Memasak bersama keluarga ketika menyiapkan menu berbuka pasti menjadi momen yang paling menyenangkan bagi sebagian orang. Apalagi jika memasak masakan yang disuka, pasti perasaan akan begitu bahagia.
Memasak adalah kegiatan yang mengasikkan. Apalagi ditengah momen Ramadan seperti ini. Menyiapkan berbagai menu untuk berbuka, belanja, pasti begitu terasa jika dilakukan bersama keluarga tercinta.
Hari ini cukup memberatkan bagi saya. Karena lupa hari ini ada mystery challenge yang diberikan kompasiana. Tadi sore beberapa jam sebelum berbuka, saya harus berpacu dengan waktu untuk pergi ke rumah abang. Jaraknya membutuhkan waktu satu jam perjalanan menggunakan sepeda motor jika berangkat dari tempat saya tinggal.
Karena mystery challenge ini berhubungan dengan masak memasak. Saya mau tidak mau harus ke rumah abang. Sebab di tempat saya tinggal sekarang, tidak ada sedikitpun peralatan untuk memasak.
Karena saya kerja di sebuah klinik Pesantren, soal makanan semuanya disediakan di dapur. Semuanya sudah ada yang siapkan. Baik ketika sahur dan berbuka, kami tinggal menyantap apa yang sudah disediakan.
Jadi karena niat hati mengikuti challenge sudah semakin bergebu-gebu. Akhirnya saya putuskan untuk pergi ke rumah abang. Saya akan masak dan menyiapkan menu berbuka disana.
Setelah satu jam perjalanan. Saya pun sampai ke rumah abang tepat dua jam sebelum waktu berbuka. Karena sudah saya kabari via telepon soal niat saya ke rumah abang. Tidak butuh waktu lama, akhirnya kami langsung saja memasak serta menyiapkan menu berbuka puasa.
Keumamah, Salah Satu Menu Kuliner Khas Aceh
Karena kakak ipar sudah berencana memasak keumamah sebagai menu berbuka puasa. Saya akhirnya memutuskan untuk membantunya memasak.
Kalian pasti sedikit asing mendengar menu masakan keumamah. Apa sih keumamah ?
Keumamah adalah salah satu kuliner tradisional khas Aceh. Keumamah bahan bakunya berasal dari ikan tongkol yang telah dikeringkan. Dalam istilah lain, keumamah juga disebut dengan ikan kayu. Karena bentuk ikannya yang keras mirip seperti kayu.
Proses pengeringannya membutuhkan waktu yang lama. Mulai dari pembersihan ikan, perebusan hingga pengeringan membutuhkan waktu sekitar 2-3 hari. Jika cuaca mendung, bisa membutuhkan waktu hingga 4 hari untuk mengeringkannya.
Proses memasak keumamah bisa dikatakan lumayan gampang. Mulai dari menggiling bahan-bahan seperti bawang merah, cabe rawit hingga menumis, semuanya dilakukan dengan cara biasa.
Hanya saja, ada bumbu tambahan yang membuat keumamah berbeda dari masakan lainnya. Yaitu dengan menambah asam sunti. Ini merupakan belimbing wuluh yang telah dikeringkan dan diberi garam. Lalu dikeringkan di bawah sinar matahari hingga betul-betul kering, lalu baru disimpan.
Kembali lagi ke persoalan keumamah. Masakan yang satu ini juga punya sedikit nilai yang berkaitan dengan sejarah. Keumamah sering dijadikan bekal pejuang Aceh ketika melawan Belanda pada masa penjajahan.
Pasalnya keumamah mudah dibawa kemana saja. Sebab ikannya pun kering, dan bentuknya keras. Jadi akan terasa mudah jika disimpan dan dibawa bekal ketika berperang.
***
Nah itu dia, secuil kisah saya dalam mengikuti mystery challenge dari Kompasiana pada hari ini. Untuk proses pembuatan keumamah, kalian bisa saksikan pada video berikut ini.Â
Tolong dimaklumi jika vidionya kurang sempurna. Sebab proses perekamannya pun sedikit terburu-buru tanpa persiapan yang cukup.
Skill chef yang memasak pun masih sangat kurang. Jadi bisa dimaklumi jika ada sedikit kekurangan. Namun, untuk rasanya tetap jaminan. Tidak ada yang kurang. Nggak percaya ? percaya, dong.
Semoga Bermanfaat
Aceh
Muhammad Nauval
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H