Malang-Kali ini, Tim Pengabdian Masyarakat (Abdimas) Mahasiswa Universitas Negeri Malang, berkontribusi kembali dalam mengatasi berbagai masalah di masyarakat, salah satunya berkaitan dengan kebencanaan. Tim yang Abdimas yang beranggotakan  Dewi Ayu R, M. Azahrudin, Pravda Reysano C, dan Sabrina Salsabilah memberikan pendidikan dan pelatihan kesiapsiagaan bencana melalui aplikasi Game Based-Learning, dengan sasaran kelompok rentan yaitu siswa SD Negeri Tasimadu 2, Kota Malang.
Kebencanaan sebagai bagian dari fenomena alam tidak terlepas dalam anggapan manusia. Anggapan tersebut kemudian, termanifestasi dalam pengetahuan manusia. Pengetahuan sebagai suatu  informasi yang diintepretasikan oleh panca indera memiliki peranan yang esensial tidak terkecuali terkait dengan kebencanaan, ujar Sabrina dalam sesi wawancara.
Anggapan terhadap kebencanaan tidak seluruhnya dapat diinternalisasikan dalam masyarakat, bahkan dalam struktur umur berupa usia tidak menjamin seseorang memahami betul terkait dengan fenomena kebencanaan.
Oleh karena itu, fokus kita ditujukan pada kelompok rentan, utamanya anak-anak dimana perlu pembimbingan khusus melalui sosialisasi dalam meningkatkan pemahaman, dan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan siswa. Imbuh Pravda.
Game Based-Learning dapat menjadi pembelajaran adaptif dalam internalisasi dan aktualisasi pemahaman kebencanaan pada mitra. Proses pembelajaran yang interaktif dan atraktif dapat memberikan kontribusi pada efisiensi dan efektifitas pencapaian tujuan program.Â
Peranan Game Based-Learning mengarah pada pencapaian situasi belajar yang menyenangkan pada siswa. Sehingga, pemerolehan materi dalam pengabdian ini akan berjalan optimal. Lanjut Azahrudin dalam sesi interview.
Desain Game Based-Learning berbasis board game memberikan skema permainan yang menyenangkan. Siswa dihadapkan pada beberapa role yang nantinya akan mengarah pada pencapaian kompetensi yang sepenuhnya sudah ditentukan melalui penyamaan persepsi antara Tim Abdimas dan Guru Pengampu.
Desain yang kami buat berupa board game, tujuannya siswa dapat bermain dan belajar sehingga pemenuhan kompetensi siswa dalam Kompetensi Dasar tersebut dapat terpenuhi secara optimal. Ujar Dewi.
Pengabdian ini dilaksanakan dua hari (01 - 02 November 2022) dengan durasi dua jam setiap pertemuannya menekankan pada dua kegiatan besar. Kegiatan pertama melalui internalisasi materi menggunakan metode sosialisasi. Siswa akan mendapatkan materi melalui pemaparan dari Tim Abdimas mengenai Konsep Dasar Kebencanaan, Jenis, Dampak, dan Peran Lembaga dalam Menangani Fenomena Kebencanaan.Â
Pada pertemuan selanjutnya, dilakukan pelatihan kesiapsiagaan bencana melalui aplikasi dan implementasi Game Based-Learning dalam pembelajaran, siswa dibagi kedalam beberapa kelompok dalam permainan tersebut. Pada setiap role box terdapat materi dan evaluasi berbasis digital, sehingga proses pelatihan berjalan dengan lancar.
Kami harap dengan adanya pelatihan ini, bisa menjadi solusi dalam mengatasi kesenjangan peningkatan kesadaran bencana pada kelompok rentan (Siswa SD) sehingga resiko bencana dapat ditekan dan meminimalisir jumlah korban jiwa kedepannya. Imbuh Sabrina
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H