak saya mengaji bersama. Jika ada yang salah dengan bacaan, ibu sering mengajarkan saya hingga benar bacaannya. Ibu juga merupakan lulusan pesantren, jadi mengajar Al Quran seperti ini sudah biasa beliau lakukan.
Kelima, Menetapkan Jadwal Istirahat
Ketika siang hari. Ibu sering menyuruh saya untuk istirahat. Hal ini bertujuan supaya tenaga saya tidak habis sia-sia. Sehingga membuat saya cepat merasa haus dan lapar. Dan ujung-ujungnya berbuka puasa menjadi pilihan.
Makanya setiap siang, ibu rutin mengingatkan saya untuk istirahat. Jika memang tidak bisa tidur, saya sering menghabiskan waktu dengan mengobrol bersama orangtua. Yang jelas, orangtua tidak membiarkan saya bermain bersama teman-teman ketika siang hari.
Keenam, Mengajak Salat Tarawih
Ini yang terakhir. Orangtua sering mengajak saya untuk ikut salat tarawih bersama ke masjid. Ketika saya kecil, saya biasanya berdiri di shaf paling belakang.
Selesai sekali salam, ayah pasti sering melirik ke belakang. Mengisyaratkan jika tidak boleh berisik ketika sedang salat.
Saya juga sering ketiduran di masjid. Selesai tarawih baru dibangunkan ayah untuk pulang. Begitu indah rasanya. Hal ini juga melatih saya untuk terbiasa melaksanakan salat tarawih pada bulan Ramadan.
Dan syukur Alhamdulillah, berkat semua ajaran dan kebiasaan yang diajarkan oleh kedua orangtua saya ketika kecil. Sekarang saya sudah terbiasa dengan rutinitas tersebut pada setiap bulan Ramadan.
Sehingga membuat ibadah saya pun terjaga sampai sekarang. Meski terkadang ada pula ketika perasaan malas mulai datang sehingga membuat saya enggan bertarawih. Namun, semua yang diajarkan orangtua ketika saya masih kecil, masih sangat saya ingat sampai sekarang.