Bagi saya topik pilihan Kompasiana minggu ini cukup menarik, yaitu tentang persiapan menikah. Setidaknya bagi seorang jomlo seperti saya ini membahas topik pernikahan tentunya akan menjadi sebuah tantangan yang tidak biasa.
Pasalnya, bagi saya menikah itu bukanlah hal yang mudah. Tidak mudah membuat keputusan untuk menikah. Ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan. Makanya saya sampai hari ini masih memikirkan matang-matang sebelum memilih untuk menikah.
Silakan berbeda pendapat dengan saya dalam hal ini. Sebab menikah itu adalah pilihan. Jika sudah merasa siap, maka tanpa disuruh pun saya akan menikah. Hehe
Sebagai seorang jomlo, sebelum benar-benar memutuskan untuk menikah, menyiapkan berbagai persiapan sangat wajib untuk dilakukan. Jika ditanya, persiapan apa yang akan saya siapkan sebelum menikah, maka jawabannya begini,
Pertama, Memperdalam Ilmu
Sebagai seorang muslim, salah satu syarat yang harus dipenuhi ketika mau menikah adalah mendalami ilmu agama. Seorang lelaki kodratnya adalah sebagai pemimpin. Menjadi pemimpin rumah tangga salah satunya.
Sudah semestinya jika seorang pemimpin mempunyai ilmu untuk memimpin. Mampu mengambil keputusan dengan bijak. Berpikir secara dewasa dan tidak tergesa-gesa dalam mengambil sikap.
Jika dalam memimpin sebuah rumah tangga tidak didasari oleh ilmu yang mumpuni, besar kemungkinan rumah tangga tersebut akan terus dilanda permasalahan. Meski memang tidak ada rumah tangga yang berjalan mulus seperti yang diharapkan. Tapi setidaknya dengan adanya bekal ilmu cara memimpin, kita bisa meminimalisir masalah yang akan terjadi.
Maka saya secara pribadi, sebelum benar-benar akan menikah saya akan lebih dulu memperdalam pengetahuan secara agama dan hal lainnya. Bersosial dalam masyarakat, memimpin komunitas dan juga belajar berpikir secara terbuka.
Saya juga belajar bekerja di perantauan, meski hanya di lintas Kabupaten saja, tapi saya belajar cara beradaptasi dengan masyarakat. Memahami adatnya, dengan harapan jika saya menikah nanti, saya mudah dalam beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Sebab saya yakin jika jodoh memang rahasia Tuhan, saya tidak tahu kemana arah terakhir hati saya akan berlabuh.
Kedua, Memantaskan Diri dalam Hal Finansial