Mohon tunggu...
Muhammad Nanang
Muhammad Nanang Mohon Tunggu... Freelancer - Be humble and chill

Abadi dalam karya

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Kolaborasi Mematikan, Pandemi dan Ancaman Karhutla

30 Juni 2020   15:56 Diperbarui: 1 Juli 2020   20:36 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi water bombing dalam upaya pemadaman kebakaran hutan.(SHUTTERSTOCK.com/AKHMAD FAUZI NURULHAMZAH)

Upaya pengembalian perputaran ekonomi yang lumpuh akibat pandemi dengan penerapan new normal tentu menjadi fokus utama. Namun, kewaspadaan terhadap bencana karhutla dan banjir juga perlu diperhatikan. 

Hal ini sebagai bentuk perhatian terhadap sumber daya alam yang menjadi sumber kehidupan umat manusia dan sebagai upaya dalam mencegah terjadinya masa-masa sulit.

 Hal yang paling mendasar ketika kita bicara tentang kesadaran adalah kepedulian terhadap orang lain. Tingginya ego atas kepentingan pribadi mampu menghilangkn empati kita terhadap orang lain. 

Terlebih masa pandemi dimana hampir mayoritas mengalami keterpurukan secara ekonomi dan sedang mengusahakan berbagai cara memenuhi kebutuhan sehari-hari. 

Pembakaran hutan dan lahan yang dilakukan oleh oknum maupun koorporat adalah bentuk dari ketidakpedulian mereka terhadap manusia-manusia lain. Demi kepentingan pribadi dan kelompoknya, kantong penuh berisikan uang, nyawa manusia bukan lagi persoalan. 

Mereka tidak memikirkan dampaknya atau lebih tidak perduli terhadap dampak yang sebenarnya juga akan mereka rasakan. Maka, selain dituntut adanya kesadaran dalam mencegah terjadinya bencana khususnya karhutla perlu dibarengi dengan adanya edukasi terkait pencegahan terjadinya karhutla. 

Ketiadaan kesadaran mengenai hal ini bisa jadi akibat dari tidak adanya edukasi yang diberikan. Maka perlu adanya gerakan secara masif dalam upaya mencegah terjadinya bencana karhutla yang sudah mulai mengancam.

Bagi para petani konvensional, pembukaan lahan dengan cara membakar mungkin menjadi pilihan satu-satunya. Hal ini tentu menjadi perhatian bersama baik masyarakat maupun pemerintah daerah. 

Dengan adanya edukasi terkait pencegahan karhutla sekaligus langkah-langkah strategis yang diberikan pada para petani, tentu hal ini menguntungkan para petani dan juga tidak membahayakan lingkungan. 

Sebab, bencana asap yang terjadi pada tahun 2019 silam adalah dampak dari pembakaran hutan yang tidak terkontrol. Bayangkan jika hal tersebut kembali terjadi pada tahun ini, dapat dipastikan kita masyarakat Indonesia akan benar-benar kembali mengalami kelumpuhan di berbagai sektor.

Pandemi dan asap karhutla adalah dua hal mematikan yang sama-sama menyerang pernafasan, tentu masker lagi-lagi menjadi benda berharga. Maka kita akan kembali menemukan pemandangan bagi-bagi masker yang dilakukan oleh manusia-manusia baik yang peduli terhadap manusia-manusia lainnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun