Apa sih Sibling Rivalry?
Merupakan istilah yang kerap digunakan untuk menggambarkan persaingan antar saudara kandung dalam keluarga.Â
Sibling Rivalry biasanya ditandai dengan perkelahian antara dua orang anak, baik itu secara fisik maupun verbal.
Sibling Rivalry Dua Keponakan
Saya merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Saya memiliki seorang kakak perempuan, satu kakak laki-laki dan juga seorang adik perempuan.Â
Kedua kakak saya sudah lama menikah dan mempunyai anak. Sedangkan adik perempuan masih sekolah di jenjang Madrasah Aliyah di salah satu pesantren modern di daerah tempat saya tinggal.
Umur saya dengan kakak perempuan lumayan terpaut jauh. Sedangkan dengan kakak laki-laki cuma selisih empat tahun. Banyak kenangan manis dan pahit yang menghiasi perjalanan hidup saya bersama mereka bertiga.
Saya sering berselisih dengan mereka bertiga. Ini terjadi ketika kami masih anak-anak. Masa-masa kami masih sekolah dulu.Â
Perselisihannya pun padahal berawal dari masalah yang cukup sepele. Hanya soal berebut mainan, tidak diajak main. Begitulah perselisihan yang biasa terjadi.
Saya juga bersyukur, sampai saat ini kami berempat masih cukup kompak. Meski sekarang kami sudah punya kehidupan dan kesibukan masing-masing. Namun kami masih saling bahu membahu membantu satu sama lain. Eh, kok jadi curhat ini ya, wkwk.
Nah, terkait dengan sibling rivalry, saya juga punya sedikit cerita. Saya memiliki tiga ponakan, dan semuanya laki-laki.Â
Dua anak kakak perempuan dan satu lagi anak kakak laki-laki. Dua anak kakak perempuan saya ini umurnya lumayan berdekatan. Hanya selisih satu tahun. Anak pertama sekarang berumur enam tahun, dan anak kedua berumur lima tahun.
Keduanya sudah sekolah, si sulung sekarang sudah duduk di kelas dua sekolah dasar, sedangkan si bungsu masih duduk di bangku TK.Â
Banyak sekali kenangan saya pada mereka berdua. Kalau saya pulang ke rumah, banyak sekali tingkah laku mereka yang menjadi tontonan saya sehari-hari.
Mulai dari mereka bangun tidur hingga kembali tidur pasti ada saja masalah yang mereka perbuat. Berantem sudah pasti, karena keduanya laki-laki.Â
Jika si sulung dibelikan mainan oleh ayahnya, pasti si bungsu juga ikut-ikutan merengek minta dibelikan. Begitu pula sebaliknya.
Rasa cemburu dan rivalitas keduanya sangat besar. Tidak ada yang mau mengalah satu pun. Saya pun terkadang juga dibuat geram melihat tingkah mereka berdua. Namun lagi-lagi mereka cuma anak-anak, mau bagaimanapun mereka tetaplah imut dan menggemaskan.
**
Nah, melanjuti pembahasan mengenai sibling rivalry, saya akan menyinggung sedikit tentang berbagai penyebab terjadinya sibling rivalry dalam sebuah keluarga. Untuk lebih jelasnya, mari langsung disimak penjelasan berikut ini.
Penyebab Pertama, Jarak Umur Antara Anak Pertama dan Kedua Terlalu Dekat
Jarak umur yang terlalu berdekatan cukup mempengaruhi terjadinya sibling rivalry pada anak-anak.Â
Mereka yang hampir seumuran cenderung lebih suka menghabiskan waktu bersama. Baik ketika bermain, istirahat dan sebagainya mereka akan selalu berdua.
Layaknya dalam serial film animasi Upin dan Ipin. Begitulah kurang lebih kebersamaan dan perselisihan antara mereka.Â
Menghabiskan waktu bersama dalam jangka waktu yang lama sebenarnya cukup baik. Selain mudah dijaga, bermain bersama juga membuat mereka cepat akrab dan kompak.
Namun, kita juga mesti mengingat, kelamaan bermain bersama juga bisa memancing pertikaian, apalagi pada anak-anak. Saling berebut mainan, main kejar-kejaran bisa juga berakhir dengan perkelahian.
Penyebab Kedua, Timbulnya Rasa Cemburu
Anak-anak memerlukan perhatian orangtua lebih banyak dibanding ketika dewasa. Apalagi jika masih berumur di bawah sepuluh tahun. Perhatian penuh dari orangtua begitu berarti buatnya.
Namun apa yang terjadi jika anak yang berumur masih lima tahun tiba-tiba harus berbagi kasih sayang orangtua dengan adiknya yang lain? Pasti dia akan sulit menerimanya. Apalagi jika kedua orangtuanya lebih memerhatikan adiknya dibanding dirinya. Rasa kesal dan cemburu pasti akan menghiasi harinya.
Berawal dari sinilah sibling rivalty terjadi. Dia akan berusaha menarik perhatian kedua orangtuanya dengan beribu cara. Menangis dengan masalah-masalah yang sepele. Mengganggu adiknya ketika sedang tidur, begitulah caranya menarik perhatian orangtua.
Penyebab Ketiga, Cara Mengasuh Anak yang Salah
Ini adalah penyebab ketiga, orangtua salah cara dalam mengasuh anaknya. Setiap orangtua punya cara sendiri dalam mengasuh anaknya. Contoh pola asuh yang salah adalah ketika orangtua terlalu keras dan kaku pada anaknya.
Misalnya seperti dalam memberikan hukuman. Ketika anak sulung yang mendapat hukuman, dia akan merasa dipermalukan, sehingga timbullah rasa cemburu dan marah yang kemungkinan besar akan dilimpahkan kepada si bungsu. Kemudian terjadilah perkelahian.
Penyebab Keempat, Permasalahan dalam Keluarga
Sadar atau tidak, anak-anak merupakan peniru yang sangat ulung. Mereka cenderung cepat mengikuti apa yang sering mereka lihat. Dalam hal ini misalnya ketika melihat orangtuanya bertengkar ketika sedang ada masalah.
Hal ini kemudian akan dipraktikkan juga ketika sang anak sedang bertikai dengan adiknya. Dia akan melakukan hal yang sama seperti yang orangtuanya lakukan.Â
Dia akan memilih menyelesaikan masalah seperti kedua orangtuanya. Maka ini juga bisa menjadi penyebab yang utama dalam kaitannya dengan terjadinya sibling rivalry dalam sebuah keluarga.
Untuk mengatasi penyebab di atas, kita juga bisa melakukan beberapa hal. Agar sibling rivalry tidak terus menerus terjadi kepada anak-anak.
Pertama, Jangan Bandingkan Antara Anak Pertama dan Kedua
Ini merupakan langkah pertama, jangan pernah membandingkan mereka. Baik itu dari tingkah lakunya, sifat maupun kepribadiannya. Sebab anak-anak akan cepat merasa terpuruk dan bisa berpengaruh pada tingkat psikologisnya.
Hal ini juga bisa memancing kemarahan dan kecemburuan pada anak yang mendapat pujian. Ujung-ujungnya pertikaian tidak bisa dielakkan.Â
Maka, sebagai orangtua perhatikanlah baik-baik persoalan ini. Meski sedikit susah, namun hal ini juga tetap harus diberi perhatian yang khusus.
Kedua, Pastikan Keduanya Mendapat Perhatian yang Sama
Seperti yang sudah saya sebut di atas. Anak-anak sangat memerlukan perhatian orangtuanya lebih dari siapapun.Â
Sebagai orangtua, tugas kita adalah memastikan jika semuanya sudah mendapat perhatian yang sama tanpa ada pengecualian sedikitpun.
Jangan pernah pilih kasih dalam memberikan perhatian. Jika tidak hal ini akan berpengaruh pada sikap dan kepribadian si anak. Anak-anak akan cenderung merasa dikucilkan dan tidak dianggap. Akhirnya yang ia lakukan hanyalah mengusik rivalnya, baik itu adik maupun kakaknya.
Ketiga, Jangan Langsung Menyalahkan pada Satu Orang Anak Saja
Sebagai orangtua, kita dituntut harus adil dan bijak dalam memutuskan sebuah masalah. Begitu pula jika dalam memberikan hukuman. Jangan langsung menyalahkan siapa yang bersalah tanpa adanya bukti yang jelas.
Terkadang kita sering melihat, ketika si sulung yang biasanya sering membuat onar, setiap terjadi permasalahan kita pasti akan langsung menyalahkannya. Hal seperti ini tidak boleh dilakukan. Sebagai orangtua kita harus bijak memutuskan.
Jika hal ini terus menerus terjadi, anak yang sering disalahkan akan merasakan ketidakadilan pada dirinya. Â
Keempat, Ajari Mereka Cara Mengatasi Masalah yang Baik
Setiap mereka bertengkar, ajarilah mereka untuk mengatasi masalah dengan cara yang baik. Biasakanlah dengan cara-cara yang mudah diterima anak-anak seusia mereka.
Kelima, Habiskan Waktu Bersama Mereka
Cara yang terakhir adalah, habiskan waktu bersama mereka. Buatlah sebuah pertemuan yang menyenangkan. Anak-anak akan cenderung merasa senang jika orangtua ikut bermain bersama mereka.
Dengan begini, kecil kemungkinan pertikaian antara mereka akan terjadi. Setiap ada waktu luang, bermainlah bersama mereka. Perlu diingat, perhatian orangtua tetaplah yang utama, walaupun sekecil apapun itu.
Muhammad Nauval
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H