Pemberitaan Indonesia memutuskan bergabung menjadi anggota penuh BRICS sempat menggemparkan berbagai pihak. Hal ini diumumkan tepatnya pada 6 Januari 2025 melalui anggota presidensi BRICS yaitu Brazil melalui Menteri Luar Negerinya Mauro Vieira. Indonesia merupakan negara ke-11 yang menyatakan diri sebagai anggota, setelah sebelumnya hanya menjadi mitra BRICS bersama Belarus, Bolivia, Kazakhstan, Kuba, Malaysia, Thailand, Uganda, Uzbekistan.
Lantas dampak apakah yang akan diterima oleh Indonesia, tentu keputusan ini akan memberikan dampak positif sekaligus negatif yang akan diterima oleh Indonesia di antaranya mampu meluaskan cakupan pasar sekaligus ekspansi internasional yang tidak terbatas pada AS ataupun negara-negara di Benua Eropa.
Potensi tambahan bantuan pendanaan pembangunan infrastruktur baru dari New Development Bank yang sedang dalam tahap pengembangan bisa membantu Indonesia dalam mengurangi utang terhadap IMF. Ditambah bergabungnya Indonesia membuat anggota BRICS menguasai sepertiga perekonomian dunia yang berpotensi mengungguli kemampuan perekonomian dari organisasi lain seperti G7.
Keaktifan Indonesia melalui BRICS dalam penanganan isu global salah satunya sebagai salah satu cadangan bahan mentah guna transisi energi hijau. Hal ini juga diapresiasi oleh negara lain, sekaligus sebagai komitmen dalam memperkuat kerjasama antar negara secara multilateral.
Apakah memang sepositif itu pengaruh BRICS bagi Indonesia, tentu tidak seindah yang dibayangkan, meskipun negara-negara anggota BRICS khususnya belahan bumi bagian selatan sangat mendukung keberadaan Indonesia di sisinya ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
Beberapa di antaranya adalah pengajuan Indonesia sebagai anggota aksesi OECD (Organisation for Economic Co-Operation and Developments) guna mendapatkan investor asing dalam menunjang pertumbuhan perekonomian Indonesia yang berpotensi menghambat Indonesia dalam memperoleh keanggotaan di OECD. Tidak hanya itu salah satu potensi menumpuknya barang-barang impor dari anggota BRICS, khususnya dari China juga dapat dianggap sebagai gangguan yang perlu diperhitungkan.
Ujung-Ujungnya masuknya Indonesia dalam keanggotaan BRICS ini bisa memberikan dampak dan manfaat yang lebih baik bagi pemerintahan sekaligus masyarakat Indonesia apabila dapat dikelola dengan baik, karena sebagus apapun organisasi yang akan diikuti oleh Indonesia, apabila penanganan dari pemerintah dan respon dari masyarakat buruk tentu akan memperkeruh keadaan yang ada saat ini.
Sumber Informasi:
- Siaran Pers (2024, 30 Mei) Pemerintah Terus Maksimalkan Proses Aksesi OECD. Diakses pada 15 Januari 2025, dari https://www.ekon.go.id/publikasi/detail/5801/pemerintah-terus-maksimalkan-proses-aksesi-oecd
- Anjelina, Adhi. Kompas.com (2025, 08 Januari) Daftar Anggota BRICS 2025 Usai Indonesia Resmi Bergabung. Diakses pada 15 Januari 2025 dari https://www.kompas.com/tren/read/2025/01/08/123000965/daftar-anggota-brics-2025-usai-indonesia-resmi-bergabung#:~:text=Editor&text=KOMPAS.com%20%2D%20Indonesia%20resmi%20bergabung,Brasil%20sebagai%20Ketua%20BRICS%202025
- Antara NTB (2025, 11 Januari) Untung Rugi Indonesia Gabung BRICS. Diakses pada 15 Januari 2025 dari https://mataram.antaranews.com/berita/412934/untung-rugi-indonesia-gabung-brics
- Sepulang Sekolah. (2025, 13 Januari) Indonesia Resmi Gabung BRICS! Apa Untung Ruginya? Tidak Takut Ancaman Trump? | Learning By Googling. (Video) Youtube.https://www.youtube.com/watch?v=E8dybCrQv5o&t=338s
- Bennix. (2025, 14 Januari) INDONESIA GABUNG BRICS?? Udah Siap Jadi MUSUH Amerika?? BANYAK UNTUNG ATAU RUGINYA NIH?? (Video) Youtube. https://www.youtube.com/watch?v=ttl2dAngy3I&t=1s
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI