Mohon tunggu...
Muhammad Najib
Muhammad Najib Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi bermain dan mengeksplor hal hal yang belum pernah diketahui

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengelola Risiko Kepatuhan dalam Industri Keuangan Syariah

30 Mei 2023   17:54 Diperbarui: 30 Mei 2023   17:58 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Mengelola Risiko Kepatuhan dalam Industri Keuangan Syariah

Bank syariah adalah lembaga keuangan yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip syariah Islam. Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, bank syariah harus menghadapi risiko kepatuhan yang terkait dengan pemenuhan prinsip-prinsip syariah dan persyaratan peraturan yang berlaku. Sebelum mengenal kepatuhan dalam keuangan syariah dapat memahami terlebih dahulu pengertian risiko kepatuhan, risiko kepatuhan merupakan munculnya kerugian secara langsung maupun tidak langsung yang bisa menyebabkannya tidak mematuhinya atau tidak dilaksanakannya peraturan perundang-undangan serta ketentuan lainnya. 

Peraturan Bank Indonesia (PBI) nomor 13/23/PBI/2011 mendefinisikan risiko kepatuhan sebagai risiko akibat bank tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan perundang undangan dan ketentuan yang berlaku, serta prinsip syariah. Tidak ada perbedaan signifikan antara bank syariah dan bank konvensional terkait risiko ini, selain hanya pada masalah prinsip syariah yang melekat pada bank syariah (Sumar in, 2012).

Menurut Islamic Financial Service Board (IFSB), risiko kepatuhan syariah didefinisikan sebagai risiko yang muncul akibat ketidakpatuhan bank Islam terhadap aturan dan prinsip syariah yang ditentukan oleh DPS atau lembaga sejenis dimana bank Islam beroperasi (Wahyudin, 2013). Risiko kepatuhan syariah muncul ketika sebuah lembaga keuangan gagal dalam mengimplementasikan prinsip-prinsip syariah dalam pelaksanaan operasionalnya dari sisi pendanaan, penyaluran dana, dan pelayanan jasa perbankan lainnya. Penilaian kepatuhan bank Islam terhadap prinsip syariah mencakup seluruh komponen terkait dengan kegiatan operasional perbankan Islam. (Weeks, 2015).

Bank syariah sebagai lembaga keuangan yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah, terdapat berbagai risiko kepatuhan yang harus dikelola dengan baik. Beberapa risiko kepatuhan yang paling umum untuk bank syariah.

Risiko Penyalahgunaan Prinsip Syariah, risiko ini timbul ketika bank syariah tidak sepenuhnya mematuhi prinsip-prinsip syariah dalam semua aspek operasionalnya. Hal ini dapat terjadi karena kurangnya pemahaman atau penafsiran yang salah terhadap prinsip-prinsip syariah. Misalnya, bank syariah yang terlibat dalam praktik ribawi (bergantung pada keuntungan bunga konvensional) atau mengabaikan prinsip keadilan dalam transaksi.

Risiko Hukum dan Regulatori, dalam risiko ini bank syariah harus mematuhi peraturan dan perundang-undangan yang berlaku dalam industri keuangan syariah. Risiko ini timbul ketika bank syariah tidak mematuhi persyaratan yang ditetapkan oleh otoritas pengawas atau mengabaikan ketentuan hukum yang berlaku. Pelanggaran hukum dan regulatori dapat mengakibatkan sanksi yang serius, reputasi yang rusak, dan kerugian finansial.

Risiko Manajemen Produk dan Jasa, dalam risiko ini bank syariah harus memastikan bahwa produk dan layanan yang mereka tawarkan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Risiko ini timbul ketika ada kesalahan dalam perancangan atau implementasi produk dan jasa yang melanggar prinsip-prinsip syariah. Misalnya, produk yang mengandung elemen riba yang tersembunyi atau ketidakjelasan dalam struktur pembiayaan.

Risiko Reputasi, dalam risiko ini bank syariah harus menjaga reputasinya sebagai lembaga keuangan yang patuh terhadap prinsip-prinsip syariah. Risiko reputasi timbul ketika terjadi penyalahgunaan prinsip syariah atau skandal yang melibatkan bank syariah. Hal ini dapat mengakibatkan kehilangan kepercayaan nasabah dan investor serta dampak negatif terhadap citra bank.

Risiko Kesesuaian, risiko ini terkait dengan ketidaksesuaian bank syariah terhadap ketentuan-ketentuan internal dan eksternal yang berlaku. Bank syariah harus memastikan bahwa kebijakan, prosedur, dan praktik operasional mereka sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dan persyaratan peraturan yang berlaku. Ketidaksesuaian dapat mengakibatkan kerugian finansial, sanksi, atau tuntutan hukum.

Risiko Transaksi dan Operasional, bank syariah juga menghadapi risiko transaksi dan operasional yang berhubungan dengan pelaksanaan operasi sehari-hari mereka. Risiko ini termasuk kesalahan dalam pengelolaan data, pelaksanaan transaksi yang tidak akurat, dan kegagalan sistem teknologi informasi. Ketidakpatuhan terhadap prinsip-prinsip syariah. Setiap risiko yang dihadapi, memiliki potensi dampak yang signifikan terhadap bank syariah termasuk sanksi regulatori, reputasi yang rusak, dan kerugian financial.

Manajemen risiko kepatuhan sangat penting dalam industri keuangan syariah karena untuk menjaga integritas prinsip syariah dengan memastikan bahwa bank syariah mematuhi prinsip syariah dalam semua transaksinya, dengan begitu dapat membangun kepercayaan nasabah dan memperkuat citra positif sebagai lembaga keuangan yang patuh terhadap nilai-nilai syariah. Pentingnya risiko kepatuhan yang lain adalah menghindari sanksi regulatori, otoritas pengawas industri keuangan syariah memiliki peraturan dan persyaratan yang ketat. 

Manajemen risiko kepatuhan memastikan bahwa bank syariah memenuhi persyaratan ini. Kepatuhan yang tepat terhadap peraturan memungkinkan bank syariah untuk menghindari sanksi hukum yang berpotensi merusak seperti denda atau pencabutan izin. Selain itu untuk meningkatkan Reputasi, kepatuhan terhadap prinsip-prinsip syariah dan peraturan yang berlaku membantu membangun reputasi yang kuat bagi bank syariah. Reputasi yang baik sangat penting dalam industri keuangan yang bersifat berbasis kepercayaan. Bank syariah yang dianggap sebagai lembaga yang andal dan patuh terhadap nilai-nilai syariah akan menarik lebih banyak nasabah dan investor, serta memperkuat posisinya di pasar.

Selain pentingnya manajemen risiko dalam industri keuangan syariah terdapat juga beberapa tantangan tantangan yang tidaklah mudah dan perlu diatasi. Beberapa tantangan umum yang dihadapi dalam mengelola risiko kepatuhan dalam industri keuangan syariah.

Kompleksitas Interpretasi Prinsip Syariah, Prinsip-prinsip syariah sering kali memerlukan interpretasi yang mendalam dan konteksual. Tantangan terbesar adalah interpretasi dan penerapan prinsip syariah yang konsisten dan jelas. Interpretasi para ahli syariah bervariasi, yang dapat menyebabkan perbedaan pemahaman dan implementasi prinsip-prinsip syariah di antara lembaga keuangan syariah.

Kecepatan Perubahan Regulasi: Industri keuangan syariah terus berkembang dan menghadapi perubahan yang cepat dalam regulasi dan peraturan. Bank syariah harus selalu memantau dan memahami perubahan regulasi yang relevan, serta memastikan kepatuhan yang tepat waktu dengan persyaratan baru yang diberlakukan oleh otoritas pengawas.

Kekurangan Tenaga Ahli Syariah, Dalam mengelola risiko kepatuhan, bank syariah membutuhkan tenaga ahli syariah yang kompeten dan berpengalaman. Namun, terdapat kekurangan tenaga ahli syariah yang memadai. Alhasil mempertahankan tenaga ahli syariah yang berkualitas menjadi tantangan tersendiri bagi bank syariah.

Kompleksitas produk dan layanan, produk dan layanan yang ditawarkan oleh bank syariah dapat menjadi kompleks dalam hal struktur keuangan dan mekanisme operasional. Tantangannya adalah untuk memastikan bahwa semua produk dan layanan yang ditawarkan sesuai dengan syariah dan sesuai dengan peraturan. Bank syariah harus melakukan perencanaan produk yang hati-hati dan pengawasan operasi yang ketat, memastikan bahwa personelnya berkualitas dan memahami produk dan layanan Syariah.

Risiko kepatuhan perbankan syariah adalah risiko yang ditimbulkan oleh bank syariah yang tidak mematuhi peraturan dan/atau hukum dan peraturan ditegakkan dan prinsip syariah diterapkan. Manajemen risiko kepatuhan perbankan syariah sangat penting untuk menjaga kepercayaan dan eksistensi perbankan syariah serta perbedaan utama dengan bank tradisional. Untuk menghindari dan untuk meminimalkan risiko kepatuhan, bank syariah juga harus menyiapkan unit kerja dan kebijakan prosedur yang jelas. Kemudian dilanjutkan dengan identifikasi risiko yang mungkin timbul dari faktor internal dan eksternal. Selain itu, mengurangi dan mengendalikan risiko yang muncul diidentifikasi sebelumnya dan yang terakhir perlu memperkirakan berapa banyak tingkat keberhasilan penerapan manajemen risiko kepatuhan. Sehingga bank syariah mampu melakukan fungsi eksekutif dengan baik dan mempengaruhi pertumbuhan kepercayaan nasabah dan eksistensi bank syariah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun