Sejak pertama kali penyebaran Covid-19 masuk di Indonesia yang dikonfirmasi oleh presiden Indonesia, Joko Widodo pada Senin 2 Maret 2020 hingga saat yang telah terpapar covid-19 mencapai 41.369 ODP dan 38.277 orang yang dinyatakan positif dari 34 provinsi/430 kab/kota.Â
Penyebaran Covid-19 yang tidak terbendunng kini menjadi pandemi di Indonesia dan memaksa pemerintah menerapkan PSBB dan karantina mandiri di berbagai wilayah. Hal tersebut sebagai upaya dalam menekan tingkat penyebaran pandemi demi menjaga stabilitas negara.
Penyebaran Covid-19 yang terus meningkatkan dengan pesat mengakibatkan lumpuhnya beberapa sektor, khususnya pada sektor ekonomi. PSBB yang menjadi upaya pemerintah dalam menstabilkan perputaran ekonomi pun tidak kunjung membuahkan hasil.Â
Pasalnya, tidak semua aktivitas perekenomian dalam diselenggarakan dari rumah. Sebagaimana gerakan #dirumahaja yang digaungkan sejak pertama kali Covid-19 menyebar di Indonesia.
Di balik wabah pandemi yang terus meningkat dengan pesat, beberapa wilayah di Indonesia telah masuk dalam daftar rawan karhutla yang merupakan bencana nasional sejak beberapa tahun belakangan ini.Â
Menurut Deputi Klimatologi, Drs. Herizal M.Si hampir di seluruh wilayah Indonesia memasuki musim penghujan, namun ada beberapa wilayah yang memasuki musim kemarau dan menjadi titik api.Â
Beberapa wilayah yang masuk musim kemarau dan diwaspadai terancam bencana karhutla yaitu NTT wilayah Sumbawa, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara bagian selatan, Riau bagian timur, Sumatra Utara bagian timur dan Aceh bagian timur.Â
Sama halnya dengan ancaman karhutla, beberapa wilayah yang memasuki musim penghujan juga terancam banjir. Diperkirakan di beberapa wilayah Indonesia akan mengalami curah hujan yang cukup tinggi dan diwaspadai dapat menilmbukan banjir, khususnya di daerah pesisir.
Pembakaran hutan dan lahan disertai penebangan pohon secara ilegal mengakibatkan karhutla dan banjir yang menjadi bencana nasional beberapa tahun terakhir.
Apabila pada tahun ini ancaman karhutla dan banjir benar-benar terjadi di beberapa wilayah Indonesia, maka tahun ini menjadi tahun-tahun yang paling sulit bagi rakyat Indonesia. Belum selesai dari dampak pandemi, ditambah lagi dengan ancaman dua bencana nasional. Hal ini tentu menjadi kolaborasi mematikan bagi rakyat Indonesia.
Perlu adanya kesadaran mendasar baik pemerintah maupun masyarakat sipil dalam menghadapi situasi sulit seperti saat ini. Kesadaran dalam menjaga kelestarian alam, khususnya hutan sebagai upaya mencegah terjadinya karhutla dan banjir yang telah diprediksi akan terjadi kembali pada tahun ini.Â