Kabupaten Pasuruan – Tim Abdimas (Pengabdian Kepada Masyarakat) Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang, melakukan kegiatan pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan pemahaman siswa mengenai literasi digital dan mandiri berbasis virtual reality (VR) serta meningkatkan keterampilan penggunaan dan pemanfaatan VR sebagai media pembelajaran mandiri pada masa pandemi Covid-19.
Dokumentasi 1: Kegiatan Pelatihan VR pada Pelaksanaan Program Pengabdian (Dokpri)
Tema dari kegiatan yang dilakukan yaitu “Virtual Learning : Pelatihan dan Implementasi Service Excellent Menggunakan Pendekatan Hybrid Learning dalam Pembelajaran Geografi pada Masa Pandemi Covid-19”. Kegiatan dilaksanakan pada akhir Bulan Juli sampai pertengahan Bulan Agustus. Partisipan pada sasaran mitra yaitu guru Geografi dan siswa, peminatan Ilmu Sosial SMAN 1 Purwosari. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan secara daring dikarenakan masih dalam kondisi pandemi covid-19. Kegiatan dilaksanakan dengan penekanan pada penyampaian materi, pengetahuan, pemahaman,aktivitas pelatihan, simulasi dan praktik menggunakan VR.
Tim Abdimas yang terdiri dari Alfyananda Kurnia Putra, S.Pd., M.Pd, Dr. Budi Handoyo, M.Si, dan Drs. Yusuf Suharto, M.Pd dibantu dengan Tim Mahasiswa Geografi yang terdiri dari Tasya Khairunisa dan Muhammad Rizieq Fahmi melaksanakan salah satu program Tri Dharma Perguruan Tinggi Negeri, yaitu pengabdian kepada masyarakat. Kondisi pandemi covid-19 memberikan dampak terhadap proses pembelajaran. Orientasi pembelajaran pada pandemi covid-19 beralih menjadi kegiatan online (daring). Keterbatasan ruang gerak siswa dalam proses pembelajaran dapat berdampak pada menurunnya esensi pembelajaran, melalui munculnya persepsi terhadap pengabaian pengembangan kompetensi siswa. “Fakta demikian yang melatarbelakangi adanya kegiatan pengabdian masyarakat, semoga dapat menjadi solusi efektif dalam membantu tercapainya tujuan pembelajaran Geografi secara optimal berbantuan inovasi teknologi”, ujar Alfyananda Kurnia Putra, S.Pd, M. Pd.
Adanya keterbatasan kontak fisik pada saat pandemi covid-19 menjadi kendala utama dalam proses pembelajaran. Perlunya pendekatan efektif agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, salah satunya yaitu hybird learning. Konsep hybrid learning menghadirkan proses pembelajaran mandiri dan terpusat pada siswa (Rosita et al, 2019). Siswa dapat menentukan sendiri proses belajarnya (Simamarta et al, 2020), termasuk konten materi serta media pembelajaran yang digunakan. Kondisi demikian siswa memerlukan sikap responsible decision making yang tepat (Trentin, 2015) dan kemandirian siswa, utamanya dalam aksesibilitas siswa terhadap konten materi dalam proses pembelajaran (Al Mamun et al, 2019), tak terkecuali pada mata pelajaran Geografi berbasis VR.
Media virtual reality (VR) menjadi solusi efektif proses pembelajaran Geografi pada masa pandemi Covid-19. Konsep konten materi pada VR membantu siswa dalam berinteraksi dengan lokasi nyata di lapangan memberikan pengalaman konkrit siswa dalam proses belajarnya (Nguyen & Dang, 2017) sehingga membantu siswa dalam merekonstruksi pemahaman konseptual, terorganisir, dan sistematis (Pedro et al, 2016). Proses belajar demikian sangat dibutuhkan siswa, utamanya alternatif adaptasi proses pembelajaran Geografi masa pandemi Covid-19 (Singh et al, 2020).
Secara umum, kegiatan pengabdian ini dibagi menjadi dua bagian yaitu sosialisasi dan pelatihan yang dilaksanakan secara daring berbantuan video conference baik zoom atau google meet. Kegiatan sosialisasi dilakukan dengan penyampaian materi pada guru Geografi dan siswa, peminatan Ilmu Sosal. Kegiatan sosialisasi dilakukan dengan metode ceramah, diskusi, dan tanya jawab. Sementara, pada kegiatan pelatihan menekankan pada aspek demonstrasi dan praktik. Kegiatan pelatihan dikemas dengan menggunakan project dimana siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan dan pemahaman baru selama proses pengabdian berlangsung.
Melalui kedua kegiatan tersebut, siswa akan mendapatkan pengetahuan dan keterampilan baru, melalui hybrid learning dengan berbantuan virtual reality. Kemudian pada awal dan akhir pelatihan, terdapat pre-test dan post-test. Tujuan diberikannya test yaitu untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan ketercapaian guru dan siswa selama pelaksanaan kegiatan pengabdian berlangsung. Selain itu, indikator ketercapaian dalam program pengabdian dapat dilihat pada antusiasme peserta pengabdian selama kegiatan berlangsung. Peserta (guru dan siswa) merasa terbantu dengan adanya kegiatan pengabdian seperti ini”, ujar Dijah Aju Kurni Wulandari, S.Pd, selaku guru mata pelajaran Geografi di SMAN 1 Purwosari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H