Mohon tunggu...
Muhammad Nauval
Muhammad Nauval Mohon Tunggu... Perawat - Perawat | Aceh Tulen

Pecinta Kopi Hitam Tanpa Gula

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ketika Kepiawaian Guru Diuji di Tengah Canggihnya Teknologi

25 November 2020   16:12 Diperbarui: 25 November 2020   16:19 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika bicara soal kebaikan seorang guru, saya pribadi tidak akan sanggup menguraikannya satu persatu. Mulai dari TK, SD, SMP, SMA hingga pada jenjang perkuliahan, bahkan hingga bekerja sekalipun jasa seorang guru sangatlah berperan besar.

Apa yang sudah diajarkan sejak kecil masih saja berbekas dalam ingatan. Mulai dari mengenalkan angka dan huruf, menulis, membaca hingga cara menyelesaikan soal-soal semuanya diajarkan dengan begitu tulus dan sabar.

Saya sangat menghormati mereka. Karena seyogyanya guru adalah orangtua kedua kita yang bertugas di sekolah. Makanya saya selalu menghormati mereka sama seperti menghormati kedua orangtua saya. Meski kadang-kadang, ada juga beberapa kejadian yang tidak mengenakkan. Semua itu wajar sekali terjadi, mengingat emosi kita yang belum bisa terkontrol dengan baik, disisi lain terkadang guru juga  harus membuat keputusan  tegas yang menyakitkan kita.

Saya mulai mengenyam pendidikan di awal-awal tahun 2000-an. Saat itu semuanya masih serba manual. Belajar tatap muka dari senin hingga sabtu saya lalui. Sama halnya ketika saya masuk pendidikan tingkat SMA. Semuanya juga tidak banyak berubah. Paling hanya sesekali guru menggunakan media laptop saat mengajar. Itupun ketika sedang menjelaskan materi dalam bentuk visual. Selebihnya guru-guru ini mengajar seperti biasa, memakai media buku sebagai panduan dan menjelaskan sesuai ilmu dan pengalaman.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir belakangan ini, guru dituntut untuk mengikuti perkembangan era digital. Salah satunya mampu menggunakan laptop sebagai media dalam mengajar. Mengganti metode belajar yang menggunakan papan tulis dengan LCD Proyektor.

Tidak menjadi masalah bagi guru yang tidak gagap teknologi alias gaptek. Harus diakui memang benar jika era digital ini memudahkan segalanya, termasuk dalam Proses Belajar Mengajar. Namun disisi lain, ada juga guru yang dilema dengan peraturan semacam ini. Kebanyakan adalah mereka yang telah hampir pensiun.

Mereka telah terbiasa dengan metode lama, menggunakan papan tulis sebagai media. Ditambah minimnya pengetahuan tentang teknologi seperti sekarang ini. Meski memang benar jika mereka mau belajar pasti mereka juga bisa menguasainya. Namun terkadang ada juga guru seperti menjadi orang berbeda ketika mengajar menggunakan media digital dibanding ketika menggunakan media manual seperti dulu.

Terkadang ada guru yang lebih leluasa menggunakan papan tulis ketika mengajar dan sedikit tergagap ketika diharuskan menggunakan laptop. Begitu juga sebaliknya. Ada guru yang lebih mudah menggunakan laptop ketimbang papan tulis. Setidaknya ini belum menjadi masalah sebelum dunia terkena pandemik Covid 19. Guru-guru masih bebas menggunakan media mana yang mereka sukai dalam mengajar.

Namun ditengah pandemic seperti sekarang ini, itu beda lagi ceritanya. Sekolah diliburkan tanpa kejelasan kapan akan dibuka kembali. Semua Proses Belajar Mengajar dilakukan daring. Belajar di rumah menjadi satu-satunya pilihan. Baik itu murid maupun guru diharuskan belajar dan mengajar secara daring ( dalam jaringan ).

Bagi murid mungkin tidak begitu masalah, karena seperti kita tahu generasi sekarang ini hidup dalam perkembangan teknologi yang begitu pesat.  Soal penguasaan gawai, laptop atau yang berhubungan dengan digital mereka ahlinya. Namun menjadi masalah bagi guru yang tidak lihai menggunakan media ( digital ) dalam mengajar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun