Mohon tunggu...
Muhammad Najwan Rifqi
Muhammad Najwan Rifqi Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

suka mendengar musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Implementasi Pilar Cinta Damai Kemalikussalehan Mengenal Sejarah Singkat Cut Meutia Sang Pahlawan Wanita dari Tanah Aceh

10 Desember 2024   01:07 Diperbarui: 10 Desember 2024   01:36 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun Kisah tragis pun menyelimuti perjalanan perjuangan Cut Meutia dan suaminya. Pada tahun 1905, suami tercinta, Teuku Muhammad, tertangkap oleh pasukan Belanda dan dihukum mati di tepi pantai Lhokseumawe. Tetapi, atas kepergian suaminya tidak membuat semangat jiwa berjuang Cut Meutia padam. Malah, semakin membara dan menggelora, siap untuk melanjutkan perjuangan hingga titik darah penghabisan.

Kemudian Cut Meutia menikah lagi untuk yang ketiga kalinya dengan Pang Nanggroe sesuai wasiat suaminya dan bergabung dengan pasukan lainnya di bawah pimpinan Teuku Muda Gantoe. 

Cut Meutia dan pasukannya menggunakan strategi gerilya untuk melawan Belanda. Mereka sering menyerang secara tiba-tiba, terutama di wilayah hutan dan pegunungan. Perjuangan Cut Meutia tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga moral. Ia sering memberikan semangat kepada rakyat Aceh untuk tetap melawan meskipun dalam kondisi sulit.

Pada tahun 1910, Pang Nagroe gugur dalam pertempuran melawan Belanda. Setelah itu, Cut Meutia memimpin sendiri sisa pasukannya. Dalam pertempuran terakhirnya di Alue Kurieng, Aceh Utara, pada 24 Oktober 1910, ia gugur di medan perang. Meski kalah jumlah dan persenjataan, ia tetap melawan dengan gagah berani hingga akhir hayatnya.

Kisah perjuangan Cut Meutia juga mengajarkan kepada kita tentang pentingnya mempertahankan kehormatan dan martabat bangsa. Meskipun harus berhadapan dengan musuh yang kuat dan berteknologi tinggi, namun dengan semangat dan keberanian yang tinggi, kita dapat menghadapinya dengan baik dan berhasil memenangkannya.

Dengan mengunjungi tempat-tempat bersejarah seperti rumah Cut Meutia, kita dapat lebih memahami dan menghargai perjuangan para pahlawan kita. Kita dapat mengambil inspirasi dan motivasi dari kisah-kisah perjuangan mereka, serta meneladani semangat dan keberanian yang mereka miliki.

Untuk mengenang keberanian cut meutia masyarakat aceh dapat berkunjung ke rumah bersejarah di desa masjid pirak, Kecamatan Matang Kuli, Aceh Utara. Rumah tersebut menjadi saksi bisu dari keberanian dan perjuangan beliau melawan penjajah. Kini, rumah itu telah menjadi tempat wisata sejarah yang mengundang pengunjung untuk mengenang perjuangan dan keberanian seorang pahlawan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun