Mohon tunggu...
Muhammad Nauval
Muhammad Nauval Mohon Tunggu... Perawat - Perawat | Aceh Tulen

Pecinta Kopi Hitam Tanpa Gula

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengulik Perayaan Maulid Nabi Selama 100 Hari Hingga Ceramah 7 Malam Berturut-turut di Aceh

30 Oktober 2020   11:08 Diperbarui: 30 Oktober 2020   11:23 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perayaan maulid nabi di Aceh khusunya di Pidie berlangsung dalam kurun waktu yang lama, yaitu 100 hari. Masyarakat Aceh biasanya menyebutnya dengan istilah 3 bulan 10 hari. Jika dihitung dalam bulan Hijriah, mulai dari  rabiul awal, rabiul akhir, jumadil awal hingga jumadil akhir.

Perayaan maulid nabi 100 hari ini sudah berlangsung sejak lama dan masih terus dijalankan hingga sekarang. Hal ini sudah dijadikan sebuah adat yang diwajibkan harus ada pada setiap momen Kelahiran Baginda Rasulullah SAW.

Perayaan di Setiap Desa ( Kampung )

Jika perayaan pada masjid kemukiman sudah diadakan. Selanjutnya desa-desa mulai mengadakan rapat mengatur tanggal untuk merayakan maulid di meunasah desa. Biasanya hal yang perlu dibahas dalam rapat adalah, tanggal yang tepat supaya tidak bentrok dengan desa yang lain yang berada dalam satu kemukiman yang sama. Kemudian mengatur  berapa bungkus nasi yang harus diminta pada setiap keluarga untuk dibawa ke meunasah. Lalu soal tamu yang akan di undang, ada berapa desa, pejabat di tingkat Kecamatan, dan hal-hal menyangkut teknis lainnya.

Mengundang dan Di Undang Desa Tetangga

Pada setiap peringatan maulid nabi di desa, bukan hanya warga desa sendiri saja yang di undang. Semua desa yang berada dalam satu kemukiman yang sama  semuanya di undang. Jika ada 12 desa, maka semuanya harus di undang. Itulah peraturan yang berlaku. Warga desa tetangga yang di undang juga tidak dibatas berapa orang yang harus hadir, mau datang 200 orang, 300 hingga 500 orang sekalipun semuanya bebas.

Kemudian, hal itu juga berlaku pada desa yang mengundang. Ada saatnya desa tersebut yang akan di undang. Peraturannya juga sama, jumlah orang yang hadir tidak dibatasi.

Makanya tidak heran jika banyak perantau asal Aceh memilih libur pulang kampung jika momen maulid nabi sudah tiba. Karena keadaannya pun sangat meriah, menjadi momen-momen yang ditunggu oleh banyak orang.

Mengadakan Dakwah ( ceramah ) Ustad Lokal Hingga Ustad  Luar Daerah

Selesai acara, pada malamnya dilanjutkan dengan mengadakan acara ceramah. Penceramah yang di undang biasanya adalah ustad-ustad lokal, namun tidak jarang pula ustad kongdang asal ibukota juga turut memeriahkan. Ini tergantung inisiatif setiap desa.

Ada juga desa yang mengadakan ceramah hingga tujuh malam berturut-turut. Penceramahnya pun berbeda-beda pada setiap malamnya. Ada juga yang hanya mengadakan satu malam saja. Ini lagi-lagi bagaimana keputusan yang di ambil desa masing-masing.

Itulah sebagian kecil kebiasaan yang sudah dijadikan adat yang wajib dilaksanakan pada setiap perayaan maulid nabi di Aceh, khususnya Kabupaten Pidie. Tentu masih banyak satu dan dua hal lainnya yang dilakukan masyarakat Aceh saat perayaan maulid.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun