Pada peta di atas di sektor Perkebunan komoditas kakao hanya pada kecamatan Haruai memiliki klasifikasi potensi wilayah yang prospektif. Adapun haya kecamatan Muara Uya yang menjadi uggul di komoditas kopi. Sedangkan kecamatan lainnya masih tertinggal.
Gambar 7. Peta Potensi Wilayah Per-komoditas Tebu, Teh, Tembakau, Sektor Peternakan dan Perikanan .
Sumber: Hasil Olahan data Primer, 2024
      Dikarenakan tidak adanya data di sektor perkebunan komoditas tebu, teh dan tembakau maka hasilnya akan 0 atau dianalisis potensi wilayahnya tertinggal semua.
Analisis LQ digunakan untuk mengidentifikasi basis ekonomi suatu wilayah dengan membandingkan produksi lokal dan konsumsi lokal. Jika nilai koefisien LQ lebih dari 1, itu menandakan bahwa subsektor tersebut adalah subsektor unggulan dan memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Sebaliknya, nilai kurang dari 1 menunjukkan bahwa subsektor tersebut belum diekspor dan masih dikonsumsi di wilayah tersebut.
- Sektor Pertanian
- Basis Ekonomi: Berdasarkan tabel hasil perhitungan LQ, beberapa kecamatan di Kabupaten Tabalong menunjukkan kekuatan basis ekonomi dalam sektor pertanian. Misalnya, kecamatan Upau, Murung Pudak, Tanta, Pugaan, dan Kelua memiliki nilai LQ lebih dari 1, yang mengindikasikan potensi unggulan mereka dalam sektor pertanian.
- Sektor Perkebunan
- Komoditas Unggulan: Dalam sektor perkebunan, komoditas kelapa sawit, karet, dan kopi menunjukkan potensi unggulan di beberapa kecamatan. Sebagai contoh, kecamatan Haruai dan Muara Uya memiliki klasifikasi potensi wilayah yang menjanjikan untuk komoditas kelapa sawit dan kopi, sementara kecamatan Banua Lawas, Tanta, Tanjung, Muara Pudak, dan Upau menunjukkan potensi prospektif untuk komoditas karet
- Sektor Peternakan
- Potensi Tertinggal: Data primer menunjukkan bahwa sektor peternakan masih mengalami keterbelakangan di beberapa daerah. Hal ini disebabkan oleh rendahnya populasi ternak dan kurangnya infrastruktur pendukung. Oleh karena itu, diperlukan strategi pengembangan yang tepat untuk meningkatkan daya saing sektor peternakan.
- Sektor Perikanan
- Data Kurang: Informasi mengenai sektor perikanan di Kabupaten Tabalong pada tahun 2021 dan 2022 tidak tersedia dari dalam publikasi Badan Pusat Statistik (BPS dalam angka). Hal ini mungkin disebabkan oleh kontribusi ekonomi sektor tersebut yang terbatas atau karena adanya prioritas pencatatan statistik yang lebih besar untuk sektor-sektor lainnya.
Analisis Shift Share digunakan untuk mengukur laju pertumbuhan suatu sektor dibandingkan dengan rata-rata nasional. Jika nilai SS lebih dari 1, itu berarti sektor tersebut tumbuh lebih cepat daripada rata-rata nasional, sementara nilai kurang dari 1 menunjukkan pertumbuhan yang lambat.
- Sektor Pertanian, laju pertumbuhan: Berdasarkan tabel hasil perhitungan shift share, beberapa kecamatan di Kabupaten Tabalong menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dalam sektor pertanian. Misalnya, kecamatan Muara Uya, Jaro, Bintang Ara, Haruai, Muara Harus, dan Tanjung memiliki laju pertumbuhan yang cepat.
- Sektor Perkebunan, komoditas prospektif: Komoditas seperti kelapa sawit dan karet menunjukkan potensi yang menjanjikan di beberapa kecamatan. Sebagai contoh, kecamatan Tanjung, Murung Pudak, Haruai, dan Jaro memiliki klasifikasi potensi wilayah yang prospektif untuk komoditas kelapa sawit, sedangkan kecamatan Banua Lawas, Tanta, Tanjung, Muara Pudak, dan Upau menunjukkan potensi yang baik untuk komoditas karet.
Berdasarkan peta potensi wilayah, beberapa kecamatan di Kabupaten Tabalong menunjukkan potensi unggulan dan prospektif di berbagai sektor.
- Sektor Pertanian
Kecamatan Upau, Murung Pudak, Tanta, Pugaan, dan Kelua merupakan kecamatan unggulan dalam sektor pertanian, sementara kecamatan Banua Lawas masih tertinggal.
- Sektor Perkebunan
Kelapa Sawit: Kecamatan Tanjung, Murung Pudak, Haruai, dan Jaro menunjukkan potensi yang prospektif.
Karet: Kecamatan Banua Lawas, Tanta, Tanjung, Muara Pudak, dan Upau juga memiliki potensi yang baik.