Nama.: MUHAMMAD NAHDI
Nim.: 2410416110002
Kelas : B
Program Studi S1 Geografi
Fakultas :ilmu sosial dan ilmu politik
PTN: universitas lambung Mangkurat
Mata kuliah. : KARTOGRAFI
Dosen pengampu: Dr. Rosalina Kumalawati, S.Si, M.Si
Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki dua musim yaitu musim hujan dan kemarau. Datangnya musim hujan dan musim kemarau berbeda antara satu wilayah dengan wilayah lain salah satu contohnya adalah wilayah provinsi Bengkulu. Oleh karena itu diperlukan data yang menggambarkan persebaran curah hujan antara satu tempat dengan tempat yang lain, data yang berisi informasi persebaran curah hujan ini terdapat di peta curah hujan. Peta curah hujan atau yang di sebut dengan peta isohyet merupakan peta tematik yang menampilkan informasi persebaran curah hujan.
Peta merupakan salah satu alat penting dalam geografi yang digunakan untuk menyajikan informasi spasial dalam bentuk visual. Salah satu jenis peta yang sangat berguna dalam berbagai bidang adalah peta tematik. Peta ini berbeda dengan peta topografi atau peta umum yang menampilkan elemen-elemen geografis standar seperti jalan, sungai, dan batas wilayah. Peta tematik lebih fokus pada penyajian informasi tertentu yang berkaitan dengan topik atau tema tertentu. Berikut ini saya akan membahas lebih lanjut mengenai peta tematik, jenis-jenisnya, serta fungsinya dalam berbagai bidang.
Definisi umum peta tematik
peta tematik merupakan suatu peta yang merepresentasikan data atau suatu tema, maksud, konsep tertentu, serta berhubungan dengan unsur atau detil topografi yang spesifik, yang sesuai dengan tema yang bersangkutan.
Peta tematik sangat berguna Ketika kita memerlukan sebuah informasi spasial yang terdistribusi atau untuk menganalisis suatu tren dan pola dari data yang kita miliki. Selain itu peta tematik juga sangat cocok digunakan menunjukkan korelasi dari suatu data di Lokasi yang berbeda.
JENIS-JENIS PETA TEMATIK
Ada beberapa jenis peta tematik, antara lain:
1. Peta Geologi
Peta menampilkan informasi mengenai struktur geologi suatu wilayah, seperti jenis batuan, lipatan, dan patahan. Peta ini berguna dalam bidang geologi dan eksplorasi sumber daya alam.
2. Peta Iklim
Peta iklim menampilkan distribusi elemen-elemen iklim seperti suhu, curah hujan, kelembaban, dan kecepatan angin. Peta ini membantu dalam memahami pola cuaca dan perubahan kim berbagai wilayah.
3. Peta Penggunaan Lahan
Peta ini menunjukkan bagaimana tanah atau lahan suatu wilayah digunakan, misalnya untuk pertanian, permukiman, hutan, atau industri. Peta ini sangat penting dalam perencanaan tata ruang pengelolaan sumber daya alam.
4. Peta Kepadatan Penduduk
Peta ini menampilkan distribusi jumlah penduduk dalam suatu wilayah. Kepadatan penduduk sering ditunjukkan dengan variasi warna atau simbol untuk memperlihatkan wilayah yang padat penduduk atau yang jarang.
5. Peta Sosial-Ekonom
Peta sosial-ekonomi menggambarkan data terkait indikator sosial dan ekonomi, seperti tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, atau angka pengangguran. Peta ini bermanfaat dalam perencanaan pembangunan sosial dan ekonomi.
6. Peta Sebaran Flora dan Fauna
Peta ini menggambarkan distribusi jenis tumbuhan dan hewan di suatu wilayah. Biasanya digunakan dalam kajian lingkungan dan ekologi untuk melacak persebaran spesies tertentu.
FUNGSI PETA TEMATIK
Peta tematik memiliki berbagai fungsi, antara lain:
1. Visualisasi Data
Ciri-ciri peta curah hujan
Salah satu fungsi utama dari peta tematik adalah membantu memvisualisasikan data yang kompleks menjadi informasi yang lebih mudah dipahami. Misalnya, sebaran curah hujan atau tingkat kepadatan penduduk dapat dilihat dengan jelas menggunakan warna atau simbol tertentu.
2. Mendukung Analisis Spasial
Peta tematik sering digunakan untuk menganalisis pola distribusi suatu fenomena. Hal ini sangat penting dalam berbagai bidang, seperti geografi, perencanaan wilayah, hingga pengelolaan sumber daya alam.
3. Perencanaan dan Pengambilan Keputusan
Peta tematik menyediakan data penting yang dapat mendukung proses perencanaan dan pengambilan keputusan. Misalnya, dalam perencanaan tata ruang, peta penggunaan lahan dan peta geologi bisa membantu menentukan wilayah yang cocok untuk pembangunanÂ
4. Meningkatkan Pemahaman tentang Hubungan Spasial
Dengan menggunakan peta tematik, orang dapat memahami bagaimana satu variabel mungkin berhubungan dengan variabel lain dalam konteks ruang. Misalnya, kita dapat melihat hubungan antara kepadatan penduduk dan penggunaan lahan, atau antara iklim dan distribusi flora/fauna.
Nahh yang saya salin ini merupakan peta tematik yaitu jenis peta iklim, peta yang me jelaskan curah hujan yang terjadi di daerah Aceh Darussalam
Adapun ciri-ciri atau karakteristik yang membedakan peta curah hujan dengan peta yang lain, adalah sebagai berikut
* Berisikan informasi mengenai curah hujan yang sama di beberapa wilayah
* Karakteristik utama yang dimiliki oleh peta curah hujan yakni ada pada isi di dalamnya. Peta curah hujan berisikan informasi-informasi mengenai curah hujan yang ada di suatu wilayah atau daerah, menandai tempat-tempat yang memiliki curah hujan yang sama. Dengan demikian, peta ini dapat digunakan untuk melihat wilayah mana saja yang memiliki Tingkat curah hujan yang sama.
 * Peta curah hujan tidak memiliki banyak warna seperti peta pada umumnya. Warna-warna di dalam pet aini sebagai pembeda untuk Tingkat curah hujan tertentu. Dan biasanya peta curah hujan ini dibatasi oleh garis antara warna satu dengan warna lainnya, hal ini dikarenakan setiap wilayah memiliki Tingkat curah hujan yang berbeda-beda
* Tidak memiliki banyak simbol didalamnya
* Peta curah hujan atau peta isohyet merupakan peta khusus yang tidak terlalu menggunakan banyak simbol. Hal ini karena informasi yang disampaikan hanya curah hajan saja. Symbol yang ada di peta isohyet antara lain symbol warna dan simbol arah (utara, timur, barat, dan Selatan).
 BAHAN BAHAN SERTA METODE DALAM PENYALINAN PETA TEMATIKÂ
 1. Persiapkan alat dan bahan
Media : siapkan kertas kalkir atau plastic transparasi.
Alat tulis : siapkan pensil, spidol permanen, atau pena tinta.
Peta asli : pastikan memiliki peta tematik yang ingin di salin. Â
2. Â penempatan media
Letakkan peta asli di bawah media yang telah dipilih (kertas kalkir atau plastic transparasi).
Pastikan peta asli dan media saling sejajar agar lebih mudah menyalin.
3. Â menggambar kontur
Gunakan pensil untuk menggambar garis kontur peta, seperti batas wilayah dan jalan.
Jika menggunakan plastic transparasi, bisa langsung menggunakan spidol permanen.
4. penambahan detailÂ
Setelah menambahkan kontur, tambahkan detail penting seperti symbol dan informasi lainnya sesuai dengan peta asli.
Pastikan semua detail telihat jelas dan rapi.
5. pewarnaan (opsional)
Jika ingin menambahkan warna, untuk kertas kalkir gunakan pensil warna agar hasilnya lebih halus.
Untuk plastic transparasi gunakan spidol permanen yang berbeda warna untuk membedakan warna yang ada di peta.
6. pemeriksaan akhirÂ
Setelah selesai, periksa Salinan untuk memastikan semua elemen sudah tergambar dengan baik dan akurat.
Pastikan tidak ada garis atau detai yang terlewat.
Ini merupakan hasil dari penyalinan peta tematikÂ
kesimpulan
Metode penyalinan ini merupakan cara yang sangat efektif untuk menduplikat peta tematik curah hujan dengan akurasi tinggi dan menjaga keaslian informasi yang ada pada peta, hasil penyalinan peta di media kertas kalkir dan plastik tranparasi juga memungkinkan untuk analisis lebih lanjut.
Selama proses penyalinan peta hal yang saya dapat pelajari adalah kesabaran dan ketelitian dalam menggambar, menulis, atau pun menyalin sebuah data pada peta. Hal itu merupakan kunci penting bagi seorang mahasiswa GeografiÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H