Perhelatan Pertamina Grand Prix of Indonesia yang diselenggarakan di Mandalika menjadi bukti kebangkitan pariwisata di Nusa Tenggara Barat. Event dengan skala besar tersebut sukses diselenggarakan pada awal tahun 2022.Â
Banyak pasang mata yang menyorot pada perhelatan tersebut. Namun, hal yang disorot tidak hanya mengenai ajang balapannya saja, tetapi juga dampak dan hal-hal unik yang terjadi saat perhelatan tersebut berlangsung.
Hal yang cukup banyak disorot ketika perhelatan berlangsung adalah aksi dari pawang hujan pada saat perhelatan yang bernama Rara Istiani Wulandari. Mba Rara menjadi sorotan karena beliau mempertontonkan bagaimana beliau melakukan tugasnya untuk mengendalikan hujan.
Pada awalnya Mba Rara diragukan keberhasilannya dalam mengendalikan hujan karena sirkuit pada saat itu sedang turun hujan lebat. Namun beberapa saat kemudian Mba Rara membuktikan kehebatan sehingga berhasil menghentikan hujan dan ajang Moto GP pun dapat digelar dengan baik. Berita mengenai kehebatan Mba Rara ini cukup banyak dibicarakan pada saat perhelatan berlangsung. Tidak hanya dibicarakan oleh masyarakat Indonesia saja, tetapi juga menjadi perbincangan hangat dunia pada saat itu.
Hal lainnya yang cukup disorot adalah mengenai keindahan alam Mandalika itu sendiri. Keindahan alam yang disajikan oleh Mandalika dapat dibilang cukup indah dan masih asri sehingga siapapun yang datang ke sana akan merasa senang.Â
Keindahan tersebut membuat para pembalap MotoGP yang mengikuti perhelatan tersebut, tidak hanya untuk melakukan pekerjaan mereka, tetapi juga untuk liburan menikmati keindahan alam Mandalika.
Lalu, apa kaitannya hal-hal tersebut dengan pariwisata? Menurut penulis, hal-hal yang telah disebutkan di atas dapat menjadi daya tarik wisata untuk Mandalika. Hal-hal yang menjadi sorotan tersebut dapat dibilang unik dan dapat membuat wisatawan baik domestik maupun mancanegara untuk datang ke Mandalika.Â
Seperti keviralan dari Mba Rara si pawang hujan dapat menarik perhatian para wisatawan terutama dari mancanegara untuk datang. Hal tersebut karena mereka penasaran bagaimana cara kerja dari pawang hujan tersebut dan juga pastinya akan penasaran lagi mengenai budaya yang ada di Mandalika. Mengenai keindahan alam sudah pasti menjadi daya tarik para wisatawan untuk berlibur ke Mandalika.
Apa yang penulis tuliskan bukan hanya angan-angan saja karena beberapanya sudah terbukti. Salah satu buktinya ialah saat perhelatan World SuperBike kala itu berlangsung, tingkat okupansi hotel hampir menyentuh 100% dan perkemahan sekitar sirkuit mencapai 20%. Bukan tidak mungkin, nantinya jika perhelatan MotoGP kembali dihelat hal tersebut akan serupa terjadi bahkan lebih tinggi dari itu.Â
Selain itu, ketika perhelatan MotoGP berlangsung beberapa UMKM diperkenalkan dan mendapat sambutan yang baik dari banyak orang. Hal tersebut juga dapat menjadi bukti seiring kebangkitan pariwisata, kesejahteraan masyarakat sekitar juga akan bangkit.Â
Maka dari itu, perhelatan MotoGP Mandalika dapat menjadi awal kebangkitan dari pariwisata di Mandalika dan pastinya juga di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H