Mohon tunggu...
Muhammad Narjul Ghufron
Muhammad Narjul Ghufron Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berpengalaman di bidang marketing dan pemberdayaan masyarakat.

Selama ini saya terbiasa menulis artikel ilmiah. Namun untuk fokus saat ini, saya lebih suka dengan penulisan yang lebih dapat diterima oleh semua kalangan.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Sebab Akibat Banjir Bandang

10 Maret 2023   15:00 Diperbarui: 10 Maret 2023   15:09 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kamis, 9 Maret 2023 telah terjadi banjir bandang di Lahat, Sumatera Selatan. Berdasarkan informasi yang telah dihimpun, bencana ini disebabkan oleh tingginya debit air di Sungai Lematang sejak beberapa hari terakhir.

Tercatat sudah 4 kali banjir bandang yang melanda beberapa wilayah di Indonesia di awal tahun 2023, seperti di Ponorogo, Manado, Buleleng, dan Lahat saat ini. Selain dari faktor intensitas hujan yang tinggi, faktor lain juga dimungkinkan menjadi sebabnya.

Penyebab banjir bandang 

Pendangkalan sungai adalah salah satu faktornya, karena sungai tidak bisa menampung air hujan saat curah hujan meningkat. Ada beberapa material yang menyebabkan sungai mengalami pendangkalan, seperti limbah padat dan tanah. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa limbah padat menjadi faktor utama pendangkalan sungai, karena tidak bisa lapuk dan menyebabkan penimbunan di dasar sungai.

Tanah juga bisa menjadi sebab pendangkalan sungai. Meskipun tanah merupakan bahan organik, tetapi tetap mendangkalkan sungai. Air yang mengalir dari hulu biasanya membawa material tanah yang menyebabkan sungai mengalami pendangkalan. Sehingga diperlukan pengelolaan hulu sungai untuk mengurangi kuantitas tanah yang terbawa ke sungai.

Hulu sungai yang menjadi daerah penyangga juga dapat menyebabkan banjir bandang. Bagaimana tidak, daerah penyangga menjadi ekosistem alami yang dapat mengatur siklus air. Deforestasi yang tidak terkendali menyebabkan rusaknya daerah penyangga. Air hujan tidak lagi diserap oleh akar tanaman, melainkan dialirkan langsung ke tempat yang lebih rendah. Tidak hanya ke sungai, bisa jadi ke daerah pemukiman warga juga. Saat terjadi hujan deras dalam kurun waktu yang singkat, air akan mengalir membawa material tanah dalam jumlah banyak. Saat itulah banjir bandang tidak terelakkan lagi. Sehingga, mitigasi banjir bandang perlu dilakukan secepatnya.

Mitigasi bencana alam perlu dilaksanakan sedini dan secepat mungkin. Kerjasama antara pemerintah dan organisasi masyarakat yang peduli dengan bencana alam perlu dikuatkan. Karena sangat berat bagi pemerintah untuk berjalan sendiri dan mengawasi semua titik rawan bencana, khususnya banjir bandang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun