Mohon tunggu...
Naufal Hasan
Naufal Hasan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Ingin mencari tahu lebih banyak lagi

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Mengenali Artificial Intelligence atau Kecerdasan Buatan dan Apa Strategi dalam Menghadapi Perkembangan AI yang Sangat Cepat

18 Desember 2024   12:00 Diperbarui: 19 Desember 2024   16:14 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
AI (Sumber: iStock)

Apakah kalian tahu bahwa sekarang Perkembangan AI ini berkembang dengan pesat?

Kecerdasan Buatan, atau AI ( Artificial Intelligence ), merupakan sebuah cabang ilmu komputer yang berfokus pada pengembangan system dan mesin yang mampu meniru cara berpikir, belajar, dan bertindak layaknya manusia. Dengan AI, mesin dapat memahami data, mengenali pola, mengambil Keputusan, dan menyelesaikan masalah secara efisien dan otomatis.

Saat ini, perkembangan AI berlangsung dengan sangat cepat, bahkan melampaui banyak prediksi para ahli teknologi, serta memberikan dampak yang signifikan di berbagai sektor kehidupan. Kemajuan teknologi, seperti AI generative contohnya ChatGPT, DALL-E, dan MidJourney telah memungkinkan mesin untuk menciptakan teks, gambar, sound, dan video yang menyerupai karya manusia. Dukungan dari teknologi deep learning dan motorcar eruditeness, Bersama dengan peningkatan kapasitas komputasi ( GPU/TPU ), menjadikan AI semakin efisien dalam memproses data besar dan memahami konteks yang kompleks.

Di sektor industri, AI digunakan untuk mengotomatiskan proses bisnis, memprediksi pasar, dan meningkatkan pengalaman pelanggan. Sementara  itu, dalam bidang Kesehatan, AI berperan penting dalam diagnosa penyakit, dan pengembangan obat. Negara - negara seperti Amerika Serikat, Tiongkok, dan Uni Eropa saling bersaing dalam melakukan investasi besar - besaran di bidang AI, yang diperkirakan akan mencapai angka $ 150 miliar pada tahun 2024.

Namun, perkembangan yang pesat ini tidak tanpa tantangan. Ada risiko pengangguran akibat otomatisasi, permasalahan etika terkait privasi datum, serta ancaman penyalahgunaan teknologi seperti deepfake. Untuk itu, diperlukan regulasi yang tepat dan kolaborasi antara pemerintah, perusahaan, dan Masyarakat guna memastikan bahwa kemajuan AI dapat memberikan manfaat maksimal tanpa mengorbankan nilai – nilai etika dan sosial.

(Sumber: PwC, McKinsey & Company, World Economic Forum)

Apakah dengan Perkembangan AI yang Sangat Pesat Ini, Bisa Membuat Ratusan Ribu Bahkan Jutaan Orang Kehilangan Pekerjaan?

Iya, sangat bisa, perkembangan AI memiliki potensi untuk menggantikan banyak pekerjaan, terutama yang bersifat repetitive, berbasis data point, dan manual. Laporan dari World Economic Forum ( 2023 ) menyebutkan bahwa 14 juta pekerjaan global dapat tergantikan oleh AI pada tahun 2027, terutama dalam bidang seperti administrasi, produksi, dan layanan pelanggan. Teknologi AI, seperti otomatisasi proses robotic ( RPA ) dan kecerdasan buatan generative ( seperti GPT ), semakin mengurangi kebutuhan tenaga manusia untuk tugas – tugas rutin dan analitis.  Sebagai contoh, pekerjaan seperti penginput datum, kasir, analis sederhana, dan pekerjaan produksi di pabrik sangat rentan terhadap otomatisasi.

Namun, AI juga menciptakan peluang baru. Menurut laporan McKinsey & amp ; Company ( 2022 ), AI dapat menciptakan sekitar 97  juta pekerjaan baru pada periode yang sama, khususnya dalam bidang – bidang seperti analisis datum, pengembangan AI, manajemen teknologi, dan pekerjaan yang memerlukan keterampilan interpersonal serta kreativitas yang tinggi. Jadi, meskipun AI menyebabkan pengurangan tenaga kerja di beberapa sektor, pekerjaan baru juga muncul seiring berkembangnya teknologi.

(Sumber: McKinsey & Company, Jobs Lost, Jobs Gained Report 2022. World Economic Forum, The Future of Jobs Report 2023)

Lalu apa strategi nya dalam menghadapi perkembangan AI yang sangat pesat ini?

Perkembangan AI yang sangat pesat membutuhkan strategi adaptif di tingkat individu, organisasi, dan kebijakan pemerintah untuk menghadapi dampaknya. Bagi individu, fokus pada literasi teknologi menjadi hal penting. Dengan mempelajari dasar – dasar AI, seperti pemrograman Python dan machine learning, serta mengikuti sertifikasi seperti yang ditawarkan oleh Google, IBM, atau Microsoft, seseorang dapat meningkatkan keterampilan dan tetap relevan di pasar kerja.

Selain itu, penggunaan AI sebagai alat kolaborasi, bukan ancaman, membantu meningkatkan produktivitas, misalnya dengan menggunakan ChatGPT untuk riset atau penulisan laporan. Di sisi organisasi, AI dapat diintegrasikan untuk otomatisasi proses bisnis, personalisasi pengalaman pelanggan, dan optimasi produksi, sebagaimana diadopsi oleh perusahaan besar seperti Amazon dan Netflix.

Namun, perkembangan AI yang pesat juga memerlukan kebijakan dan regulasi yang kuat, seperti pengaturan privasi data dan etika penggunaan AI, untuk menghindari dampak negative seperti bias algoritma atau pelanggaran privasi. Pemerintah juga harus mendorong program literasi AI untuk masyarakat, serta memberikan dukungan bagi pekerja yang terdampak otomatisasi. Dengan kombinasi upaya ini, AI dapat menjadi alat yang bermanfaat tanpa mengorbankan nilai etika dan sosial.

Kesimpulan

Menghadapi perkembangan AI yang pesat memerlukan pendekatan yang holistik. Individu harus meningkatkan literasi teknologi, memperkuat keterampilan yang relevan, dan berkolaborasi dengan teknologi AI. Organisasi perlu berinovasi dalam penggunaan AI sekaligus mengelola dampak sosialnya. Di tingkat kebijakan, regulasi yang mendukung penggunaan AI secara etis dan inklusif harus diprioritaskan. Dengan strategi ini, AI dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi semua pihak.

Sumber Referensi:

  1. Harvard Business Review, Reskilling in the Age of AI, 2023.
  2. World Economic Forum, Future of Jobs Report 2023.
  3. McKinsey & Company, AI Adoption in Industry 2023.
  4. PwC, Global Artificial Intelligence Study 2023.
  5. Stanford University, AI Index Report 2023.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun